[Tiga]

7.5K 601 26
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞

1 bulan sudah berlalu,  Mikaela kini sudah berusia 1 bulan 2 minggu.
Namun sayangnya yang hanya bisa di lakukan bayi tersebut adalah tidur, makan, tidur lagi, makan lagi, nangis, dan hal-hal lainnya yang hanya di mengerti oleh bayi.

Dan kini kedua insan ayah dan anak, sedang terlelap di atas tempat tidur nyaman.

"Ugh~" suara erangan kecil dari sang bayi.

Dengan perlahan, Mikaela membuka matanya dan mengumpulkan nyawanya yang masih berasa di alam  lain. Saat sudah terkumpul sempurna, Mikaela menengok ke sampai dimana sang ayah sedang tidur sambil memeluknya erat.

'Tumben ayah enggak nindih? Biasanya nindih gue, sampai-sampai gue mikir  ' mungkin gue enggak bakal mati karena di bunuh atau kecelakaan, tapi mati ketindihan bapak sendiri ''pikir sang bayi sambil mengangkat tangannya dan...

Plak

Mikaela menampar wajah sang ayah yang masih tertidur sendari tadi, dan ya hal tersebut berhasil membangunkan sang ayah.

Rafael mengerjabkan matanya dan menatap bayi di sebelahnya yang sudah membangunkanya, menurut Rafael Mikaela cocok jadi alaramnya untuk bangun pagi.

Karena biasanya Rafael tidak akan bangun walaupun di setel sebabnya 3 alaram sekaligus.

" pagi cil " sapa Rafael dengan suara serak khas bangun tidur.

' astaga  kuatkan iman hamba ya Tuhan ' batin sang bayi yang berusaha menguatkan imannya saat mendengar suara serak milik Rafael.

'Kalau lo bukan bapak gue, gue udah nikahi ni orang'  Mikaela menatap lamat Rafael tanpa berkedip dan itu mengundang tanda tanya bagi Rafael itu sendiri.

" kenapa lo? " bingung Rafael.

"Dy"

"Hah? Apa "

"Dy!"

Rafael dengan segera terduduk dan menatap sang anak yang menatapnya sedikit kaget karena pergerakan tiba-tiba.

Rafael mengangkat Mikaela  dengan memegang di sela ketiak sang bayi menggunakan kedua tangan.

( bayangin aja)

"Coba bilang sekali lagi?! "

Mikaela mendengus kesal, untung dia sudah kuat menopang kepala.
"Dy!!! "

Rafael mengembangkan senyuman indah di wajahnya, karena sang anak yang mengatakan kata pertamanya adalah daddy.

"Ehmm~ dy? Apaan? Yang jelas dong ngomongnya" kata Rafael yang membuat Mikaela kesal setengah mati karena sang ayah.

" dyyyyy" kesal Mikaela sambil berteriak.

"Ffff~apa hah? Yang bener kalu ngomong"

'An*ng, ni bokap gue  bikin kesel aja, pengen tak hekk deh lo' kesel Mikaela dalam batin, namun di luar dia menatap tajam sang ayah yang mana hal tersebut bukannya membuat takut ,  malahan terlihat imut.

"Apa sih? Bukannya seram malah kaya  buntel lo" kata Rafael yang membuat Mikaela menoleh ke samping kepalanya pertanda ngambek.

"Ngambek cil? "

"( ̄ヘ ̄)ᴴᴹᴹ"

Rafael gemes sendiri melihat Mikaela yang masuk dalam mode ngambek, pipinya yang memang bulat kini tambah bulat dan jangan lupa bibir manyung kedepan.

" jangan sok ngambek deh lo " kata Rafael sambil men gendong keluar kamar untuk sarapan.

Saat di lantai bawah, lebih tepatnya di ruang makan sudah tersedia banyak makanan.

Papa AntagonisUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum