4. SEMESTA BERPIHAK UNTUK BUMI

6 0 0
                                    

pagi ini kondisi Bumi masih terbaring lemas di Rumah sakit Cempaka, tentu ia tidak akan mungkin berangkat sekolah dengan kondisi seperti ini, ia membuka matanya pelan melihat sekelilingnya yang hanya ada petugas kebersihan yang pagi itu sedang bertugas.

Ceklek

Elang membuka pintu Ruangan itu sembari mendorong kursi roda yang dinaiki Melly, "Bum, katanya mau ketemu Bunda, nih Bunda mau ketemu lo juga"

"M-maafin Bunda, Bum, Lang," wanita paruh baya itu terlihat sangat susah untuk bicara.

"nggak papa Bun, ini kan yang Tuhan kasih buat keluarga kita, yang penting bunda masih sehat" gumam Elang yang menahan gumpalan kristal di kelopak matanya.

"Bumi, gue mau nganter Bunda pulang kerumah dulu ya, nanti gue kesini lagi kalo udah selesai ngurus bunda"

"iya Bang, santai aja"

Elang dengan kondisi badannya yang terlihat tak sehat itu keluar dari Ruangan yang ditempati Bumi dengan mengalirkan hujan deras dimatanya tanpa sepengetahuan Melly.

•••

kelas 10 ipa 3, hari ini penuh kabar duka, banyak guru yang ziarah ke makam Alan dan ada juga yang menjenguk Bumi di Rumah sakit. salah satunya adalah Jeanna.

Jeanna berlari kecil mencari ruangan di rumah sakit itu yang baru ia dapatkan dari kepala sekolah "duh mana ya ruang 203" gumamnya.

"gue harus minta maaf sama Bumi dan Alan, terutama sama Alan, gue serasa berhutang nyawa sama dia"

"ini ruangan yang ditempati Bumi ya?" gadis itu bergumam saat melihat ruangan 203 ada di hadapannya.

ceklek

pintu itu terbuka kembali, dan gadis mungil sekarang ada di hadapan sang empu, "Bumi, maafin aku"

Bumi yang sedari tadi hanya memejamkan mata, sekarang ia membuka matanya saat melihat gadis itu ada disampingnya, "Lo nggak sekolah, Na?"

"Maafin aku Bumi, maafin,"

"K-kamu tau makam Alan dimana?, Aku mau kesana"

"gue nggak tau, Na, gue nggak ngeliat Alan di kubur, bahkan gue juga nggak ikut sholatin jenazah Alan."

"Bum, Kaden kabur ke luar negeri, dia gamau tanggung jawab" gumam gadis itu sambil menangis tanpa suara.

"DEMI TUHAN, DIA AKAN MATI SAMA DENGAN KEMATIAN ALAN" Bumi menjerit keras dan membuat gadis mungil itu semakin deras mengeluarkan hujan.

Jeanna tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis di ruangan Bumi, ia merasa sangat bersalah, terutama kepada Alan, ternyata kemarin adalah pertemuan terakhirnya dengan mendiang Alan Samudra

"Bum, aku keluar nyari makanan ya"

•••

"Bumii aku dapet bubur, kamu makan ya, sini aku suapin" - gumam Jeanna sambil membuka bungkus bubur sop ayam kesukaan Bumi.

sang empu tersenyum tipis melihat Jeanna sangat perhatian dengannya,  "Makasih, Na"

"sama sama Bumi, kamu kan baik banget sama aku, jadi aku harus lebih baik juga ke kamu",  "ayo buka mulutnya"

pagi ini sarapan Bumi sangat lahap, bubur yang tadi baru saja Jeanna beli sudah habis dimakan Bumi dengan sangat cepat, "Enak, Na, ini kesukaan gue, kok lo tau?"

"oh iya kah?, hehe aku cuma asal beli aja, aku pikir kamu gaakan suka sama buburnya"

"buburnya enak, apalagi sambil disuapin lo, makin cepet sembuh gue"

BUMI ANGKASA  Where stories live. Discover now