8

993 215 2
                                    

Aku tahu...

"Nanti kita pisah. Aku sama temen-temenku, kamu sama temen-temenmu."

"Iya iya tahu kok."

Kamu dan kakakmu pergi bersama di malam itu. Pasar malam menjadi tujuan kalian.

"Dah Megu-chi, aku sama mereka ya." Tanganmu melambai ke kakakmu yang memegang ponselnya.

"Ya."

Kamu kini bergabung dengan teman-temanmu. Seperti gadis pada umumnya, kalian banyak membeli makanan dan bermain game kecil dari pada menaiki wahana.

"Jajan terus nih, naik wahana yuk?" Ajak salah satu temanmu.

"Takut kalau naik itu. Hmm apa ya?" Kini yang lain nampak berpikir.

"Kalau wahana takut, gimana kalau rumah hantu..?" Usulmu.

"Malah makin seremm!"

"Eh gapapa kita kan berempat, nanti gandengan semua deh." Satu teman sepertinya menyetujuimu.

"Hmm gimana?"

"Yuk"
"Iya aja"
"Yuk"

Kamu dan teman-temanmu akhirnya memilih rumah hantu. Dari luar tampak biasa saja menurutmu. Kalian mengantri tiket masuk. Kamu menoleh, melihat kakakmu dan teman-teman futsalnya juga bermain game kecil di seberang sana.

"Nomor selanjutnya!" Kamu masuk dengan keempat temanmu.

Kalian berpegangan tangan dengan erat. Awal-awal tampak bisa kalian tangani. Tapi mulai pertengahan, tampaknya kamu sendiri pun sudah mulai takut dengan suasananya.

"GYAAAA!!"
"Pegangan!"
"Tapi ada yang pegang aku!"
"Ih apa tuh?!"

Kalian panik sejadi-jadinya. Kamu kehilangan teman di depan dan belakangmu. Gelap tak ada yang bisa terlihat selain kain putih yang menggantung di sampingmu.

"Ah..Hei! Kalian di mana?! Jawab!"

Namun hanya teriakan ada di mana-mana. Kamu bingung harus jalan ke mana. Di satu sisi ingin berdiam di situ, berpikir akan bertemu pengunjung lain di belakang. Tapi nampaknya tak bisa karena yang di belakangmu bukanlah pengunjung.

"..A-AAAAAAKHH!" Kamu lari dengan sembrono. Sudah tak bisa berpikir lagi. Saking takutnya kini air mata mulai membasahi pipimu.

"Aaaahh! Ini pintunya mana?! Gak bisa dibuka! Hah...hah..!" Kamu berlari sembarang arah.

"AAHHH MAMA! MEGURU!" Kamu menutup telingamu karena jeritan ada di sana sini. Kamu berlari sambil menutup telinga.

"HAAA!"

"AAA!" Kamu kaget dengan satu hantu yang muncul di depanmu. Kini kamu hanya bisa berdiri diam dengan kedua matamu dan telingamu yang kamu tutup.

Tiba-tiba kamu merasakan tangan kananmu ditarik dan menabrak tubuh seseorang di sana. Entah kenapa disela tangismu kamu percaya dengan yang menuntun mu. Kini tanganmu kamu lingkarkan di pinggangnya. Terus menutup matamu, kamu berjalan cepat dengannya.

Aroma dan postur tubuhnya tak asing bagimu. Tapi masa bodoh, kini kamu hanya perlu keluar dari tempat menyeramkan ini.

"(Name) nangismu jelek banget. Udah keluar nih. Lepas kek"

Suara itu, kamu membuka mata dan melepas tanganmu cepat. Di depanmu, kakakmu tertawa mengejek kamu yang tampak berantakan.

"Me-Megu!"

"Hahaha! (Name), (name). Lagian kenapa masuk rumah hantu."

"Berisik!"

"Mana makasihnya?"

"Gak!"

"(Name) jelek banget!"

"Hiiih!"

"Loh? Heh?! Malah ditinggal?!"

...dia pasti akan selalu ada.

HEY SISTER! Bachira MeguruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang