Pulau Padar

220 21 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Pulau Padar menjadi salah satu objek wisata paling populer di Labuan Bajo. Pemandangan laut yang sangat indah di atas puncaknya. Jalur treking yang memacu adrenalin hingga pemandangan langit yang memukau.

Hal itu menjadi salah satu alasan Shakila memilih Pulau Padar untuk menjadi penghilang stres miliknya. Pagi ini masih cukup gelap, tetapi rombongan mereka sudah bersiap untuk melihat matahari terbit dari Pulau Padar.

Seorang pemandu berada tepat di depan mereka. Sedang menjelaskan beberapa aturan dan arahan untuk melakukan treking di pulau padar.

Sadam memimpin jalan bersama pemandu itu. Sedangkan kak Sabil menjadi penjaga mereka di barisan paling belakang. Shakila sendiri berjalan setelah barisan Sadam, Biana, Dante dan Sharon. Dia berjalan bersama dengan Mitha.

Pacarnya, Shakila ingin tersenyum bahagia saat mengatakan itu. Pacarnya ada di belakang dirinya. Naren berjalan bersama dengan Erlan.

Menaiki sekitar 300 tangga cukup menguras energi. Apalagi dengan tanah basah akibat hujan lebat yang turun tadi malam. Tetapi Shakila tidak masalah. Dia cukup bahagia untuk menghadapi semua itu.

"Gue liatin muka Lo cerah banget pagi ini. Bahkan langit gelap kalah sama cerahnya muka Lo".
Sindir Mitha yang merasa aneh melihat Shakila tersenyum lebar pagi ini.

"Emm ngga boleh gitu kalo gue senyum?"
Tanya Shakila tanpa sakit hati mendengar penuturan dari Mitha.

"Bukan. Aneh aja liat Lo bahagia banget sedangkan kemarin sebelum berangkat ke sini muka Lo itu kucel nanggung beban hidup".
Jelas Mitha membuat Shakila tertawa mendengarnya. Bahkan Naren yang di belakang mereka dapat mendengar tawa dari pacarnya itu.

"Ngga. Gue cuma menikmati liburan aja".
Ucap Shakila sambil melirik Naren dari ekor matanya. Keduanya memutuskan untuk merahasiakan status mereka sampai waktu yang ditentukan.

"Okee gue percaya. Nikmatin kebahagiaan Lo. Jangan sia-siakan liburan ini".
Mitha menghirup udara pagi yang terasa segar.

Perjalanan mereka untuk sampai ke puncak tidak terasa lama. Obrolan yang terjalin dan pemandangan yang tersaji membuat rasa lelah mereka terbayarkan. Hingga akhirnya mereka tiba di puncak Pulau Padar.

"Finally. Kaki gue keram rasanya".
Erlan menjatuhkan diri pada rerumputan yang ada di sana. Mengurut kakinya yang terasa pegal.

"Lebay Lo. Otot aja gede, jalan dikit udah loyo".
Ejek Dante melepaskan ransel miliknya yang berisi beberapa keperluan penting.

Naren juga melepaskan ransel miliknya. Dia segera membantu Shakila yang terlihat masih lelah.

"Mau minum?"
Naren menawarkan sebotol air putih yang sudah dia siapkan.

Dengan senyuman, Shakila mengambil botol itu dari tangan Naren. Terlihat perempuan itu meneguk air dengan cepat. Haus karena telah melewati jalur yang cukup panjang.

Falling Into You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang