♥️♥️♥️

106 10 0
                                    

Butuh waktu yang tepat bright mengenalkan win dengan kakeknya.
Usia masih muda namun pikiran bright sudah berpikir untuk memastikan hubungan dalam ikatan yang serius.

Ia yang sangat tidak sabar memastikan win untuk ia miliki lebih seutuhnya.
Sedangkan win masih sibuk belajar pada mix untuk hubungan seperti ini .
Terkadang bright geleng-geleng kepala jika win sedang mendalami peran.

Saat ini bright sedang memperhatikan wajah serius kekasihnya memasang dasi untuknya.

"Wow, aku bisa .. hehehehe" girang win.

Setelah beberapa kali pasang ulang.
Bright mengecup ranum merah itu.
"Makasih yank"

Win terlihat malu dan hal ini sangat menggemaskan Dimata bright.

"Sayang ....pulangnya pukul berapa" tanya win.

Mendengar itu bright memeluk win, menghirup aroma tubuh kekasihnya kegiatan yang ia sukai.

"Kamu ikut aja sayang ya" pinta bright.

Win menggeleng.

"Kan acara keluarga sayang gak enak kalau win hadir "

"Justru sayang hadir aku malah lebih semangat untuk minta ijin sama kakek dan nenek"

"Minta ijin?"

"Nanti bakalan kamu tahu sayang kalau ikut"

Win terlihat masih menolak sebab ia belum siap.

*****************

Win terlihat gugup saat di hadapan keluarga bright.
Bright yang menyadarinya menggenggam tangan kekasihnya serta memberikan elusan.

"Aku mencintaimu" bisik bright.

Membuat win bingung.
Dia sedang gugup malah ditambah kata-kata yang membuatnya semakin deg-degan.

Namun keluarga bright tidak tertarik untuk membuat win banyak bicara, bukan karena tidak menyukainya namun bright memberikan kode jika kekasihnya sedang gugup.

Nenek yang jahil tidak mungkin bisa diam saja.
Sekali bertanya hancur sudah kejutan bright untuknya.

"Jadi kamu sudah menerima lamaran cucuku ?"

"Lamaran?"

Bright merasakan kekesalan terhadap neneknya.

"Nenek membocorkan kejutanku" kesal bright.

"Loh belum toh "

Win tersenyum,rasa sensasi kupu-kupu dipikirannya.
Sesekali ia melihat bright yang berdebat dengan neneknya.


💚💚💚💚💚💚

"Apartemen siapa ini ka?"
Tanya win saat mereka berada di ruangan yang bisa disebut kamar.

Bright terlihat sedang menyiapkan diri, namun win masih saja melihat ke sekeliling ruangan itu.

Saat win berada di balkon.
Kekasihnya menyusulnya lalu merapatkan tubuhnya sehingga ia dapat memeluk kekasihnya.

"Sayang,aku tidak sabar untuk pernikahan kita"

"Tapi itu sangat cepat sekali kak,
Satu Minggu lagi dan aku belum punya persiapan"

Bright menggenggam tangan halus kekasihnya lalu membawanya keranum bibir sexynya untuk dia kecup.

"Aku yang bertanggung jawab dengan semuanya dan kekasihku ini hanya menikmati hasil kerja keras suaminya nanti, lagi pula kakak dah pikirkan dari jauh hari sayang.
Satu bulan kita pacaran rasanya aku ingin cepat-cepat menikahimu"

"Kenapa kakak suka samaku sampai segitunya?"

Bright tersenyum.
"Kakak juga tidak bisa mendeskripsikan nya,
Yang jelas kakak sudah lama mengawasi mu.
Saat pertama kali kakak sangat penasaran denganmu, penasaran dengan mulut besarmu ini, dimana tiap hari selalu bising dengan teman-temanmu, suara mu membuat ku penasaran lalu aku jatuh cinta dengan tingkah mu.
Tapi kakak sangat kesal saat kamu menolak sedotanku, rasanya semakin bergairah untuk mendekati mu"

"Apa itu cinta?"

"Lalu kakak harus bilang apa , sampai rasanya kakak mau gila sayang,
Membayangkanmu dengan gadis lain
Jadi cara apapun ku susun rapi biar kita dekat."

Win tersenyum dan melihat bright yang mengecup tangannya dengan cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Aku ingin di cium " ucap win.

Bright tersenyum"dengan senang hati, tapi kakak minta lebih dari ciuman di rumah kita yang baru ini".

Dengan senang hati win menyerahkan diri untuk kekasihnya
Sebelum acara pernikahan mereka.

Mereka menikmati halus permainan mereka, bersama suara yang memuaskan hasrat mereka.







You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

with you in the futureWhere stories live. Discover now