✨ PART 21 ✨

2.2K 101 7
                                        

"Emang kamu kuat?" Arga daraka pratama.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Naya membuka matanya lalu mengerjapkan matanya yang terkena silau matahari pagi yang menyela di gorden. Lalu dia merasakan ada tangan yang melingkari pinggangnya. Naya membalikan badannya dan tertampanglah muka arga yang tenang saat tidur. Naya menghela nafas "Ini mah gue bukan jadi babysitter cecil malah jadi babysitter bapaknya." Batin naya.

Naya mengambil hp nya yang berada disamping bantal dan mengeceknya, ada notif chat masuk dari nomor yang tidak dia kenal.

Selamat pagi sayang.

Naya yang membaca pesan itu merasa kebingungan.

"Siapa sih?" Gumam naya. Naya mengingat-ingat lagi, setaunya dia tidak ada memberikan nomornya ke seseorang.

"Siapa." Ucap arga dengan dingin yang ikut membaca pesan di hp naya, dia sebenarnya udah bangun daritadi, cuman pura-pura tidur saja saat naya menghadap kedirinya.

"Gatau." Ucap naya dengan cuek. Dia sempat kaget mendengar suara arga. Lalu naya mencoba untuk melepas pelukan arga. "Lepas ar."

Bukannya melepaskan, arga malah semakin mengeratkan pelukannya lalu memiringkan badan naya agar berhadapan dengan dirinya. "Kamu dekat sama cowo lain?!" Tanya arga dengan tatapan tajam.

"Terserah aku lah mau dekat sama siapa, itu bukan urusan kamu." Ucap naya dengan datar sambil menatap mata arga.

"Hahaha." Arga tertawa sinis. "Terserah kamu? Kamu cuman punya aku naya!" Setelah mengucapkan itu arga mencium bibir naya dengan rakus, tidak menghiraukan berontakan naya.

Arga memposisikan tubuhnya berada di atas naya, menghentikan ciumannya lalu dia bertanya ke naya. "Kamu punya siapa?!" Arga mengangkat kedua tangan naya. "Jawab!."

"Punya diri aku sendiri." Jawab naya yang mencoba untuk tenang padahal aslinya dirinya udah ketar ketir.

"Kamu.punya.aku." Arga membisikan kalimat itu ke telinga naya lalu menjilat telinga naya. "Ngerti kan sayang?" Suara arga berubah menjadi suara lembut.

"Gila." Ketus naya.

"Kamu benar sayang, sangking gila nya aku, aku pengen ngebunuh orang yang ngirimi kamu pesan sialan itu." Ucap arga yang masih dengan suara lembut, namun naya mendengarnya merinding.

"Lo berlebihan." Naya sudah muak dengan sikap arga yang semaunya.

"Aku ga peduli sayang, yang pasti aku gamau ada yang ngambil kamu dari aku. Kamu cuman punya aku." Arga kembali mengecup bibir naya. "Bibir kamu, mata kamu, senyum kamu, muka kamu, tubuh kamu. Cuman punya aku."

"Ya ya ya terserah kamu aja." Ucap naya dengan malas. "Sekarang lepas, aku mau ke kamar aku."

"Engga mau, aku masih mau manja-manja sama kamu." Tolak arga.

Arga meletakan kepalanya di dada naya, lalu dia mengambil tangan naya untuk mengelus kepalanya. "Elusin sayang."

"Jambak aja gimana?" Ucap naya dengan senyum yang terlihat dipaksakan.

Arga memperlihatkan muka yang seakan sedang berpikir. "Hmm tapi aku mau nya dielus bukan dijambak." Arga memanyunkan bibirnya.

"Dihh kenapa jadi gini coba hahaha mukanya biasa aja hahaha." Naya mengusap seluruh muka arga, dia tertawa melihat sikap arga yang seperti anak kecil. "Mukanya ga cocok sama kamu."

Arga yang melihat naya tertawa merasa senang, ini yang dia mau, di pagi hari diawali dengan morning kiss lalu bercanda ketawa bareng diatas ranjang sambil berpelukan. Sangat manis bukan?

𝐋𝐈𝐌𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐄Where stories live. Discover now