8

562 73 1
                                    




*



"heh jangan ngelamun terus, entar kerasukan"

Teguran dengan senyum candaan dari bos tempatnya bekerja segera menarik Naruto untuk sadar dan kembali kedunia nyata, bos pemilik café tempat Naruto bekerja yang adalah seorang lelaki dengan usia tak jauh beda dari Naruto sendiri, banyak orang memanggilnya dengan nama Lee bertubuh kurus tinggi dengan gaya berpakaiannya yang selalu ketat dari atasan hingga bawahan.

Rambut klimis lelaki yang sekarang sedang duduk dikursi sebelah kiri Naruto sesekali bergerak kekiri dan kekanan, dengan menjepit satu batang rokok yang sudah setengah habis diantara jari telunjuk dan jari tengahnya, menghisap nikotin itu dan menghembuskan asapnya dengan bebas keudara.

"Gimana keadaan ibuk lu?"

"udah mendingan bos, tapi emang masih harus dirawat dirumah sakit..."

"oww, tu di kulkas gua ada beli buah lu bawa entar pas pulang, lu kasih ibuk lu, sekalian sampein salam dari gua...."

"ngerepotin bos, nggak usah!"

"itu buat ibuk lu, bukan buat lu.... gua udah beli juga, entar sia-sia kalau lu nggak bawa..."

"makasih bos"

"em, terus lu masih kerja di jalan A? yang bangun ruko...."

"masih bos, kayaknya dua minggu lagi saya udahan kerja disana kan saya emang Cuma gantiin pekerja yang kebetulan pulang kampung, pekerja disana kan emang ada yang naungin saya mah Cuma pekerja lepas..."

"iya, sabar aja dulu.... cari-cari kerja terus kan lu juga sarjana, punya pengalaman kerja di prusahaan beberapa tahun juga...."

"iya bos, sabar kok.... saya juga udah masukin lamaran ke beberapa prusahaan dan pabrik mudahan ada yang manggil buat wawancara...."

"terus anak lu kabarnya gimana? ada uang buat dikasih ke anak lu kan? jangan sungkan buat minta tolong ke gua kalau ada apa-apa...."

"kabarnya baik, saya masih ada uang kok bos, iya bos..."

Asap rokok disekitar mereka memudar, kini sebatang rokok tadi hanya menyisakan penyaring kecil yang segera dijatuhkan keatas lantai oleh siempunya, menginjak sisa bara yang masih mengepul dari putung rokok tadi, Lee kemudian terlihat melirik jam tangannya berdiri dan keluar dari arah dapur Café miliknya.

"yaudah, gua kunci pintu depan dulu, lu buang sampah aja dulu, upah lu udah gua taruh diatas meja samping kompor, jangan lupa bawa buah yang gua suruh tadi sekalian lauk yang gua bungkusin buat lu, tadi gua bawa dari rumah ibuk masak kebanyakan, lu pulang aja duluan, gua mau diem disini bentaran...."

"iya bos...."

Naruto berdiri berdiam sebentar sambil melihat didepan sana Lee keluar dari arah dapur, bergegas Naruto mengambil satu kantong besar sampah didekat pintu samping, mengangkat kantong besar itu menyusuri trotoar menuju tempat pembuangan sampah berada,lumanyan menguras tenaga membuat Naruto sedikit merenggangkan otot bahunya, malam minggu seperti ini café memang akan menjadi lebih ramai dari biasanya, membuat jumlah pekerjaannya akan menjadi bertambah, bahkan tak jarang membuat café tutup lebih lama begitu juga dengan jumlah sampah yang akan lebih banyak dari biasanya, tapi tentu saja semua sepadan karena Naruto akan diberikan upah lebih oleh Lee.

Berjalan kembali untuk mengambil barang-barangnya,Naruto tak lupa membawa apa saja yang sudah disuruh Lee untuk dibawa tadi, mengambil buah apel dan anggur yang berada di kulkas, lalu tumis ayam kecap didalam toples ukuran sedang juga upah bekerjanya hari ini yang diletakkan lee didekat kompor.

menjadi debu || sasunaruWhere stories live. Discover now