[DAY 18] ONE STEP CLOSER

7.1K 473 20
                                    

Happy reading in day #18

#Teja

Teja
1. cahaya (awan) yg merah kekuning-kuningan kelihatan di kaki langit sebelah barat (ketika matahari terbenam);
2. pelangi;-- kalung cahaya yg tampak di langit sesudah hujan;

Aksa menutup matanya sangat erat, padahal ia sudah tidak dipasangkan penutup mata lagi, namun ia memilih untuk tidak melihat orang yang ada di depannya yang tengah sibuk menciumi setiap inci lehernya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Aksa menutup matanya sangat erat, padahal ia sudah tidak dipasangkan penutup mata lagi, namun ia memilih untuk tidak melihat orang yang ada di depannya yang tengah sibuk menciumi setiap inci lehernya.

Tubuh Aksa yang sudah tidak mengenakan apapun, menggeliat akibat hisapan demi hisapan, bahkan uluman darinya yang membuat Aksa hampir kehilangan akal sehatnya.

Aksa berada di posisi yang sangat tidak senonoh. Ia berada di atas tempat tidur, namun kakinya diangkat dan diikat ke langit-langit ruangan menggunakan tali hingga dia dalam posisi mengangkang dengan bagian betisnya melayang di udara akibat ikatan tali itu.

Tangannya yang menyatu di atas kepala juga tidak mampu ia gerakkan karena itu juga terikat kuat di jeruji tempat tidur. Rasanya ingin mati saja dirinya, daripada dihadapkan kenyataan bahwa ia diculik sebagai pemuas nafsu.

"Ber ... berhenti ... mhhhh ..." Aksa semakin ingin berkata kasar setelah mengetahui siapa yang menculiknya.

Lelaki itu menghentikan acara menciumi leher jenjang nan putih milik Aksa, kini beralih menatap Aksa yang masih menutup mata dan tidak ada keinginan untuk membukanya.

"Buka matamu, Aksa."

"Tidak. Hiks ..." Aksa menangis tersedu.

Aksa sudah terbaring di dalam kungkungannya, namun Aksa sama sekali tidak ingin menatapnya, ada sedikit rasa kesal di dalam hatinya.

"AKSARA!" Tangan kanannya memukul kasur di bagian tepat di sebelah wajah Aksa yang berhasil membuat Aksa membuka matanya perlahan.

Ia terpaku, matanya menatap mata Aksa dan terpesona dengan keindahan mata itu yang berpendar jingga bagai teja di sore hari saat mata itu terpantul lampu berwarna jingga yang menghiasi ruangan itu.

Tangan besar itu mengelus lembut wajah Aksa dan menghapus air matanya yang lolos, baru kali ini melihat Aksa menangis karena perbuatannya.

"Kamu tidak perlu menangis." Ia mencoba menenangkan Aksa, namun Aksa kembali menutup matanya. Rasa malunya sungguh tidak bisa ia tutupi.

"Aksa ..."

"Hiks ... kenapa? Kenapa Anda melakukan ini, Pak Xavier?"

Aksa membuka matanya lagi dan melihat seseorang yang sudah ia anggap sebagai malaikat penyelamat hidupnya, namun kini yang ia lihat sekarang hanyalah sesosok iblis penuh nafsu.

Xavier tidak berkata apa-apa, ia malah mendekatkan wajahnya ke arah Aksa. Menjilati ujung mata Aksa hingga ke telinga yang terdapat bekas tetesan air mata.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt