Langkah Pertama

8 2 0
                                    

Jakarta.

"Jadi sekian untuk materi kita hari ini, saya harap tugas yang diberikan dapat dikumpulkan tepat waktu. Terima kasih"  kalimat ini juga menjadi akhir dari kelas yang harus diikuti Tammy pada hari tersebut.

"Tammy! Bentar tam jangan balik duluu, nongkrong dulu lah kita" Teriak Bagas dari belakang kelas.
"Woi Gas, boleh, tapi lu duluan aja dah gue mau ke ruangannya Pak Bonar dulu bentar." Jawab Tammy sambil membawa kertas-kertas hasil kuis yang baru saja  dilakukan.

Tok tok.
"Ya masuk!"
"Permisi pak, saya mau menyerahkan kuis dari kelas tadi pak" ucap Tammy.
"Oh kamu Tam , taro di ujung meja saya aja ya Tam. Sama ada yang mau saya obrolin sama kamu sebentar" ucap Pak Bonar kepada Tammy sambil meminta Tammy untuk duduk dihadapannya.

"Ada apa ya pak?" Tanya Tammy dengan heran, penasaran dengan apa yang ingin di bicarakan dengan Pak Bonar.
"Begini Tam , saya dengar dari istri saya kamu menolak untuk jadi guru les anak saya untuk tahun ajaran baru ini ya? Ada apa ya Tam?" Tanya Pak Bonar tanpa basa-basi.
Dengan kaget dan penuh keraguan Tammy pun menjawab "eee.. anu pak... saya sebenernya agak ragu untuk menceritakan alasan saya sebenernya pak. Karena ini juga belum pasti sih pak, tapi begini pak, saya punya rencana untuk ikut ujian masuk universitas lagi pak. Makanya saya mau fokus untuk persiapan ujian ini dulu untuk beberapa minggu ini."

"Wah kamu mau ngulang lagi Tam? Kamu yakin? Ini kan sudah tahun kedua kamu di universitas ini? Kalau kamu ngulang, berarti kamu harus ngulang dari awal." Jawab Pak Bonar.
"Saya yakin ingin mencoba untuk tahun ini Pak." Jawab Tammy dengan yakin.
Melihat ekspresi Tammy yang dengan yakin menjawab pertanyaannya Pak Bonar pun bertanya "kalau boleh saya tahu, alasan terbesar kamu apa Tam?"

"Alasan utama saya sebenernya karena saya tidak nyaman dengan profesi yang harus saya pilih ketika saya lulus dari universitas ini pak. Saya ingin mencoba mengikuti ambisi saya untuk masuk ke Jurusan dan universitas yang saya sukai." Ujar Tammy tanpa keraguan.
"Tujuan mu ke universitas apa emang Tam?" Tanya Pak Bonar lagi.
"Universitas Teknik di Kota Bandung Pak. Saya ingin mendalami tentang ilmu Fisika disana."

"Wah, itu memang universitas terbaik di bidang Teknik Tam. Kalau memang kamu sudah yakin ingin mencoba, saya juga senang! Kebetulan, Adik saya seorang pendeta, baru saja pindah dari Bandung ke Jakarta dan dia punya banyak kenalan disana. Nanti saya kenalkan ke kamu ya,manatau kalau memang kamu sudah pindah ke Bandung dia bisa kenalin kamu ke orang-orang disana." Cerita Pak Bonar dengan tertawa.
Tammy pun tertegun, rasanya ingin menolak tapi tidak enak karena Pak Bonar sangat bersemangat. Dalam hatinya dia berpikir, ini kan masih baru rencana, baru aja mau mengikuti ujian, belum tentu juga bisa lolos, untuk apa langsung dikenalkan sekarang. Namun, untuk tetap menjaga hubungan baik dia pun menjawab "Boleh pak, saya senang sekali kalau memang bisa dikenalkan ke adik bapak."
.......................................................

Sudah hampir 3 tahun Tammy merantau ke Jakarta, bukan perjuangan yang mudah, mengingat kehidupan keluarga Tammy di Desa yang pas-pas an. Uang yang diberikan oleh orang tua Tammy tiap bulannya hanya cukup untuk membayar uang kuliah saja. Untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan kuliah Tammy harus mencari penghasilan tambahan. Untung saja Tammy dikaruniai kemampuan yang tidak banyak dimiliki orang lain, dari mengajar mata pelajaran ke anak-anak SMP dan SMA hingga melatih paduan suara dan vokal grup di Gereja cukup membantu kehidupan Tammy di Jakarta ini.

Tetaplah bersama ku jadi teman hidupku~
Suara Tulus yang jadi dering Hp Tammy berbunyi tepat ketika Tammy mau membuka pintu Kosannya.
"Halo Yah. Ada apa telepon Yah?" Jawab Tammy sambil membuka pintu nya.
"Halo tam. Baru pulang kah?"Jawab Ayah Tammy.
"Iya Yah, tadi sempat ngobrol lumayan lama dengan dosenku habis itu ngopi bentar sama teman-teman. Kenapa Yah?"
"Ohhh. Begini Tam, Ayah dengar dari kakak mu, kamu mau coba ikut ujian lagi ya untuk universitas di Bandung?" Tanya Ayah Tammy secara blak-blak an.
Tammy pun dengan kaget dan kesal dengan sang Kakak yang membocorkan rencananya pada keluarganya pun menjawab "Betul Yah, tpi ini kan baru mau nyoba Yah, belum tau juga bakal lolos apa enggak."
Kenapa sihh semua orang menanyakan ini hari ini.. hadehhh . Ujar Tammy dalam hatinya.
"Coba kamu pikirkan lagi ya Tam. Sayang loh, 2 tahun lagi kan kamu akan lulus. Ngapain ngulang lagi dari awal. Tapi seandainya kamu memang ingin sekali kuliah di Bandung, Ayah sarankan sih kamu ambil pertanian, biar bisa bantu Ayah di Desa. Masih banyak sawah yang bisa dikembangkan disini." Ayah Tammy tahu sekali karakter anaknya ini, tapi meskipun dia tahu dia tidak bisa menahan diri untuk memberikan saran yang menurutnya terbaik.
"Coba lihat nanti aja deh Yah. Udah dulu ya Yah , aku mau mandi. Bye" jawab Tammy dengan malas.

Baru rencana aja kenapa respon orang-orang sudah bermacam-macam sih. Belum tentu juga akan masuk. Pikir Tammy.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fated EncounterWhere stories live. Discover now