Kedua planet yang paling dekat dengan Bintang Induk Goldinian tersebut memiliki atmosfer yang sangat tebal, melindungi mereka dari panas serta radiasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua planet yang paling dekat dengan Bintang Induk Goldinian tersebut memiliki atmosfer yang sangat tebal, melindungi mereka dari panas serta radiasi. Sementara, Planet Ruthenia, Planet Osmia, dan Planet Diamona, terletak sedikit jauh dari kedua planet di atas. Namun, masing-masing memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuatan kosmik kecil dari energi komet, asteroid, dan meteor yang banyak sekali melintas di jalur rotasi ketiganya.

Sementara itu, ada satu planet lagi yang berada di posisi paling belakang Tata Surya Goldinian, dan sangat jauh dari Planet Osmia, yakni ... Planet Silverian. Gelap, tandus, serta sudah tidak lagi berotasi pada porosnya sendiri, sehingga hanya sedikit bertahan di sana karena tidak lagi memiliki energi kosmik. Kondisi tersebut sudah terjadi selama empat puluh tahun.

Pada suatu siang dalam planet gelap itu, seorang pria immortal dengan wajah yang masih tampak muda di usia hampir enam puluh tahun, Flerix, berbaring di atas sebuah lapangan yang tanah di sana terasa kering, keras, dan retak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada suatu siang dalam planet gelap itu, seorang pria immortal dengan wajah yang masih tampak muda di usia hampir enam puluh tahun, Flerix, berbaring di atas sebuah lapangan yang tanah di sana terasa kering, keras, dan retak. Kulit pria muda tersebut berwarna putih, walaupun baju berwarna hitam, serta celana panjang coklat yang sudah dipakainya selama puluhan tahun, sudah tidak lagi cerah.

Kedua bola mata hitam pria muda tersebut menatap ke arah langit yang gelap. Angin kencang sesekali meniup rambut abu-abunya, dan karena kesal terhadap pemandangan yang sudah sering dilihat itu, ia lantas berujar, "Astaga, membosankan! Lapangan ini, dulunya subur! Rerumputan hijau telah berubah menjadi hitam dan layu, termasuk pepohonan tinggi yang tidak lagi tumbuh! Masa-masa yang indah, bukan?"

Mendadak, ia mengernyit, lalu kembali berucap sendiri, "Aku ... tidak mengerti, mengapa kami harus menanggung hukuman yang tidak adil ini? Yang lebih aneh adalah, para Silverian bodoh itu justru menerima kematian mereka satu per satu secara perlahan!"

Flerix lalu berdiri tegak sambil mengepalkan tangan kanan, kemudian menatap lurus dan berkata, "Jika tidak ada yang mau mengubahnya, maka aku yang akan memulainya! Aku akan mencari cara untuk membalaskan dendam kepada mereka semua yang sudah membuat Planet Silverian menjadi seperti ini!!"

Namun, ia kembali menghela nafas panjang setelah melihat sekelilingnya, dan meluruskan tangan. Wajah pria muda itu mendadak sendu.

"Mereka sangat kuat, dibandingkan aku yang tidak memiliki kekuatan kosmik, kekayaan, bahkan energi kosmik dan sumber daya untuk melawan para Palladina sialan itu! Ah! Sialan! Makanan terakhirku saja lima tahun lalu, hanyalah seikat rumput kering yang kukumpulkan dari lapangan tandus ini! Aku juga tidak bisa lagi mengisi ulang energi kosmik, sejak mereka menghancurkan bulan-bulan itu!" teriak Flerix sambil memegang kepala dengan kedua tangan.

Ia lalu terdiam sambil membayangkan lagi para Silverian yang dikenalnya saling bertengkar satu sama lain untuk memperebutkan sesuatu, kemudian menunduk sedikit dan bergumam, "Sebagian orang sudah pindah menuju planet lain, dengan menggunakan Interplanetary Train yang masih tersisa di sini. Kurang ajar memang, bangsawan pengkhianat itu! Tidak lagi ada teknologi untuk memasak, ataupun alat rekayasa genetik untuk bercocok tanam di sini, semua karena ulah dari para Palladina sialan tersebut!"

