Tempat Gelap Bercinta?!

Start from the beginning
                                    

Meera sedikit terkejut saat tahu orang adalah cowok yang paling dia hindari. Rivanca terlihat begitu memakai baju olahraga khusus di badannya yang besar itu. Cowok itu hampir setiap hari latihan fisik keras hingga ototnya lebih terbentuk matang dari pada atlet biasa. Laki-laki itu juga kini mulai membuka jaketnya hingga menampilkan kaos singlet hitam yang melakat di bagian tubuh atasnya.

Rivanca pun lantas menyeretnya lmembawa Meera sebentar ke arah yang lebih gelap dan tak berpenghuni di sekitar sekolah mereka. Ia tahu hari sudah terlalu sore dan mungkin saja sebentar lagi tanpa terasa akan menjelang malam. Ini lah kesempatan bagus yang sedang terjadi bersama gadis itu. Pikirnya tak sabar.

Bahkan pencahayaan matahari pun hendak tenggelam lenyap Mungkin tak dapat menerangi lama temaramnya tempat yang mereka tuju itu dan terlalu dalam jauh dari koridor kelasnya. Rivanca menyeringai tajam. Ia akan mendapatkan keinginannya segera dari gadis manis itu.

Meera ingin melepaskan cengkraman kuat tangan cowok itu tapi ia tak berdaya untuk melawannya. Jadi Meera hanya bisa terusan mengikuti Rivanca sampai cowok itu berhasil menyudutkannya di suatu ruangan yang redup minim akan cahaya.

"Kita mau ngapain sih ke sini?" tanya Meera heran namun ia tetap menuruti Rivanca dalam keadaan setengah sadarnya dipaksa oleh cowok itu.

"Gue masih belum selesai main sama Lo waktu kemarin itu tahu?!" ucap cowok itu tersenyum miring untuk mengingatkan gadis itu sebelumnya yang pernah terjadi diantara pada mereka berdua.

"Tapi aku mau pulang! Antarin aku pulang dong ya pliss.... Aku mau istirahat,," pinta Meera tak begitu mempedulikan bahaya sinyal yang Rivanca lontarkan itu kini dia malah memelas manja padanya. Astaga! Rivanca tak mengira kalau gadis itu akan semakin terlihat begitu menggodanya.

"Iya pasti, tapi setelah kita selesai cukup bermain. Gue akan bawa Lo pulang dengan selamat kok,," jawab Rivanca sedikit melunak saat matanya melihat wajah gadis itu benar-benar terlihat membuatnya gemas.

"Janji ya? Aku masih gak kuat kayaknya gak enak badan,," kata Meera dengan polosnya. Sedangkan Rivanca sudah memasang seringai liarnya untuk melakukan sesuatu hal pada gadis itu.

"Sayang banget ya kayaknya Lo lagi sakit? Mau gue bantuin nih biar mendingan enak?" tawar Rivanca dengan senyuman tipis. Tentu saja ia jelas lebih tahu bahwa Meera dalam pengaruh nikotin asap yang membuat gadis itu akan patuh dan percaya begitu saja padanya tanpa curiga sedikitpun. Mungkin akan berlaku hanya untuk hari ini entahlah kalau besok, Meera bisa saja akan kembali normal dengan menolaknya mentah langsung dan berpikir dua kali berlari darinya.

"Emang bisa kamu sembuhin aku hmm pasti sulit kan? Haha.... Wajar kamu bukan dokternya,, " racau Meera menatap sayu mata lelaki itu sekilas.

"Lo salah! Kita coba dulu, gue bisa jadi dokter cinta kapanpun yang gue mau... Lo pasti akan nyesal karena ngeremehin gue tanpa tahu siapa gue yang bisa merubah seseorang menjadi seorang pasien gila,,"ucap Rivanca dengan senyuman tertahan dibalik bibir tipisnya. Lalu terkekeh samar akan gadis itu.

"Yaudah cepatan lakukan sekarang aku butuh obatnya!!" desak Meera memintanya.

"Tapi pertama-tama mulut Lo harus dicuci dulu sebelum akan meminum obatnya," kata Rivanca sebentar seolah mengintruksikannya. Meera hanya meangguk tak jelas meski dia terlihat lingung sejenak memahaminya. Rivanca jadi semakin gemes tak tahan menatapnya lebih lama.

"Cuci mulut dulu ya? Pakai apa sini dong kasih ke aku juga,," Meera mulai terlihat kesal tak sabaran menantikan apa yang ada dari cowok itu berikan untuknya.

"Karena Lo udah ciuman sama lidah buaya teman gue yang penuh virus itu... Jadi gue harus mencucinya ulang bibir Lo dari bekasannya dia! Gue gak sudi anjing! kalau gue nyentuh-- eh buat memeriksa Lo tapi bayangan mulutnya dia masih ada tersisa menempel. Mending Lo pakai lipstik tebal dari pada liur dia membasahi bibir kering Lo itu!! " desis Rivanca agak sengit membuat Meera sedikit mengernyitkan keningnya tak mengerti apa yang cowok itu katakan.

Bad The GengWhere stories live. Discover now