1. HARI PERTAMA

11 1 0
                                    

Jam weker dikamar seorang laki laki itu menunjukkan pukul 05.03 pagi, yang artinya sudah saatnya penghuni kamar menjalankan aktivitas baru nya yaitu sekolah.

Di atas ranjang putih yang terbalut kain sprei berwarna biru langit yang cerah membuat anak perjaka itu malas bangun pagi pagi seperti ini.

"Bangun Bumi, kerjaan lo molor aja" ucap seseorang bernama Elang "Ayo, Sekolah buruan, jangan jadi beban lo"

Bumi membuka matanya pelan, ia berusaha terjaga dari tidurnya walaupun matanya masih menahan kantuk yang luar biasa, sang semesta menatap keluar jendela dan duduk diatasnya, seraya melihat mentari yang mulai terbit,

"pagi ini indah banget, apa nanti disekolah akan ada yang lebih indah?" gumam Bumi sambil menatap sunrise yang menakjubkan itu

Hari ini Bogor terasa begitu hangat, sinar mentari yang masuk lewat fentilasi dirumahnya semakin menambah kehangatan keluarga.

"Bum, bunda nggak bisa anter kamu ke sekolah. Kamu sama Abang dulu, ya?" pinta sang ibunda sembari menyiapkan hidangan untuk kedua putranya.

"Bumi bisa sendiri, Bun"

"Yakin Bum?. Bukannya kemarin kamu belum lulus buat SIM ya? nanti ditilang bagaimana?" -bunda terkekeh seraya menggoda putra bungsunya itu

"ihh bunda, Bumi udah gede. Bumi bisa sendiri" - Bumi memasang mimik wajah cemberut yang membuat sang Ibunda terkikik kegelian

•••

"Bener apa kata gue, ni sekolah gede banget woi. Untung gue pinter jadi masuk sekolah favorit deh" - Bumi terkekeh di depan gerbang sekolahnya, SMA ERLANGGA

saat sang Semesta sedang asyik melihat sekolah barunya, tiba tiba dada bidangnya di tabrak oleh gadis yang sedang kerepotan membawa banyak buku cetak.

"Ah sorry, gue ngga liat. sorry sorry" pinta Bumi sambil membantu gadis itu berdiri

"nggak papa kak. Aku tadi nggak liat jalan, aku yang minta maaf" ujar gadis itu sembari membersihkan lutut nya yang kotor.

"nama lo siapa? gue Bumi" pinta Bumi sambil menyulurkan tangannya untuk bersalaman dengan gadis menggemaskan di depannya

"A-aku Jeanna, Kak." gadis itu sedikit mendongak untuk melihat wajah lawan bicaranya yang tingginya jelas jauh berbeda dengannya.

"Lucu banget lo, gemesinnn" Bumi senyum miring seraya mencubit pipi gadis itu yang cubby

BUGHH!

BUGHH!

sasaran bola basket dari seorang ketua basket yang famous tepat terkena muka sang semesta

"arghhhh, apani bangsatt!!" rintih Bumi menahan sakit dibibir bagian bawahnya yang mengeluarkan darah segar.

"Kaden, kamu gilaa yaaa!!" gadis itu memarahi seraya mendorong tubuh kekasihnya hingga terjatuh ke tanah

"Lo yang gila, Na. Siapa dia? pacar baru lo?"

"Enggak Kaden. ini Bumi orang yang nolongin aku yang tadi jatuh karena bawa banyak buku"

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Kaden pergi meninggalkan tempat itu diikuti oleh anak buahnya.

"pacar lo gila ya, Na?" ujar Bumi dengan mengusap kasar bibir bawahnya yang tak berhenti mengeluarkan darah.

"nggak tau, Kaden emang gitu Kabum. maaf ya" gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal

"gausah panggil gue Kak kita sama sama kelas 10"

BUMI ANGKASA  Where stories live. Discover now