⿻⃕⸵Chapter XII៚݈݇

Start from the beginning
                                    

Tenang sekali suasananya, sampai ....

"ZENNNNNN!!!!" Pangeran Xan berlari menghampiri mereka sambil meneriakkan nama kakaknya. Roen sontak menutup telinga.

"Xan!" Ratu Emily berseru, meenitah putranya yang satu itu agar lebih tenang dan tidak berisik.

Xan tersenyum kikuk.

"Uhh ...," lirih Zen. Perlahan matanya terbuka. Seluruh perhatian pun tertuju padanya.

"Bagaimana keadaanmu, Sayang? Apa ada yang sakit?" tanya Ratu Emily khawatir.

Zen melirik ibundanya, tersenyum kecil. "Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing."

"Zen!" Xan memeluk kakaknya dengan erat. "Akhirnya kau kembali! Kau benar-benar di sini! Aku sangat merindukanmu!"

Zen membalas pelukan Xan dengan ragu. "Anu, maaf ... kau siapa?" tanya Zen.

Xan merenggangkan peluknya, menatap kakaknya dengan wajah cemberut. "Jangan bercanda, Zen! Itu tidak lucu!" ucapnya sambil mengembungkan pipi.

Roen terkekeh. "Lihat? Sudah ku bilang ingatannya kacau," ujarnya.

"Apa? Jadi kau benar-benar tidak mengingatku?" Xan menyelidik. Dibalas anggukan kecil oleh Zen.

"Kalau begitu biar kuperkenalkan. Namaku Xander, kau bisa memanggilku Xan. Aku adalah adikmu yang paling tampat, imut, lucu, menggemaskan, baik hati, dan tidak sombong. Fufufu!" celoteh Xan.

"Dan yang paling berisik juga tentunya, pfftt!" tambah Roen disertai tawa, membuat Xan kembali memanyunkan bibirnya.

"Sudahlah. Kakakmu butuh istirahat, Xan," kata Raja Alverd. "Jadi, apa yang kau dapat di perburuanmu kali ini?"

"Aku berhasil memanah seekor rusa! Sekarang para koki sedang memasaknya, setelah ini kalian harus mencicipi rusa tangkapanku!" jawab Xan bangga. Di perburuan sebelumnya, ia berhasil mendapatkan seekor babi hutan.

"Ayah! Ibu! Bagaimana kalau kita mengadakan pesta penyambutan kembalinya Zen?" usul Xan bersemangat. Raja dan Ratu menatap satu sama lain, tersenyum, setuju dengan usul dari Xan.

"Malam ini?!" tambah Xan.

Raja berpikir sejenak. "Tapi ini sudah hampir sore, banyak yang harus disiapkan, waktunya tidak akan cukup. Minggu depan saja, oke? Kita juga akan mengundang para Raja dari kerajaan lain, mereka tidak akan sempat datang kalau acaranya malam ini, perjalan mereka jauh, Sayang."

Xan setuju, begitu juga yang lainnya. Raja pun mulai menyiapkan segala keperluannya, mulai dari surat undangan, jenis hidangan yang akan disajikan, tema pesta, persiapan para Knight sebagai pasukan keamanan, dan lain sebagainya. Burung-burung pengantar pesan pun terbang ke empat kerajaan lainnya, mengantarkan surat undangan pesta dari Kerajaan Luce.

⿻⃕⸙͎

Matahari mulai turun, ia lelah, dan sang bulan yang akan menggantikannya. Saat ini Zen serang menikmati senja di halaman belakang istana. Xan sedang berlatih pedang dan Roen kembali ke kediamannya-tidak jauh dari istana. Jadi sekarang ini Zen sendirian.

Srekk! Srekk!

Semak-semak di sekitar tembok istana bergerak, ada sesuatu di sana. Mungkin tupai? Zen memperhatikan semak.

NEROLUCEWhere stories live. Discover now