Chapter 21

25 7 3
                                    

"Tumben banget Zian lama." Baraq melihat sekelilingnya, dia baru menyadari kalau Zian terlalu lama hanya untuk sekedar menjernihkan pikirannya.

"Uncle, Mama memang selalu lama di kamar mandi," ucap Zayn. Baraq menghembuskan napas panjang, mengangguk. Sepertinya memang begitu.

Tanpa sengaja, Baraq melihat hape Zian yang ia tinggal. Ada panggilan dari Hyeon, Baraq tidak tahu kenapa Hyeon mendadak sekali menghubungi Zian dalam acara malam ini.

"Halo, kenapa Hyeon?" Baraq lebih dulu berbicara.

"Baraq? Kemana Zian?"

"Zian lagi di toilet, kenapa?"

"Ah, tidak ada apa-apa. Tolong beritahu Zian jika dia sudah kembali nanti."

"Baiklah."

Setelah sambungan telepon terputus, Baraq meletakkan kembali hape Zian di atas meja. Tapi, Baraq sadar, Zian pergi terlalu lama.

Zavier menatap Baraq dengan tatapan bingung, ia terlihat gelisah meski wajahnya selalu terlihat datar. Laki-laki itu berdiri, hendak pergi.

"Mau kemana?" tanya Zavier.

Baraq tak menoleh, dia hanya mengatakan untuk menjaga Zayn sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.

"Uncle Vier, Yan mengantuk."

Zavier mengelus rambut Zayn sambil tersenyum, membiarkan anak itu mencari posisi yang nyaman untuk tidur, lagi pula ia rasa malam ini akan berlangsung panjang.

Setelah Zayn tertidur lelap, seseorang yang terlihat seperti crew acara mendekat ke arah meja tempatnya berada. Zavier menatap bingung pada laki-laki kekar yang berdiri di depannya.

"Mohon maaf, Tuan Zavier. Anda dipanggil ke belakang panggung untuk bersiap."

Zavier ingat harus tampil dalam acara malam ini, tapi tidak menduga keadaannya akan seperti ini, bagaimana dengan Zayn yang tertidur dengan lelap?

"Anak itu, biar saya yang menjaganya. Anda boleh pergi sekarang."

Zavier bingung, bisakah pria di hadapannya ini bisa dipercaya? Bagaimanapun dia disuruh oleh atasan, kan?

Zavier mengangguk, dia berlalu pergi dengan menitipkan Zayn pada pria tak dikenal itu.

Setelah Zavier pergi, laki-laki itu melepas kaca matanya, tersenyum smirk sambil mengatakan sesuatu.

****

Baraq berhenti di depan pintu toilet wanita, ini adalah sesuatu yang bertentangan dengan prinsipnya tapi dia harus melakukannya.

Saat membuka pintu dan berhasil masuk, Baraq tak melihat siapapun. Padahal Baraq yakin Zian pergi ke toilet. Tapi sekarang dia tidak terlihat dimanapun.

Baraq keluar dari toilet wanita, berjalan kembali menuju ruang mejanya. Setibanya di sana, Baraq tak menjumpai siapapun, Zavier ataupun Zayn tak berada di kursi mereka.

Suara Zavier menyadarkan kekhawatiran Baraq. Ia melihat ke atas panggung, tak heran Zavier adalah artis papan atas, tapi dimana Zayn?

Baraq berjalan menuju backstage, tak sempat menelpon Zian karena percuma saja wanita itu meninggalkan hape-nya tergeletak begitu saja.

Namun, di saat itu Baraq sempat menelpon Hyeon untuk memastikan situasi yang terjadi pada Zian dan Zayn. Jawabannya, Hyeon bahkan tidak berada di sana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MAMA ZIANWhere stories live. Discover now