Chapter 1 ; "I Love You So"

27 3 1
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Kalea selalu mengarahkan pandangannya kearah sang Ayah dan Kakak laki-lakinya. Mereka menampilkan senyum yang begitu lebar kala bermain dengan seorang perempuan yang sudah menempati rumahnya berapa minggu lalu.

Kaki jenjangnya melangkah mundur diikuti dengan menutupi jendela kamarnya. Pandangan tersebut sungguh membuat dirinya sakit, lebih baik mundur daripada terus menatap hal yang membuatnya merasakan sakit lebih dalam.

"Memang bukan ke aku, aku cuma figuran dikeluarga ini," gumamnya purau diikuti dengan menduduki dirinya di kursi meja belajar.

"Jangan kak, ampun deh. Aku nggak sanggup mau lari lagi," keluhan perempuan itu sambil tawanya yang terdengar di telinga Kalea sempurna.

"Siapa suruh kamu siram-siram kakak?" ucap salah satu kakak laki-lakinya-Antariksa Jefano.

"Kak Anta langkahnya lebar, aku mana sanggup."

"Anta, kamu jangan kejar-kejar Kamala terus, kasian anak papa loh," bela sang Ayah-Mahesa. Mahesa berucap dengan nada lembut diselingi dengan tawa pelannya.

"Tuh dengerin, dimarahin kan jadinya."

Kalea menyumpal telinganya dengan earphones untuk menghilangkan suara yang begitu mengusik. Dia melanjut kan kegiatan menggambarnya dengan tenang.

Jadi Kalea benar-benar sakit, kehadirannya dari awal memang tak pernah diharapkan dari keluarganya. Dirinya hanya selalu dianggap angin lalu di rumah ini, rumah yang bukan rumah. Pernyataan tersebut memang fakta menurut Kalea, rumah ini bukan rumah yang sebenarnya.

Apapun yang terjadi, dia tetap enggan untuk meninggalkan bangunan ini. Tersimpan erat seluruh memori dikepalanya, walaupun memori tersebut tidak sepenuhnya tentang kebahagiaan, selalu luka yang ada.

Empat laki-laki yang menempati rumah ini bukan sesungguhnya yang mampu dibanggakan dengan sepenuh hatinya. Terlalu banyak luka yang mereka torehkan pada dirinya dengan dalam.

Drrt

Kalea mengalihkan pandangan, dia melihat sekilas nama orang yang baru mengiriminya pesan. Membaca setiap deretan pesan lalu jarinya bergerak lincah mengetikkan pesan balasan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"I Love You So"Where stories live. Discover now