This book contains a draft of a Jisoo and TREASURE member fanfiction one-shot with a dominant genre of romance in bahasa
⚠️ There are many coarse languages and stories that may lean towards mature themes.
Please be wise everyone 🫶😞🫶
This story is...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
D
engan berat hati dan perasaan jengkel. Jisoo membuka pintu apartnya yang langsung disuguhkan dengan wajah dingin Haruto.
“ngomong lagi coba” dingin Haruto
Jisoo yang gak kalah dinginnya merespon pertanyaan Haruto. “Di chat kurang jelas? Gabisa baca lo?”
Haruto tak merespon ia malah tiduran di sofa apartemen Jisoo. Tanpa izin sang pemilik apart.
“Heh bocah pulang gak lo?” sengak Jisoo pada Haruto si bocah bongsor yang anteng goleran di sofa apartemennya
Haruto tak bergeming akan usiran sang tuan rumah. Ia malah memejamkan mata dan mengganti posisinya membelakangi Jisoo. Jisoo yang melihat tingkah Haruto hanya mendesah sebal. Rasanya ingin sekali ia memakan Haruto si bocah bongsor a.k.a mantan pacarnya beberapa menit yang lalu.
“heh Haruto, gue tau ya lo denger. Gak usah pura-pura tidur! Kita udah gak ada hubungan lagi. Sana pulang, apa perlu gue telpon Lisa kakak lo biar jemput hah?” Jisoo sedikit emosi karena tak kunjung digubris ditambah lagi saat ini ia sedang datang bulan yang membuat emosinya tidak stabil.
“Haruto pulang heh!”
Jisoo tetap menyerbu Haruto agar keluar dari apartemennya tapi tidak ada pergerakan. Tanpa ia sadari bahwa pundak lelaki yang 9 tahun lebih muda darinya itu sedikit bergetar. Sampai akhirnya Jisoo sadar dan mulai mendekat ke Haruto.
“Hiks”
“Eh? Haru? Lo nangis?” colek Jisoo pada Haruto dan bisa ia lihat mata Haruto banjir dengan bibirnya yang tertekuk
'waduh nangis beneran nih adeknya Lilis'
“Gakk mau putus. Hiks.. Haru gak mau putus Hiks.. Haru gak selingkuh.. Hiks.. Gak mau HUWAAAA~~” Isak Haruto yang semakin menggelegar membuat Jisoo panik dan akhirnya memeluk Haruto sambil menepuk-nepuk punggung nya agar lebih tenang layaknya ibu yang menenangkan bayinya.
“Cup cup cup.. udah jangan nangis. Iya gak jadi putus deh. Diem gak usah nangis tar gue dikira ngapa-ngapain lo” pasrah Jisoo agar bocah bongsor dalam dekapannya tidak menangis histeris lagi.
“Janji ya gak putus?” tanya Haruto dan hanya dibalas deheman oleh Jisoo yang membuat Haruto kembali mewek.
'Sumpah ini gimana ceritanya gue bisa pacaran sama bocah beda 9 tahun'
“Iya gak putus, Haru mau apa deh bakal kakak turutin tapi berhenti dulu nangisnya ya?” nego Jisoo yang mendapat anggukan gemas oleh Haruto
“Kecup~. Haru mau kecup~” dengan santainya Haruto memonyongkan bibirnya sambil mengatakan itu yang membuat Jisoo tak habis akal untuk mengerjai bocah yang sedikit sableng ini.
“merem” dengan santai Jisoo memberikan ciuman botol saos tomat pada bibir Haruto yang membuat Haruto melotot.
