01.kehidupan sekolah adek

Start from the beginning
                                    

"Lihat baik² dean" ujar falen kepada dean.

Tangan nya tidak berhenti mengurut kejantanan si mungil yang bahkan bisa ia lingkupi dengan satu tangannya, tidak seberapa besar.

"Sialan, aku sudah menunggu ini sejak lama" dean menarik tekuk renja dan menyatukan kedua belah bibir mereka, renjana terkejud, ini aneh. Namun ia tak bisa melakukan banyak disaat rasa asing yang menyerangnya membuat tubuhnya lemas.
Bibir nya terus di lumat oleh falen, atas bawah terus berulang bergantian, hingga sesapan keras ia dapat dan spontan membuatnya mendesah lirih.

Falen tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, lidah nya menerobos masuk dan membelit lidah Renja, bertukar saliva dengan si manis.

Stimulus yang terus renja dapat, di bibir, maupun di bawah sana, membuatnya akan mencapai klimaks.

Splurt

Cairan putih kental mengotori tangan dean, falen pun melepas ciuman nya.

Flm di laptop mereka anggurkan sedari 20 menit terakhir demi memuaskan si manis, memuaskan diri mereka sendiri lebih tepatnya.

"t-tadi itu apa.." renja berucap lirih penuh kebingungan, begitu tergambar dari raut wajah nya, membuat kedua temannya tersentak.

Buru² memperbaiki celana renja  dan membereskan ke kacauan yang mereka buat.

"Itu hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa ren, santai saja" bohong, bahkan mereka berdua baru kali ini melakukannya sampai sejauh ini,paling-paling memuaskan diri sendiri, tidak sampai melibatkan orang lain, mereka masihlah anak kelas 11.
namun mereka mungkin tak akan berhenti di sini, pesona sosok renjana pramana benar-benar bukan main hinggal membuat dua pemuda submisiv itu merencakan hal gila di otak mereka.

.

.

.

.

.

"Adek, mama sama papa akan keluar negri besok, tinggal dengan mas tidak apa-apa kan?"
Anggukan renja berikan, sudah biasa.

Widia tersenyum memandang si bungsu,

"Gimana sekolah nya?" lontaran pertanyaan dari si mas membuatnya sedikit tersentak, ingatan nya memutar kejadian tadi saat jam terakhir sekolah, berulang kali meyakinkan diri bahwa itu hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa, seperti ucapan kedua temannya.

Namun tetap renja sedikit merasa aneh, ia belum pernah mengalami nya, bahkan saat kelas 10 haechan dan beomgyu teman nya yang kini beda kelas, tidak pernah membahas hal semacam itu. Tidak apa-apa, ia harus yakin bukan, tidak semua hal asing itu tidak baik?.

"Sekolah adek baik" renja memberikan senyuman terbaik nya kepada si mas.

"Bagus, mau jalan-jalan besok?" binar semangat dan anggukan antusias jovan terima.

" kalau gitu tidur ya? Udah selesai makan kan? Biar besok ga kecapean" renja dengan cepat bergegas ke kamar nya menuruti permintaan jovan sesudah meminta kecupan selamat tidur di kedua pipi nya kepada anggota keluarga, ia sudah lama tak jalan-jalan bahkan setelah si mas pulang. Jovam tetap sibuk dengan urusan kantor.

Melihat punggung si bungsu hilang di telan pintu, raut jovan berubah serius.

"Ma, selama aku ga ada, adek masih konsul sama dokter park kan?" tanyanya

Mama lee tersenyum tipis untuk menenangkan, "gausah khawatir, 3 tahun belakangan adek ga nunjukin gejala aneh kok, adek cuman sedikit manja seperti biasa, dia bisa mencerna pelajaran dan hal lainnya dengan baik, tidak ada yang perlu di cemaskan"

"Gimana dengan imun nya? Adek masih sering check up kan?" pertanyaan kembali ia lontarkan dengan raut serius yang tak hilang, bagi keluarga pramana, tidak ada hal yang harus lebih di seriuskan daripada keadaan si bungsu tercinta.

"Iya, kamu tau, imun adek masih selemah itu, dia tidak boleh terlalu lelah, mama sama papa juga masih sering bawa check up, dan gapapa kalau adek ga ngikutin kegiatan yang membuat ia terlalu lelah. Makanya besok jaga adek ya? Jangan biarkan dia lari-lari, kamu tau adek se-aktif apa? Apalagi papa sama mama juga akan pergi selama 4 bulan ini" tentu saja, tanpa diingatkan jovan lebih tau apa yang harus ia lakukan dan bagaimana cara menjaga si mungil.

"Kamu tau, alasan papa nyuruh kamu pulang karna papa takut adek kesepian, tidak ada pilihan lain saat mama dan papa pergi selain melarang nya dirumah" sang kepala keluarga menghela nafas lelah, memikirkan si bungsu pasti tertekan jika dikurunh dirumah terus, selain ke sekolah tentunya.
Namun apa boleh buat, lebih membahayakan dengan membebaskan pertemanan si kesayangannya itu,  renjana tetaplah anak manis nya yang begitu mudah terpengaruhi.

"Iya, karna itu biarin jovan nge-handle perusahaan pusat sekalian ngejaga adek, lagian adek ga bakal kesepian kalau ada jovan kan pa?' anggukan berupa tanda setuju jovan dapat dari kedua orang tuanya.

Tidak ada yang lebih mereka percaya untuk menjaga si mungil dari pada si sulung.
.

.

.

.

.

Dean🐙

[Link]
Lihat ini ren, kamu harus menontonnya, ini bagus, aku dan falen sudah.

Tidak usah memikirkan apapun, kamu sudah kelas 11, ini adalah hal yang wajar, tidak wajar jika kamu merasa tidak boleh kalau hanya menonton ini kan? Nanti kamu dikira aneh lagi.

Dan kembali,
Buble chat dari salah satu temannya membuat si bungsu yang akan tidur membatalkan niatnya, link yang dikirim ia tekan, memunculkan vidio berdurasi panjang sejenis dengan flm yang ia tonton tadi di sekolah.

Renja menontonnya, bahkan tertidur di pukul yang terbilang paling larut yang pernah ia sentuh.







































Jangan heran sama namanya kalo ada yang baca ulang, aku sengaja ngerevisi, soalnya ini mau aku jadiin local story.














Mas ||Noren [ON GOING]Where stories live. Discover now