16. 🥔🦋

29 3 0
                                    

" Ada apa dengan senyumku? "

" Ck, berhenti tersenyum seperti itu, atau aku akan menyukaimu. "

Kalimat itu membuatku stagnan ditempat, tidak bisa bereaksi apapun, atmosfir sekitar mendadak sunyi, hanya ada kesiur angin yang terus menerbangkan rambutku, dengan senyuman canggung aku mendorong wajahnya yang entah sejak kapan hanya berjarak  dua jengkal dengan wajahku, jika tidak disudahi aku bisa gila ditatap seperti itu.

" Mwoya!... Perkataanmu sangat menggelikan. " warna kemerahan menjalar di area sekitar telinga lelaki itu, meski tidak melihat wajahnya karena membelakangiku, tapi dapat di tebak jika dia sedang malu, mengapa Kim Haru jadi manis seperti ini?

" Mengapa kupingmu merah? Apa kau sedang malu sekarang? " dengan iseng aku menarik-narik tanganya.

" Ehem, sudah waktunya pulang, kau juga akan bekerja, jadi kita harus bergegas. " dengan langkah tergesa-gesa dia meninggalkanku.

" Haru-yaa! Tunggu aku! Jangan malu-malu begitu hahahaha. "

" Yaak! Tunggu! "

*****


Lagu Do Re Mi milik Seventeen mengalun memenuhi penjuru Bus, membangun atmosfer ceria semua orang, tidak sedikit yang ikut bernyanyi, bahkan barisan depan sangat ramai ketika Han Gi dan temanya mulai bernyanyi dengan mic disertai jogetan konyol.

Aku yang melihat itu ikut tersenyum dan tertawa, Ra Eun benar-benar menepati ucapanya, sedari aku datang ke sekolah dia sudah menggandeng tanganku, bahkan kami juga duduk bersama sekarang.

T

empat perkemahan terletak di Nami Island, pulau indah itu sudah lama menjadi wish list tempat yang sangat ingin kudatangi, jadi ketika mengetahui perkemahan ini akan dilaksanakan disana, aku sangat bersemangat.

Di tengah kebisingan para murid yang sedang asyik bernyanyi, ku lirik satu-satunya orang yang terhanyut dalam dunianya sendiri, Kim Haru...dengan mata terpejam dan headphone hitam yang terpasang melintang di atas kepalanya, membuat siapapun tidak bisa mengabaikan presensinya.

Mengenai perkataan lelaki itu kemarin, aku tidak terlalu memusingkanya, mungkin saja dia hanya bercanda, aku tidak mau perasaanku terlalu mengambil alih, karena akan sulit untukku ketika nanti semuanya tidak sesuai ekspektasi.

Setelah berjam-jam menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan, semua lelah dan pegal terbayarkan ketika melihat pemandangan yang begitu indah, memasuki musim gugur semua daun pohon berubah menjadi warna orange kekuningan, ditambah udara yang sejuk, menghilangkan penatku selama ini.

Setelah berjam-jam menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan, semua lelah dan pegal terbayarkan ketika melihat pemandangan yang begitu indah, memasuki musim gugur semua daun pohon berubah menjadi warna orange kekuningan, ditambah ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


" Waaah, yeppeota! " seruan Ra Eun ku angguki setuju, karena memang seindah itu.

Kami semua langsung diarahkan ke tanah lapang yang akan menjadi tempat didirikanya tenda, total ada enam kelas dengan 20 siswa perkelasnya, dan satu tenda diisi oleh empat orang.

AmbivalenceWhere stories live. Discover now