I'm Broken "Part 22"

En başından başla
                                        

"Terimakasih dok, boleh saya masuk?" tanya Kenzie.

"Boleh, tapi jangan sampai dibangunkan ya, iya butuh istirahat," Kenzie mengangguk lalu segera masuk kedalam ruangan tempat Anabelle diperiksa. Anabelle sedang tertidur dengan lelapnya, mungkin efek samping dari obat biusnya.

Mungkin malam ini Kenzie akan bermalam di rumah sakit untuk menemani Anabelle sampai besok. Sambil menunggu Anabelle dipindahkan ke ruang rawat, ia sempat mengambil beberapa barang yang dibutuhkan untuk iya sekolah besok.

-PAGI HARINYA-

07.30 am

Anabelle membuka matanya perlahan, lalu menangkap bayangan seorang lelaki yang tertidur di sofa tepat disampingnya. Kenzie, iya mengingat kejadian semalam, dan tiba-tiba saja iya tersenyum. Melihat wajah Kenzie, membuatnya ingat bagaimana cara Kenzie memegang tangannya, bagaimana Kenzie memeluknya dan bagaimana Kenzie menggendongnya dengan sangat lembut.

"Hidih masih pagi udah senyum-senyum aja, tau kok yang seneng abis ditungguin sama cogan semaleman," kata Kenzie tiba-tiba membuka matanya. Anabelle terkejut, ternyata Kenzie hanya berpura-pura tertidur.

"Kamu tidur disini?" tanya Anabelle.

"Yaiyalah, nanti yang jagain big baby yang lagi sakit siapa? Nanti diculik om-om lagi," jawab Kenzie lalu berdiri menghampiri Anabelle.

"Eh ralat, sebenernya gak ada sih yang mau nyulik big baby kaya gini, gak ada untungnya juga, nyusahin aja emang hahaha," Kenzie masih melanjutkan perkataanya.

"Enak aja!" Anabelle berusaha memukul Kenzie, tetapi selang infusan yang berada ditangannya membuat Anabelle tidak bisa melakukannya.

"Syukurin! Lagian udah tau sakit, masih aja galak-galak," kata Kenzie sambil menjulurkan lidahnya.

"Btw gak sekolah? Udah jam berapa nih?" tanya Anabelle.

"Sekolah lah, anak teladan, masuk jam kedua ajalah, males juga belajar mtk," kata Kenzie kembali duduk di sofa sambil mengeluarkan ponselnya.

"Anak teladan masuk jam kedua? Anak teladan apaan?"

"Yaudah sih, protes mulu nih kerjaannya. Laper nih, jatah makan pasiennya gak dikirim-kirim," Kenzie mengelus-elus perutnya.

Belum lama dibicarakan, tiba-tiba suster dengan nampan berisi beberapa makanan sehatpun datang.

"Good morning," sapa suster itu kepada Kenzie, hanya kepada KENZIE, sedangkan Anabelle yang note benennya sebagai pasien hanya didiamkan begitu saja.

"Morning," balas Kenzie ramah.

"Ini makanannya, maaf agak terlambat ya," kata suster itu dengan nada suara yang dibuat-buat.

"Gapapa kok, makasih ya," jawab Kenzie.

"Kalau ada yang ingin dibantu boleh langsung hubungi saya, oh ehm maksudnya hubungi nomor yang sudah tertera disitu," suster itu tersenyum malu-malu. Kenzie mengangguk, lalu suster itu pergi sambil mengedipi Kenzie dengan satu matanya.

"Hemmm ditaksir nih sama suster-suster ganjen," kata Anabelle.

"Gausah cemburu gitu donggg," kata Kenzie sambil mencolek-colek pipi Anabelle.

"Ngapain juga cemburu, kurang kerjaan amat."

"Yaudah yaudah, ini makan dulu," Kenzie mendekatkan sesendok bubur kearah mulut Anabelle.

"Gak mau, gak ada rasanya," rengek Anabelle.

"Namanya bubur kaya gini, mana ada rasanya. Liatin aku aja, nanti jadinya manis," kata Kenzie.

"Pait iya."

"Yaudah buruan makan, anak teladan mau sekolah nih," kata Kenzie

"Yaudah sih sekolah tinggal sekolah, aku bisa makan sendiri kok," balas Anabelle.

"Aku gak bakal ke sekolah, sebelum makanan ini abis. Mangap cepetan, Aaaaaa pesawatnya mau masuk, landasannya mana nih? Aaaaa," Anabelle membuka mulutnya, dan begitupun selanjutnya sampai semua makanan yang berada di nampan habis. Tak jarang Anabelle tersedak akibat tingkah laku Kenzie yang menirukan gaya apa saja untuk menyuapinya.

"Anak teladan sekolah dulu ya, byee..." Kenzie mengusap kepala Anabelle terlebih dahulu, lalu pergi menuju sekolah tercintanya.

Anabelle teringat dengan sesuatu, ia lalu mengeluarkan ponselnya.

To: Kenzie

Anak teladan jangan lupa sarapan x

***

Setelah Kenzie pergi sekolah, ruang rawat Anabelle menjadi sepi, bahkan suara tv yang cukup keras belum bisa menghilangkan kesan sepi ruangan ini.

Mom, dan kelima kakak Anabelle sudah menghubungi Anabelle berkali-kali, tetapi Anabelle masih bersih keras untuk menyembunyikan diri dari keluarganya. Anabelle hanya tidak ingin menyusahkan keluarganya saja, selama ini ia sudah cukup membuat keluarganya kesulitan menangani sikap keras kepala, dan sikap egois yang sudah menjadi ciri khas Anabelle.

Kenzie, Brian, dan Emillie juga sudah menghubungi Anabelle, mungkin Kenzie sudah memberi tahu mereka berdua. Kenzie memberi tahu bahwa Brian dam Emillie akan ke rumah sakit sepulang sekolah.

***

-At Anabelle's House-

"Kalian udah hubungin Anabelle?" tanya Mom khawatir.

"Udah Mom, tapi gak diangkat-angkat juga," kata Harry.

"Kalian udah tanya temen-temen sekolahnya Anabelle?" tanya Mom lagi.

"Mom taulah, semenjak keluarga kita gak akur kan Anabelle jarang punya temen, paling Emillie, Kenzie, sama Brian doang," jawab Niall.

"Yaudah kalian telfon mereka berempat aja," saran Mom.

"Udah Mom, gak ada salah satu dari mereka yang tau," jawab Liam.

"Dad mana?" tanya Mom.

"Di kantorlah, lagi sujud sujud kali dia sama Papanya Angel, biar bisnisnya gak dibatalin," sindir Zayn sinis.

"Zayn!" Mom sedikit membentak Zayn.

"Lagian dia anaknya gatau kemana, masih aja ngurusin bisnis, lebih penting anak atau bisnis picisan kaya gitu?" balas Zayn. Tidak ada yang membantah, bahkan Mom membenarkan apa yang baru saja Zayn katakan, memang kenyataannya seperti itu.

***

Jam sekolah sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu, kini Emillie dan Brian sedang berada di ruang rawat Anabelle.

"Loh Kenzie kemana?" tanya Anabelle.

"Yaelah Kenzie mulu dicariin," kata Emillie meledek. Emillie dan Brian meletakkan gitarnya di sudut ruangan.

"Yaelahh nanya doang juga," balas Anabelle.

Knock... knock... knock...

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruang rawat Anabelle.

-TBC-

HELLOOOO cieee panjang kan panjang? Iyalah tumben tumben nih panjang wkwk, agak berbau romance gitu gapapa lah yaa? Wkwk, jangan lupa vomments nya, byeee muach xx

I'M BROKENHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin