07: A Beautiful Target

Start from the beginning
                                    

"Baiklah, tangkai mawar terakhir kita untuk malam ini akan diberikan kepada ... " Abraham sengaja memberi jeda di tengah ucapannya untuk menyisirkan pandangan ke semua sudut gedung, lalu melanjutkan, "penonton dengan usia termuda yang datang menonton show kita kali ini."

Sedikit informasi, ketika melakukan pembelian tiket, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kalian memutuskan untuk bergabung ke area Oddinary, salah satunya ialah batas minimal dan maksimal usia audiens yang diperbolehkan masuk untuk menyaksikan pertunjukan. Hal itu tercantum jelas, bahwa seseorang dengan usia kurang dari sebelas tahun dan lebih dari empat puluh tahun tidak termasuk ke dalam orang-orang beruntung yang berlomba-lomba mengangkat tangannya demi mendapat tangkai hadiah terakhir dari tangan Abraham malam ini.

Seorang anak perempuan dengan rambut tergerai yang dihiasi bandana merah muda mengacungkan jari telunjuk dengan bantuan gendongan dari orang dewasa di sebelahnya mencolek perhatian Abraham, laki-laki itu berjalan mendekat ke arahnya dan bertanya dengan senyuman, "Hi, Cutie! Saya lihat kamu excited sekali mengangkat tangan, boleh kita tahu siapa nama dan usiamu sekarang?"

Senyum cerah bak kembang gula mengembang di wajah gembil si anak perempuan berbandana, "Hi! My name is Kierra, and I've just passed my eleven birthday last week!" jawabnya dengan semangat membuncah, binar di matanya menyala-nyala melawan penerangan yang 'tak seberapa dalam ruangan.

"Amazing, you're so young! But wait a second, is there anybody younger than this girl in here tonight?"

Seisi gedung sepertinya sedang dibuat takjub oleh kenyataan bahwa kepopuleran Oddinary sudah tidak perlu diragukan lagi, buktinya bahkan anak semuda Kierra saja dapat berada di tengah-tengah mereka sekarang. Suasana yang 'tak seramai seperti awal-awal itu membuat Abraham tidak kesulitan untuk dapat menangkap suara kecil yang menyahut dari sudut yang berlawanan.

"Hi Captain, I've just got my eleven today!"

Dengan tampang terkejut, Abraham berbalik badan dan berjalan menuju suara lain itu sembari berucap, "Wow, did I just heard someone said today is their birthday?"

"Yes!" Seorang anak perempuan lain dengan rambut dikuncir kuda itu menyahut 'tak kalah antusias, tentu ia merasa lebih berhak untuk memiliki mawar hitam tersebut karena usianya yang seminggu lebih muda dari si anak pertama.

"My gosh, sadly to say but this rose isn't yours tonight, Kierra," ujar Abraham dengan nada penuh penyesalan, diikuti dengan beberapa desah kecewa yang terlempar dari mulut beberapa orang. Sebelum di detik berikutnya, laki-laki itu kembali mengangkat suasana dengan berkata, "or maybe you can have it in another oppurtunity, who knows? Kita masih bisa bertemu di lain kesempatan, right?"

Orang-orang yang saat ini memenuhi gedung teater dengan secuil rasa penasaran tertanam dalam hati, atau karena menerima ajakan dari sosok terdekat, atau bahkan yang mungkin datang dengan menaruh segudang ekspektasi tinggi akan konsep penampilan menakjubkan lainnya tentu tidak ada yang berharap bahwa pertemuan mereka sekarang adalah kali terakhir mereka dapat menyaksikan pertunjukan spektakuler Oddinary. Termasuk kedua anak kecil yang beberapa menit lalu baru saja diberikan euforia berlebih melalui tawaran hadiah dari tangan Abraham.

"Alright, karena semua hadiah yang saya punya malam ini sudah menemukan pemilik barunya masing-masing, that's means sudah saatnya kita memberi hadiah utama untuk semua orang yang datang malam ini, 'kan?"

"Should we start the show right now?"

Begitu dirasa semua orang semakin terlena oleh suasana, Abraham segera memberikan sinyal berupa anggukan kepala dan seringai kecil kepada Julian yang dari tadi memantau pergerakannya dari bagian kiri atas gedung yang memang sengaja dibuat ruang kecil untuk sang hacker bersembunyi di sana. Semua hadiah telah dibagikan, maka sekarang waktunya enam dari mereka yang mengambil alih suasana di atas panggung.