Tiba-tiba, seorang wanita berjalan mendekati Flerix, kemudian berdiri di belakang pria muda tersebut dan berbisik, "Bukankah tidak menyenangkan, ditindas puluhan tahun oleh immortal lain, bahkan dituduh sebagai pencuri energi kosmik, dirundung, dan tidak diterima oleh planet mana pun? Lihatlah planet ini. Tidak lagi ada dokter atau perawat yang akan mengambil sel dari sepasang suami istri, untuk menentukan jenis kelamin calon anak mereka, lalu memasukkannya ke dalam Wormbye, sehingga planet ini kekurangan penduduk."

Flerix langsung berbalik badan dan menatap wanita itu sambil mengernyit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flerix langsung berbalik badan dan menatap wanita itu sambil mengernyit. Rambut dan kedua bola mata hitam, serta pakaian juga celana panjang dengan warna sama, hingga ke ujung sepatu hak tinggi hitam yang dikenakan wanita tersebut, membuat pria muda tadi terkejut, hingga melotot tajam.

"Siapa dirimu, Nona? Mengapa kau bisa berada di sini? Bukankah, atmosfer planet ini sudah menjadi hitam pekat dan penuh dengan angin kencang, sehingga tidak ada yang mau berkunjung? Kau terlihat seperti seorang bangsawan dari planet lain, Nona. Sungguh berani sekali dirimu untuk datang ke sini," tanya Flerix dengan wajah yang penuh kecurigaan.

Wanita itu tersenyum sinis, kemudian berkata, "Hukuman yang sangat tidak adil, bukan? Mereka menghancurkan bulan-bulan milik planet ini dan mengatakan bahwa hanya Planet Palladina yang berhak atas energi cahaya dari Goldinian. Kau ingin membalaskan dendam kepada mereka. Namun, kau tidak lagi memiliki kekuatan kosmik. Sungguh, sayang sekali."

Masih dengan wajah yang dipenuhi keraguan, Flerix lantas bertanya, "Lalu, apakah kau adalah seorang Silverian yang tinggal di dalam planet lain, dan berkunjung ke sini hanya untuk mengatakan hal seperti itu kepadaku?"

Wanita tadi langsung tertawa sesaat, lalu merogoh saku celana bagian kiri, dan mengeluarkan sebuah pil berwarna hitam, kemudian memberikannya kepada Flerix.

"Apa itu?" tanya pria muda tersebut dengan wajah yang tampak penasaran.

"Ini adalah satu-satunya energi gelap murni. Tidak ada yang mau mengendalikan energi gelap karena kekuatannya yang besar, juga menguasai hampir tujuh puluh persen alam semesta. Tidak bisa juga dimusnahkan, kecuali ada energi kosmik lain yang sangat kuat. Sayangnya, hanya seorang Crossbreed yang mampu memiliki dan mengendalikan energi kosmik sebesar itu. Namun, kau tenang saja, tidak pernah ada Crossbreed yang pernah lahir di dalam galaksi ini, jadi, ambillah," ucap wanita tersebut sambil masih tersenyum sinis dan mendekatkan tangan kepada pria muda tadi.

Flerix menggelengkan kepala, lalu menatap wanita itu dengan wajah yang terlihat kesal.

***

Catatan:

*Tachyon: partikel yang memiliki kecepatan lebih cepat hingga 99% dari kecepatan cahaya.

*Skala Kardashev: sebuah skala yang menentukan peradaban makhluk hidup akan kemampuan mereka mengeksplorasi alam semesta.

The Xbreed's Curse: Silverian [✓ Sudah Terbit Cetak]Where stories live. Discover now