Ya Zauji - 01. Hanya Sebagai Perantara

178 49 11
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, Barokallah fikum

Ahlan Wasahlan Di chapter pertama ini, semoga kalian suka ya.

Happy Reading!!

(⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Pagi ini matahari bersinar begitu indah, seorang gadis sedang melihat indahnya terbit matahari itu dengan ditemani secangkir teh. Seragam yang putih bersih, dan juga rok berwarna Abu. Gadis itu belum memakai jilbabnya karena, ia belum selesai dengan tehnya.

Matanya yang sayu, hidungnya yang sedikit mancung, dan juga pipi yang sedikit Chubby. Membuat dirinya menjadi kejaran para lelaki, namun gadis itu tak peduli terhadap lelaki yang mengejarnya. Ia hanya peduli terhadap kecintaanya pada Allah dan juga Rasulullah, begitu indah bukan orang yang sudah faham dan cinta terhadap agama?

Gadis itu bernama Hanifah Alsina Canaya, gadis ini kerap dipanggil Naya. Naya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, Abangnya sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di Kairo Mesir. Kini yang berada di rumahnya hanyalah dirinya, adiknya, dan juga kedua orangtuanya.

Naya sering dijuluki wanita mulia oleh para tetangganya, karena di antara warga sekitar. Yang mengerti jelas tentang agama adalah Naya beserta Keluarganya, Naya juga terkadang menggurui anak-anak di kompleknya mengaji ketika waktu luang.

"Sayang! Cepat turun, sarapan sudah siap!" Panggil Nadara, bundanya.

"Bentar bunda! Naya di jilbab dulu" balas Naya lalu menyimpan cangkir yang tadi ia pegang ke atas sebuah meja.

Naya langsung bersiap, dan mengambil jarum pentul agar bisa memakai jilbab.

Setelah selesai Naya pun bergegas untuk turun kebawah, dengan menggendong tas ransel di pundaknya.

"Celamat Pagi Kak Naya" sapa adiknya Daffy.

"Selamat pagi juga Daffy" sapa Naya, dengan tersenyum simpul kepada sang adik.

"Nak, besok Abang akan pulang untuk beberapa waktu. Kamu mau titip apa katanya?" tanya Ilam, ayahnya.

"Na-naya pengin beberapa cemilan aja" balas Naya dengan sedikit gugup.

"Boleh, nanti ayah sampaikan ya" ucap Ilam.

Lalu Nadara datang dengan membawa sebuah wadah yang berisi sayur SOP, lalu mereka pun menyantap sayur SOP tersebut dengan hikmat. Tak terdengar sama sekali, pembicaraan di antara mereka saat sedang makan.

Beberapa menit kemudia, Naya sudah menghabiskan nasi yang ada di piringnya. Kini ia berangkat kesekolah dengan menggunakan sepeda yang selalu ia pakai, disaat semua temannya memakai motor yang besar-besar, Tanpa rasa gengsi Naya hanya menggunakan sepeda.

Mengapa ia memilih untuk memakai sepeda? Karena ia ingin menikmati sejuknya udara di pagi hari dengan waktu yang sedikit lama, Naya tak pernah memikirkan tentang dunia di dalam pakaian dan benda-benda yang ia pakai.

Dalam hidup Naya hanya ada agama, dan itu tidak akan pernah terhapus. Sampai kapan pun, Naya hanyalah seorang gadis biasa yang selalu mengikuti tingkah laku dan pakaian, dari idolanya. Siapa lagi jika bukan Siti Fatimah Az-Zahra ? Putri dari Rasulullah yang begitu mulia, siapa yang tak mengenalinya? Hampir semua wanita dunia tahu tentangnya dan juga mengikutinya.

Naya tak pernah mengharapkan sesuatu selain bisa berjalan di belakang Siti Fatimah Az-Zahra dan memeluk beliau, beserta para Istri Rasulullah satu persatu.

Selain Siti Fatimah Az-Zahra, dirinya pun mengidolakan dan terkagum kepada Rabi'ah Al Adawiyah. Seorang wanita yang rela tidak menikah, karena kecintaanya yang begitu besar terhadap Allah.

Ya, Zauji [On Going]Where stories live. Discover now