7. Masdep?

6 1 0
                                    


.
.
.

💙💙💙

Assalamu'alaikum....

Salam kenal readers Qyn!

Semoga tetep sehat-sehat yah semua, makasih buat yang ngikutin kisah Qyn 🤍

Sekarang, kalian lagi ngapain nih?

Udah khatam berapa kali?

Udah nonton berapa film?

Atau...

Udah khatam cerita Qyn?... 🤍

🔥 Semangat! 🔥

Semoga bahagia selalu....

💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💙💙💙

"Seperti halnya diawali basmalah lalu berakhir hamdalah, maka akan kuawali dengan Astagfirullah untuk menuju Masyaallah."

 

     “Gimana, enak kan?” tanya Aisy tersenyum lebar memamerkan giginya.

      Anin memutar kedua bola matanya, merasa kalah dengan tantangan yang kemarin sempat tidak memercayainya.

     “Iya-iya, yang si paling benar!”

     Aisy tergelak, ia mengait lengan temannya, lalu menoleh dan mengedipkan matanya sebelah. “Ucapanku itu nggak perlu diragukan! Kalau dengan sendok itu memang lebih enak, mungkin aja semua hewan punya sendok.”

     Anin berakhir ikut tertawa juga. Benar! Makan dengan tangan langsung, bisa memperbaiki nafsu makan dan bikin ketagihan. Apalagi saat ia tahu banyak tentang manfaatnya untuk kesehatan.

     “Ayo cepet lihat!”

     “Memangnya udah sampai sini?”

     “Wah! Calon masdepku udah datang, nih?”

     Langkah Anin dan Aisy yang beriringan mendadak harus berhenti, saat beberapa santri berlari cepat keluar dari gedung asrama. Keduanya berhasil menepi setelah Anin hampir terjungkal ke depan, akibat desakan para santri.

     “Ada apa sih, kok kayak demo gitu sampai lari-lari?”

     Aisy mencekal lengan salah satu santri yang terakhir berlari, “Ada apa, As?”

Senja KelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang