🧸 angkringan bahagia

314 65 14
                                    

Eji
Gue sama Juno otw ke rumah lo

Bian melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja makan, layarnya menyala bersamaan dengan notifikasi pesan masuk yang muncul.

"Dagingnya mau nambah, Bi?" Tawar sang Mama yang duduk di hadapannya.

Bian menggelengkan kepala singkat. "Enggak."

Untuk beberapa saat hanya hening yang merayap dalam ruang makan, fokus hanya mereka berikan pada makanan yang tersaji. Menikmati makanan dengan khidmat.

"Gimana sekolahnya sejauh ini? Lancar?" Wanita itu kembali membuka suara.

"Lancar." Jawab Bian singkat disertai anggukan.

Ratna—sang Mama turut mengangguk paham. "Udah mulai ulangan harian?"

Yang ditanya diam sejenak untuk menyelesaikan kunyahan daging di dalam mulutnya. "Udah, besok ulangan harian biologi."

"Oh, ya? Bab berapa? Jangan sampe lupa dipelajari."

Kali ini Bian hanya menunduk menatap makanannya, tak berminat menyahut lagi. Tak lama ponselnya kembali berdenting, tapi kali ini lebih dari satu kali.

Eji
Kita udah mau sampe woy
Lo ga tidur kan
Awas aja ga dibukain
Woyy
Febi

Bian berdecak tepat setelah membaca pesan terakhir, ia meraih ponselnya untuk membalas.

Bian
Bacot ejing
Ada nyokap gue, puter balik aja lo pada

Eji
Ckck
Bukannya bilang dari tadi
Babiqq
Kita udah di depan

"Kenapa, Bi?" Tanya Ratna penasaran, sebab putera tunggalnya tiba-tiba tampak serius menatap layar ponselnya. Bahkan sop iga sapi yang tadinya Bian nikmati sudah terabaikan.

"Nggak papa."

Bertepatan dengan jawaban Bian, bel rumah berbunyi. Mata Bian refleks melebar.

Tidak salah lagi, dugaan Bian pasti benar.

Bian
Ngapain mencet bel tolil
Minggat ga lo pada??

"Siapa sih yang bertamu jam segini?" Gumam Ratna yang masih bisa didengar oleh Bian, wanita itu sempat menilik jarum jam di dinding sebelum mendorong kursinya mundur dan beranjak dari tempatnya.

***

"Astaga, Xav!!" Eji hampir memekik. "Kenapa lo pencet belnya?!"

Xavier yang baru kali pertama bertamu ke rumah Bian, tentu mengerutkan dahi karena bingung. "Maksudnya? Bukannya bel rumah emang buat dipencet kalo kita bertamu?"

"Matilah kita." Sahut Juno dramatis. "Di dalem ada nyokapnya."

Xavier tetap tak mengerti. "Emangnya kenapa? Bukannya bagus kalo ada nyokapnya? Kita bisa pamit langsung sekalian."

"Masalahnya nyokap Bian nggak kayak nyokap ki—" ucapan Eji tertahan saat mendengar suara gemerincing anak kunci di balik pintu.

"Anjir! Ngumpet!" Titah Eji yang siap putar balik tanpa pikir panjang, begitu pula dengan Juno.

Klek.

𝐀𝐌𝐈𝐆𝐎 | 00l TREASUREOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz