"Belum."
"Maaf harus buat janji dulu."
Naya memutar badannya, sepertinya dia harus pulang namun sebelum naya melangkahkan kakinya dia melihat bagas. "Bagasss!" Teriak naya.
Bagas yang mendengar namanya menolehkan kepalanya, Ah ternyata istri boss nya.
"Ada apa nona naya?"
"Panggil naya aja, hmm apa aku boleh keruangan arga?"
"Tentu saja, anda kan istrinya." Ucap bagas "Apa anda tadi tidak diperbolehkan masuk?"
"Hooh, katanya aku disuruh buat janji temu dulu."
Bagas menatap resepsionis yang sedari tadi mendengarkan pembicaraannya. "Apakah kamu sudah mendengarnya? dia istri tuan arga, jadi bolehkan dia keluar masuk kantor ini."
"Baik pak."
"Terimakasih bagas." Ucap naya dengan senyuman manisnya. "Apakah kamu ingin keruangan arga juga?"
Bagas mengangguk "Kalau gitu barengan aja."
Bagas dan naya masuk kedalam lift yang berada paling atas.
"Apa kamu ada masalah dengan tuan arga?" Tanya bagas.
"Apakah dia cerita ke kamu?" Tanya naya balik.
"Dia tidak bercerita hanya saja daritadi pagi dia marah-marah ga jelas."
"Huh ya kita lagi ada masalah." Ucap naya.
"Apakah kamu tau kalau dia lagi emosi tingkat tinggi bisa saja membunuh orang?"
"Apa? tunggu dulu kalau yang informasi yang itu aku tau dia suka nyakitin seseorang kalau lagi emosi, tapi jangan bilang dia membunuh orang tadi pagi?!" Ucap naya dengan nafas tidak beraturnya.
"Tidak sampai membunuh, hanya masuk rumah sakit." Ucap bagas dengan tenang.
"Separah itu?" Naya menelan ludahnya, dia jadi bingung bertemu atau tidak.
Ting.
"Silahkan nona."
"Ah iya terimakasih, kalau gitu ayo masuk barengan." Ajak naya.
"Tidak nona, ruangan saya disebelah sana."
"Kamu tidak keruangannya?" Ucap naya dengan panik.
"Tidak nona, saya titip ini saja makanan tuan."
Bagas melangkah menuju ruangannya meninggalkan naya yang berdiri di depan pintu ruangan arga.
"Mati gue."
Naya mengetuk pintunya, namun tidak ada balasan. Mencoba mengetuk lagi.
"MASUK!!" Ucap orang didalam sana dengan suara bentakannya.
"Buset seram amat." Naya membuka pintu lalu dia melihat arga yang sudah menatapnya tajam.
Arga yang melihat naya yang datang sempat terkejut namun hanya sebentar aja. "Apa?"
"Makananmu." Naya menyerahkan ke arga.
"Bawa balik, aku pesan makanan sama bagas."
"Iya ini dari bagas." Cicit naya.
Arga menatap naya lalu menyuruh naya menaruhnya di meja.
"Jadi apa tujuanmu kesini?" Arga berdiri lalu memasukan kedua tangannya kedalam kantong celana mengeluarkan aura intimidasi.
"Aku aku–"
"Sudah mulai gagap? gabisa ngomong yang benar? mau diajarin ngomong?" Sinis arga.
Naya semakin takut melihat suaminya. "Sepertinya tidak ada yang mau aku omongin." Naya ingin keluar namun ternyata pintunya dikunci oleh arga.
YOU ARE READING
𝐋𝐈𝐌𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐄
RandomDia adalah Zenaya alyosha ayanti gadis berusia 20 tahun yang merasa tertekan karena bunda nya yang menyuruh dia untuk menikah. Cuman ada satu cara agar bunda nya tidak mendesaknya untuk menikah yaitu KERJA. "Oke gue harus cari kerja gimanapun dan ap...
✨ PART 24 ✨
Start from the beginning
