6.🥔🦋

39 3 0
                                    

" Gomawo...telah mengajakku ke tempat itu. " ujar Eunchae sesaat setelah perempuan itu turun dari motor milik Haru, kedua remaja itu berada di depan kedai milik Ibu Eunchae yang sudah tutup tapi masih ada Ibu Eunchae yang sedang beres-beres.

" Bukan apa-apa, harusnya aku yang berterimakasih karena kau sudah membantuku. " balas Kim Haru, setelah menghabiskan waktu cukup lama dengan lelaki itu, rasa benci Eunchae kepada lelaki itu berkurang sedikit, garis bawahi hanya sedikit.

" Oh iyah, sepeda ku! Apa kau bisa mengantarku ke sekolah? "

" Bisa saja, tapi sekarang sudah jam 9 malam, kita tidak akan diizinkan masuk. "

" Lalu bagaimana aku akan berangkat sekolah besok? " gerutu Eunchae, bisa-bisanya ia terlalu asyik bermain sampai lupa benda kesayangannya, setelah lelah bermain Haru mengajaknya untuk makan malam, gadis itu tentu tidak menolak karena ia sendiri sangat lapar, lagipula kapan lagi di traktir seorang Kim Haru pikirnya.

" Aku bisa menjemputmu. " ucap Haru.

" Eiiii jangan, aku tidak mau merepotkan, lagipula aku bisa naik bus. " balas Eunchae.

" Rumahku di blok ujung sana, jadi itu tidak akan merepotkan. " ucapan Haru membuat perempuan itu mengernyit bingung, dia tahu jika di ujung blok terdapat perumahan mewah yang lumayan baru, sekitar lima bulan lalu, tapi dia cukup mengenal penduduk disana, ingat perempuan itu bekerja sebagai pengantar susu, dan perumahan mewah itu termasuk ke dalam listnya.

" Jjinja? Tapi mengapa aku baru melihatmu sekarang? " tanya Eunchae.

" Aku baru pindah dua minggu lalu. " jawab Haru, perempuan itu lantas berohria, pantas saja selama seminggu full lelaki itu selalu berkunjung ke toko pamannya setiap pagi, ternyata memang rumahnya dekat sini.

" Kalau begitu aku pulang. " pamit Haru, lalu lelaki itu mulai memasang helm dan menstater motornya.

" Geurae...hati-hati. " balas Eunchae sambil melambai kecil, setelah itu Kim Haru langsung pergi dengan motor besarnya, Eunchae juga segera masuk ke kedai untuk membantu sang Ibu menutup kedai.

Malamnya Eunchae kesulitan untuk memejamkan mata, karena semakin ia pikirkan, Kim Haru...dia tidak seburuk itu, menghabiskan waktu bersamanya entah bagaimana menimbulkan rasa nyaman dalam hatinya, walaupun lelaki itu terkadang bisa sangat pendiam dan hanya merespon ia seadanya, bahkan terkadang lelaki itu hanya akan mendengarkan, tapi Eunchae bukannya sebal malah menyukainya.

Dia menyukai bagaimana lelaki itu selalu mendengarkannya, bahkan terkadang perbuatan kecil lelaki itu bisa membuat dirinya berdebar tidak jelas, karena semakin gadis itu pikirkan petemuan mereka terlalu tidak nyata, semuanya seolah diatur dengan sangat baik, apakah ini yang dinamakan takdir?

Setelah menghabiskan waktu makan malam bersama, ia menyadari Kim Haru menyimpan sejuta misteri dalam dirinya, jika difikirkan semua pertemuan mereka terkesan sangat ganjil, dimulai dari lelaki itu yang selalu tertidur di toko, kejadian di jembatan penyebrangan, sampai dirinya yang babak belur ketika Eunchae sedang sif malam.

Seolah semesta dengan sengaja menunjukan sisi lain dari Kim Haru, sisi lelaki itu yang mungkin sangat sangat di sembunyikan, sisi gelap yang membuatnya merasakan pahit kehidupan, sebuah misteri yang membuat ia sulit menutup matanya karena terlalu mengusik fikirannya.

" Kim Haru...sebenarnya ada apa denganmu? "

*****

AmbivalenceWhere stories live. Discover now