"Aulion, stand by. Ini Bram udah speech terakhir dia."

"Siaaap!"

"Okay, Ladies and Gentleman. Sedih sekali karena kita harus berpisah di sini because it's time to begin our spectacular carnival night today! Make sure to relax your body, obey the rules and enjoy the show. Until i see you again, I'm still your captain! Bye-bye!"

Penerangan ruangan ditarik secara perlahan bersama dengan sosok Abraham yang diturunkan kembali ke bawah panggung sembari menebar lambaian terakhirnya ke arah penonton. Dalam sekejap layar utama yang dari tadi menampilkan hologram pentagram merah darah juga berubah menjadi sebuah video yang menjelasakan biografi singkat performer pertama mereka malam ini, Aulion, atau dunia lebih mengenalnya dengan nama The Lover.

"Selamat malam, Fellas!"

Pembawaan karakter Aulion yang cukup kontras berbeda dengan Abraham tentu dapat mencairkan suasana dalam sekejap. Kata 'The Lover' disematkan sebagai identitas dirinya 'tak lain dan 'tak bukan adalah karena peran yang ia ambil dalam Oddinary ialah sebagai pemain sirkus yang beradu aksi bersama hewan-hewan lucu seperti kucing, anjing, hingga yang sedikit lebih ekstrem seperti ular dan harimau. Namun di balik itu semua, Aulion memang amat penyayang dengan semua jenis hewan, hal itu terbukti dengan adanya pintu kecil yang terhubung langsung dari ruang kostum yang khusus ia minta dalam rangka memperhatikan kenyamanan anjing yang bermain dengannya malam ini.

Hal itu jugalah yang menjadikan Aulion lebih sering mendapat urutan tampil di bagian-bagian awal dalam keseluruhan rangkaian penampilan Oddinary, tentu alasannya untuk menarik perhatian audiens dengan hal-hal menyegarkan namun masih dalam kategori 'normal'. Karena setelah Aulion selesai menutup penampilannya dengan Berry dan beberapa ekor kelinci mungil nan menggemaskan itu, perlahan tapi pasti penampilan terus berlanjut ke tahap yang lebih menantang. Seperti Arka yang menampilkan permainan apiknya dengan menggunakan bara api dan beberapa properti tajam, lalu ada Abraham yang memamerkan kekuatan ototnya dengan menarik sebuah kendaraan besar yang diletakkan di halaman belakang gedung, kemudian dilanjut dengan melatih fokus para penonton melalui permainan kartu Erlang serta hewan-hewan kecil yang terbang melalui topi Yashwa yang tiba-tiba saja dapat berubah menjadi setangkai bunga, lalu ditutup dengan penampilan hipnotis santai Darren yang berhasil menyerap seluruh atensi audiens dengan keindahan warna bola matanya yang berbeda sebelah.

Tiga ribu dua ratus lima puluh orang yang menghadiri pertunjukan Oddinary malam itu, tentu tidak ada seorangpun dari mereka yang mengharapkan momen menyenangkan itu adalah euforia terakhir yang bisa mereka dapatkan dari serangkaian penampilan sirkus bercampur sulap yang disajikan apik oleh ketujuh laki-laki bertopeng silver tersebut. Tidak terkecuali dengan para penonton yang terpilih, yang mempersilakan hadiah malam itu masuk ke kediaman mereka, sebagai ucapan selamat tinggal kepada orang-orang terdekat.

Ah, jiwa-jiwa lugu yang mudah sekali terpikat akan sebuah euforia fana, sangat cocok dipersembahkan kepada sosok yang abadi, bukan?

♤ ♤ ♤

♤ ♤ ♤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[a/n]

Hai, met malam minggu!
Gimana menurut kalian sama bab ini?
Udah kebayang, belum, gimana kerennya show para pesulap kita ini?
Mau, nggak, kira-kira kalian dateng ke show mereka? 👀

With Love,
kéa.

[Sabtu, 27 Mei '23]

ODDINARY: The Day After Tomorrow [Stray Kids]Where stories live. Discover now