7. ADA BANG RIO DISINI?

11 1 0
                                    

Rio keluar dari kamar Bumi, sepertinya ia juga sangat rindu oleh ibundanya, "Rumah ini makin bagus, keren" gumamnya.

membuka pintu kamar ibunya dengan sangat pelan, agar ibunya tidak kaget saat melihat pintu itu bergerak sendiri, Melly masih terlelap di atas ranjang tidurnya, wajahnya mungkin sudah tak secantik dulu saat Rio masih hidup, sekarang wajah mulus itu sudah keriput.

"enggak beda, Bunda tetep cantik di mata Rio"

melihat ibunya dari ujung kepala sampai kaki, terjadi sesuatu yang aneh disana, "kayak ngga ada napas nya?"

Rio kaget, mendengar detak jantung ibunya yang sudah tidak ada, mengecek pembuluh nadi dan lagi lagi tidak ada yang berdetak, "Jangan sekarang Bunda, gimana nanti kehidupan Elang sama Bumi, mereka masih butuh sosok Bunda, masih perlu Bunda" lirih Rio yang tak sengaja menjatuhkan air mata, Hantu bisa nangis ya?

Tanpa berselang lama, Elang pun masuk ke kamar ibunya, reaksinya sama seperti Rio, Elang terkejut saat mendapati ibunya belum bangun padahal matahari sudah terbit, "Bunda belum bangun? biasanya Bunda udah bangun duluan" gumamnya sambil menaruh sepotong roti di meja.

di pojok sana, Rio sedang menangis tersedu, seolah ia ingin teriak dan memberitahu adiknya, bahwa ibunya sudah tidak ada, tapi mau teriak dengan sekencang apapun tidak akan bisa membuahkan hasil.

"BUMI!" teriak Elang dengan kencang, setelah memeriksa beberapa denyutan nadi ibunya yang sudah tidak ada.

"haa? apaan?" sautan Bumi dari dalam kamarnya

"Keluar dulu bego, Bunda kenapa"

Panik, Bumi langsung bergegas meninggalkan kamarnya dan turun kebawah menuju kamar ibunya. "apa Bang, Bunda kenapa?" tanya Bumi kepada Elang, Bumi yang melihat Rio sedang menangis tersedu di pojok kamar, Bumi langsung memberikan isyarat kepada Rio.

"Kenapa?" gumam Bumi dalam batinnya

"Bunda, meninggal" celetuk Rio.

Shock, Bumi menyingkirkan Elang dari hadapannya dan langsung menghampiri Melly untuk mengumandangkan adzan, "B-bum?, Maksudnya?" lirih Elang sambil menatap Bumi dengan heran.

Ngga ada jawaban dari Bumi, dia hanya menangis sambil memeluk jasad ibunya, Elang pun langsung paham, ia juga ikut jatuh dalam tangisan. Tapi mau menangis sekeras apapun, mau menjerit sekencang apapun tidak akan bisa dapat membuat ibunya hidup kembali, semuanya hancur, berantakan. Sosok yang menjadi penerang untuk anak anaknya kini sekarang sudah hidup tenang diatas sana bersama sang pencipta.

"Bunda ada disini," lirih Rio

"Dimana?" jawab Bumi yang mengejutkan Elang.

"apanya yang dimana?" ujar Elang.

Rio mulai menampakkan wujudnya kepada Elang, Elang membulatkan matanya sempurna, mulutnya juga terbuka sedikit, "B-bang Rio?"

"Iya, Abang ada disini sebelum kamu masuk ke kamar Bunda" pinta Hantu itu

"Bang Rio dateng tadi malem, makanya lo bilang kamer gue aura nya agak lain, soalnya Bang Rio bertamu kesini" lanjut Bumi.

"Hah? s-setan?"

"Heh, kakak lo itu anjing" lirih Bumi sambil memukul punggung Elang.

"Emang setan Lang wkwkw"

°BUMI ANGKASA°

Rumah mewah itu sekarang ramai didatangi orang, banyak yang berduka atas kematian Melly. Banyak juga yang mengkhawatirkan kehidupan selanjutnya Elang dan Bumi tanpa bimbingan dari ibunya.

Terlalu menyakitkan untuk Bumi, ini seolah tidak nyata bagi Bumi, dadanya sakit, matanya pun samar. Tak lama ia rubuh menimpa jasad ibunya yang tengah terbaring diatas lantai yang sudah dikafankan.

BUMI ANGKASA  Where stories live. Discover now