22

2.3K 298 57
                                    

Mata Renjun terbuka. Kepalanya pening hebat entah karena apa. Saat ia melihat sekitar, ia menelisik keberadaannya saat ini. Tempat apa ini? 

Gudang yang kosong, dan Renjun semakin terkejut saat mendapati dirinya terikat pada sebuah kursi kayu. Pergelangan tangannya terasa perih, tali tambang ini mengikat terlalu kuat. Baru saja ingin berbicata, ia menyadari bibirnya dihalangi perekat. Sebuah lakban berwarna hitam. 

"Mmmmm.." Renjun hanya bisa bergumam. Sungguh, ia kebingungan dengan apa yang terjadi. 

Sedetik kemudian, sebuah lampu sorot mengarah padanya. Sangat silau, ia bahkan sesekali menutup matanya. Dan diantara suasana yang menegangkan itu, Renjun melihat seseorang datang. Siluet yang tidak jelas. Pria itu datang dari arah lampu sorot. Yang Renjun lihat hanyalah postur hitam tegap. 

Ada suara tawa yang menggelegar. Sosok dihadapannya terlihat membawa sesuatu. Sebuah pisau besar. 

Tunggu...

Renjun seperti mengenali suara tawa berat itu

"Om?" gumamnya dalam hati. 

Perlahan sosok itu mendekat. Renjun semakin kelimpungan dengan situasi ini. Kenapa rasanya ia seang berada di film horror sih? Dan apa ini? Ia akan dibunuh oleh pria yang baru saja menjadi suaminya kemarin ini? 

Tubuhnya mengelak. Ia mencoba melepaskan ikatan di tangannya namun sia-sia. Pria itu semakin dekat. Renjun merasa wajahnya panas, ia menangis keras karena ketakutan. Kepalanya menggeleng keras mengisyaratkan penolakan. 

"Bagaimana, Renjun? Menyenangkan? Hahahaha. Selamat datang di neraka sayang." 

Renjun semakin menggeleng. Kali ini wajahnya disentuh. Pisau itu tampak mengkilat. Sedetik kemudian ia merasa benda itu berusaha menembus jantungnya. 

Tidakkkkk....

"HUAHHHHHHH ANJINGGGG SAKIT BANGET BANGSAT!!!!!" 

Matanya terbuka untuk yang kedua kali. Nafasnya terengah karena baru saja menghadapi maut dari sosok yang sangat menyeramkan. 

"Kamu mimpi buruk?" 

Renjun menoleh ke arah suara. Tampak Jaemin berdiri di ambang pintu memakai apron dan sebuah pisau ditangan kanannya. 

"Lo? Gue? Tunggu...lo barusan kan-" pria manis itu meraba seluruh tubuhnya. Ia masih memakai baju tidur, dan jam di meja nakas menunjuka pukul enam pagi. 

"Cepat mandi, habis itu sarapan. Saya sudah buatkan nasi goreng." Setelahnya, Jaemin melenggang begitu saja. 

Gila. Mimpi buruk itu benar-benar benar menyeramkan. Renjun masih meyakinkan bahwa ingatan tadi merupakan mimpi buruk saja. Itu terasa sangat nyata. Sangat mengerikan. 

Renjun mengatur nafasnya. Ia beranjak kemudian terduduk sejenak di sisi ranjang. Tangan kirinya mengusap matanya yang masih berat. Hingga ia menyadari sesuatu disana. Sebuah cincin. 

Oh tidak. Ada yang lebih menyeramkan dari mimpi buruk itu

Renjun baru ingat dia sudah menikah dengan Jaemin 

Moodnya hancur seketika. Ia jadi tidak bersemangat menjalani hari. Lebih baik ia kembali tidur dan dihantui mimpi buruk yang lebih mengerikan. Kenyataan disini justru membuatnya semakin ketakutan. 

Dengan piyama biru mudanya, Renjun keluar dari kamar. Ia terlalu malas untuk mandi pagi ini. Lagipula ia sudah izin hingga lusa. 

Matanya masih setengah sadar. Renjun menuruni tangga, menghirup aroma nasi goreng yang sedap. Langkahnya mendatangi wangi harum itu. Yang ia lihat, meja makan sudah ramai. Mamih dan kedua mertuanya sedang terduduk di meja makan sembari bercerita. Dan disana Jaemin, meletakan beberapa piring nasi goreng yang dibantu oleh Bi Nuni. 

𝙊𝙈 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 • 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙍𝙀𝙉Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum