Cumbuan panas?!

Începe de la început
                                    

"Gak usah dipikirin deh! Malas gue dengarnya pokoknya gue gak mau tahu Meera harus bisa bawain rokok dari mereka." Rhea sedikit memijat kepalanya yang mulai terasa pusing ia butuh nikotin untuk menenangkan pikirannya.

"Dan gue gak peduli entah Meera bisa ngambilnya atau nggak kita lihat aja nanti apa yang akan terjadi pada gadis jalang sialan itu." lanjut Rhea sambil menyeringai.

****

"Permisi... A-aku boleh gak minta sesuatu dari kalian?" tanya Meera gugup dengan wajah memerah yang menunduk pelan dan tak berani untuk menatap wajah mereka masing-masing.

"Duduk aja dulu santai. Lo pasti abis lari kan mau kesini?" tanya Enggar perhatian saat sempat melihat Meera seperti menetralkan napasnya yang sedikit tersengal.

"Enggak juga kok." killah Meera dia tak ingin terlihat lebih mencari mereka. "Tadi sebenarnya aku sempat di kejar anak anjing makanya jadi lari gitu sih."

Meera mencoba sedikit tenang dihadapan para lelaki itu. Ia sebenarnya bingung mencari dimana letak tempat geng Bangs biasanya berkumpul ketika di luar kelas. Setelah berkeliling ke arena kantin Meera tetap tak menemukan cowok-cowok itu. Hingga akhirnya Meera berhasil setelah bertanya dengan anak murid lain mengenai keberadaan tempat favorit geng Bangs ternyata mereka dibelakang gedung sekolah.

"Ngapain kesini?" tanya Gaztra melihat kedatangan gadis itu ia mencoba tersenyum ramah meski Gaztra tengah asik merangkul seorang cewek seksi entah dari kelas mana Meera tak mengenalinya setelah melepaskan cumbuannya sebentar. Meera menelan ludahnya kasar.

Lalu Meera menatap ngeri ke arah sekelompok geng Bangs yang dipimpin oleh Rivanca. Cowok berwajah datar itu terlihat sedang gila berolahraga untuk meningkatkan lebih otot di tubuh kekarnya itu yang sedang tak memakai bajunya.

"Tumben Lo berhenti push up? Gue masih hitungin nih!!" ujar Kaden heran saat dihitungan terakhir Rivanca tak lagi mau melanjutkan saat tahu kedatangan Meera ke tempat markas mereka. Bisa dibilang gedung sekolah yang tak terpakai ini adalah markas pribadinya.

"A-anu aduh ma-maaf kalau jadi gangggu kalian...." Meera jadi sangat grogi saat melihat Sevan baru saja keluar dari ruangan kamar kecil sambil membenarkan resleting celananya yang sedikit terbuka untung Meera tak melihatnya langsung saat baru tiba. Tak lama kemudian muncul perempuan lain yang mengikutinya dari belakang sempat merapikan pakaiannya sendiri

"Lo duluan aja entar gue nyusul." kata Sevan pada cewek yang bersamanya tadi. Barulah Gaztra berhenti bermain dengan cewek yang juga menemaninya duduk di sofa.

Gawat! Kenapa sekarang mereka terlihat lebih menyeramkan ya dibanding ketemu hantunya?! Namun Meera sudah terlanjur jauh masuk ke dalam sarang para monster hingga berakhir ada disini.

"Aku harus cepat pergi. Sebelum semakin rumit terlalu lama disini." gumam Meera pelan mencoba menyembunyikan raut gelisah dan kebingungannya saat tatapan diantara mereka mulai terasa mengintimidasi.

"Aku boleh minta beberapa batang rokok dari kalian?" jujur gadis itu akhirnya.

"Hah?!" kaget Gaztra mencondongkan dirinya maju dari sandaran.

"Lo gak salah emang minta rokok dari kita?" sahut Kaden mengernyitkan dahinya.

Sedangkan Enggar menatap tak percaya dengan apa yang telah dia dengar dari permintaan gadis itu.

Adhery seketika menutup bukunya entah cowok itu selesai membaca atau ingin berhenti Meera tak begitu yakin melihat Adhery yang kini berdiri melihat ke arahnya.

"Lo serius mau minta rokok dari kita? Emangnya siapa yang udah nyuruh Lo untuk berani?" Adhery bersuara mungkin bagi Meera seperti terdengar sambaran petir yang menusuk telinganya. Cowok itu benar-benar berbeda dia ternyata lebih teliti untuk mengetahuinya. Yah walau Meera akan sudah menyadarinya kalau dia tak mungkin memberikannya begitu saja tanpa alasan yang kuat darinya.

Bad The GengUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum