8. DIMANA RUMAH UNTUK PULANG

6 1 0
                                    

1 Bulan semenjak kepergian sang ibunda, kedua saudara itu menjalani harinya dengan sangat lesu dan tidak semangat, bagaimana mau semangat? penyemangat nya saja sudah tidak ada. Mereka selalu terpuruk dalam kesedihan.

"Bang, udah bangun belum" pinta Bumi dari balik pintu kamar kakaknya.

"udah, kenapa?" Elang menyaut dengan nada bicara yang cukup rendah, dan terdengar seperti bisikan.

Ceklek ...

Tanpa sepengetahuan dari Elang, Bumi diam diam masuk ke dalam kamarnya, ia terkejut saat menemui Elang sedang menggantungkan seutas tali di kusen jendela kamarnya yang terletak di lantai 3 rumahnya.

Elang mencoba memasang tali ke lehernya, dengan sangat sigap Bumi menarik kemeja bagian belakang milik Elang.

"Bodoh! Payah lo Lang"

"songong lo manggil gue kayak gitu"

"tapi kalo lo kayak gini kelakuan lo lebih najis daripada babi, semua orang emang punya masalah nya tersendiri, tapi ngga semua masalah bisa diakhiri dengan apa yang mau lo perbuat tadi.". "Dewasa dikit Bang!!, lo nggak boleh terus menerus kayak gini, ini bukan Elang"

Elang tidak menanggapi semua omongan Bumi, ia hanya menatap keluar jendela yang masih sedikit gelap,

"Sadar Bang, sadar!, di pake otak lo!!" lirih Bumi sambil sedikit menampar pipi kakaknya.

"Gue capek, Bum! lo ngerti ngga sih!!. Gue capek"

"Gue capek harus jadi ini itu, apalagi harus ngebiayain kuliah gue, harus ngebiayain sekolah lo, harus jadi tulang punggung buat kita. Gue capek dengan semua ini, lo ngerti ngga sih Bum" dengan sangat kasar, Elang mendorong tubuh adiknya hingga terjatuh ke lantai.

"nanti lo hidup sendirian aja, Bum. Gue ngga sekuat yang lo liat, maaf kalo gue sering membebani dan selalu ngisengin lo" sambil membelakangi adiknya, Elang lagi lagi mencoba untuk melilitkan lehernya.

bayangan hitam gelap mendorong Elang ke belakang dan menimpa Bumi yang sedang menangis sesenggukan. Tanpa dikenali bayangan itu menghilang dan menuju langit yang masih gelap.

"Apa itu?" gumam Bumi sambil menatap kakaknya dengan cengo.

"gue juga ngga tau"

"Daripada lo kayak gini terus ya Bang, mending lo turun kebawah deh, gue udah nyiapin roti selai nanas kesukaan lo" Bumi menampilkan senyumnya yang manis.

Dejavu, setiap pagi pagi buta seperti ini, Melly selalu membangunkan kedua putranya dan menyiapkan sarapan kesukaan keduanya, selai nanas untuk Elang, dan selai coklat untuk Bumi.

"Gue mau roti selai nanas bikinan Bunda ,Bum"

"iya, Bunda juga kayaknya kangen bikinin kita roti, tapi ini takdir Bang. Lo harus tau itu" sahut Bumi dari belakang sambil menepuk pundak kakaknya.

•••

sudah 2 minggu ini SMA ERLANGGA tutup, dan hari ini resmi kembali dibuka, setelah masa berkabung atas kepergian murid paling populer di sekolah itu. Ya, Alan Samudra yang terbunuh oleh geng yang paling mengerikan.

bel sekolah berbunyi tepat saat Bumi memasuki ruang kelasnya. "Al..." ia menengok kesamping kirinya, melihat bangku yang diduduki Alan kini sudah kosong.

"Oiya" lanjutnya.

"Hai Bumiii" gadis kecil itu menoleh kebelakang untuk melihat wajah rupawan yang dimiliki Bumi.

"Iya, tumben lo sendirian aja, mana temen sebangku lo?" tanya Bumi sambil mengusap kepala Jeanna.

"Eum Dhea nggak bisa ikut pelajaran hari ini Bum, dia lagi sakit" jawabnya.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Dec 19, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

BUMI ANGKASA  Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon