Chapter 4 Bisikan ke mimpinya

240 59 41
                                    

HAPPY READING!!!

Perempuan tersebut terus menerus berlari, sepertinya ia sedang dikejar oleh sesuatu hingga membuatnya ketakutan. Ditambah air mata nya kini telah menetes saat ia sedang berlari untuk menghindar.

Arah langkah nya memasuki kedalam hutan, kakinya sudah bergetar hebat, nafasnya mulai seperti dicekam, ia harus seberapa jauh agar orang itu tidak mengejarnya lagi. Dalam hidupnya ia hanya berpasrah diri, nyawa demi keselamatan harus di taruhkan, soal kebenaran yang ia buktikan itu sebuah keberanian.

Beberapa menit yang lalu....

Ckrek.... Ckrek.... Ckrek....

Perempuan itu berhasil menangkap foto yang harus dijadikan barang bukti bahwa di desa ia tinggali terdapat beberapa dalang yang telah membuat sebuah perjanjian terkutuk yang tentu saja bisa membahayakan keselamatan warga didesa itu.

Dengan berhati hati ia meninggal kan tempat yang dijadikan ritualnya saat ini, ia segera berlari ke arah hutan. Namun sayang ketika ia hendak lari kakinya menginjak ranting yang otomatis orang yang sedang melakukan ritual itu menoleh dengan tatapan matanya yang marah besar.

"BOCAH KUI KUDU MATI!!! NEK RAK ISO NYEBAR CRITO IKI NENG NGENDI-NGENDI!!!"

(Anak itu harus mati!!! Kalo nggak, bisa nyebar cerita dimana-mana)

Alhasil orang yang berjumlah 5 orang itu lantas mengejar nya. Sekarang posisi perempuan itu sudah aman, berada dibalik pohon besar. Rasa tenangnya sedikit menenangkan pikirannya, apa mungkin hidupnya akan berakhir tragis disini?

Wajahnya mulai letih tak berdaya, mungkin efek dari lari tadi. Samar terdengar derap langkah kaki mulai mendekat ke daerah yang perempuan itu berada, ia menggigit bibirnya bersikap biasa.

"KOWE NENG KENE!!!" orang tersebut seraya menepuk keduanya tangannya sambil tertawa.

(Kamu disini!!!)

Deg!!!

Orang itu tiba-tiba saja berada di belakangnya sekarang, entah bagaimana orang itu bisa mengetahui posisinya. Seperti pukulan hebat ia tak sanggup untuk melarikan dirinya saat ini, ia mematung.

"Kowe ngarep opo!!!" sentak perempuan itu dengan tegas, ia tak boleh kelihatan lemah.

(Kamu mau apa!!!)

"HAHAHAHA. Rasah takon, awakmu kudu mati!!!" jawab seorang laki-laki yang kepalanya memakai blangkon.

(Hahahaha. Nggak usah tanya, dirimu harus mati!!!)

Laki-laki itu mengambil pisau yang sudah dibawa dari rumahnya, ujungnya terdapat darah segar mungkin sudah digunakan untuk melakukan ritual. Wajahnya merah padam sambil menodongkan pisaunya tepat didepan perempuan itu.

"Aku rak duwe salah karo kowe!!! Nek ulahmu rak dihentikan, kabeh neng ndeso kui bakal keno bebayane!!!" perempuan itu sudah mulai ketakutan saat laki-laki itu mendekatinya.

(Aku nggak punya salah sama kamu!! Kalo perbuatanmu nggak dihentikan, semua didesa itu akan kena bahaya nya!!!)

"Luweh!!! Kowe bakal mati siki!!!!!" tangannya melayang dan akhirnya mengenai leher perempuan itu, darah mulai bercucuran, rasa sakit yang hebat dirasakannya saat ini. Ia terjatuh ke tanah, tangannya masih memegangi lehernya yang terkena Sambaran pisau tajam tersebut.

"Aaaaaa!!!!"

Angga terbangun dengan keringat yang membasahi keningnya, nafasnya kembang-kempis tak beraturan. Ia bermimpi buruk, ia mendapati mimpi yang memungkinkan itu pertanda. Seperti waktu dulu ia bermimpi terjebak dalam dimensi yang berbeda dan itu kejadian.

Ia tak tau arti dari mimpinya itu, wajah pelaku yang ada di mimpinya itu tak terlihat jelas, namun ia dapat melihat wajah perempuan itu secara jelas.

Itu siapa? Sekeji itu hingga membunuh nyawa yang tak berdosa itu?? Tapi, apakah orang yang ada di mimpi gua masih hidup?

Pertanyaan itu membuat pikiran Angga berlibet tak karuan, ia harus menemukan kecerahan ini semua harus terjawab, tapi ia harus memulai darimana? Petunjuk untuk mengarahkan ke masalah pembunuhan tersebut tak didapatkan.

                                  ****

Berada di ruangan belakang, ia segera mengambil gelas untuk menuangkan air putih, tenggorokan nya serasa kering butuh cairan untuk menghilangkan rasa haus. Setelah meminum ia masih saja mengingat mimpi yang tadi ia rasakan

Ahhh, lega juga. Sumpah!! Itu mimpi kayak real banget!! Orang yang bunuh tuh cewek harus kena karma nya!!!

Angga berbalik badan, ia kaget seketika karena tiba-tiba didepannya pas itu ada eyangnya, ia kira itu setan ternyata bukan. Tapi ia perhatikan wajah eyangnya terlihat musam sepertinya ada sesuatu.

"Eyang???" tanya Angga dengan nada rendah.

Tetapi eyangnya tak menjawab, ia hanya berdiri dengan posisi kepalanya menunduk menghadap kebawah.

"Kowe ojo mikirke soal mimpi seng kowe alami," ujar eyangnya tanpa bertatapan dengan cucunya.

(Kamu jangan mikirin soal mimpi yang kamu alami )

Angga mengernyitkan dahinya, perkataan eyangnya tak sampai di otaknya, kenapa eyangnya bisa bercakap seperti itu? Angga menelan ludah untuk mencerna kalimatnya.

"Rasah dipikirke, eyang meh lungo sek," selanjutnya eyangnya pergi meninggalkan ia sendirian didapur tersebut.

(Nggak usah dipikirkan, eyang mau pergi dulu)

Dari arah pintu belakang dapur, ada orang yang memanggil namanya Angga. Suara itu seperti suaranya eyang, lalu ia menoleh ke arah samping dan benar saja itu eyangnya.

Terus? Yang tadi itu bukan eyang???

Disitu Angga seperti linglung, percaya tidak percaya ia dihadapkan 2 sosok eyang. Ia memperhatikan setiap gerak-geriknya eyangnya, takut itu bukan yang aslinya.

"Kowe ngopo to, ndelok eyang nganti koyo kui," ujar eyangnya.

(Kamu ngapain si, liat eyang sampe kayak gitu)

Angga refleks langsung mengusap mukanya.

"Enggak, Angga cuman kangen ama eyang," jawabnya meski terkesan seperti recehan.

"Wes, kowe puas-puaske dolan neng kene. Ben sesok yen wes balik iso nyeritakke pengalaman mu iki neng wong tuwo mu." Eyang lantas menapuk pundaknya dan mengencangkan senyumannya.

(Udah, kamu puas-puassin main disini. Supaya besok kalo udah pulang bisa menceritakan pengalaman mu ini sama orang tua).

Angga mengamini, ia lantas memeluk erat tubuh Eyangnya. Ia benar-benar sayang dan waktu didesa ini cuman hitungan hari, Angga sekarang harus bisa menemukan rahasia yang ditutupi oleh desa ini.

"Suwun yo, Eyang."

                                *****

TBC

ALHAMDULILLAH CHAPTER 4 INI SUDAH SELESAI, YUK PARA READERS BACA!!! JANGAN LUPA TAROH VOTE SUPAYA MENAMBAH SEMANGAT PENULIS 😊👍

Alas Keramat (Belum Tamat)Where stories live. Discover now