18. Emilos, Orpheus

3.4K 623 3
                                    

Berita mengejutkan yang masih menjadi perbincangan setiap siswa, adalah dimana pasangan baru mereka menjadi ketua Inchola yang baru.

Beri selamat pada Calvin dan Emilos teman-teman.

Emilos sedari kemarin menurunkan egonya untuk kalah di pemilihan, tapi karena kesalahannya dia juga malah terpilih.

Ingat orang yang terus menerus diselamatkan Emilos saat ujian dihutan itu? Iya! Mereka semua memilih dirinya. Wah dirinya sangat beruntung.

Lihatlah muka lempeng Grant itu! HAHA dia sangat puas.

Dan inilah saatnya dimana konflik itu akan muncul. Dan tentu saja menjadi jalan cerita yang akan kurang menarik. Benar ... pertandingan persahabatan.

Mereka akan menunju kekaisaran Orpheus yang menjadi titik dimana Emilos menemukan fakta baru. Perjalanan dua hari ini sangat melelahkan! Menjadi wakil Inchola yang teramat sibuk. Sibuk tidur maksudnya.

Saat dirinya turun dari kereta kudanya, teman setimnya mengelilinginya dengan maksud melindungi tubuh pemalas itu.

"Emil, lihat! Arena ini sangat besar dan cocok untuk dijadikan sebagai tempat perkemahan yang nyaman" Ravael menunjuk ke arah arena Orpheus yang dominan warna merahnya.

Emilos hanya mengangguk saja, jujur arena ini lima kali lipat dengan ukuran lapangan sepak bola. Biola yang ada di punggungnya di eratkan kembali karena merasa melorot.

"Emil, ayo kita masuk ke dalam asrama. Sebentar lagi ada upacara pembukaan" Nick menggiring anggotanya untuk masuk, serius ... dia seperti papa.

Di tengah perjalanan ...

"EMIL!" suara wanita menggelegar itu memenuhi pendengaran mereka semua yang tengah berada di halaman. Sialan, siswa maupun siswi akademi lain melihat ke arah dirinya!

Wanita yang menjadi pelaku menghampiri Emil "Sayangku tak ku sangka kamu berada disini" Emil mengagguk, tentu saja. Dia sangat akrab dengan wanita ini.

Gerry menunduk hormat "Hormat pada Duchess Georgiea Oneil" sudah terjawab kan?

"Gerry sayangku, kamu satu tim dengan Emilos sayang?" Georgiea beralih memeluk Gerry.

Sedangkan teman yang lain hanya terheran dengan peristiwa saat ini "Iya yang mulia, kebetulan yang sangat menyenangkan" Georgiea tertawa pelan. Dan kemudian beralih pada teman Emil yang lain

"Hallo kalian semua, aku Georgiea panggil saja bunda. Agar sama seperti Emil" Emil menghembuskan nafas pelan. Tidak baik reuni disini.

Emil mendorong ibunya untuk kembali pada anak muridnya yang sedari tadi menatap bengong kearah dirinya. Sialan.

"Emil, eh! Bunda ingin berkenalan dengan mereka!" Emil tak menggubris ke arahnya.

Setelah sampai pada rombongan muridnya, Emil menepuk tangan pelan dan menempatkan tangannya untuk bersedekap dada.

Menatap sengit bundanya dan ditatap sengit balik oleh ibunya yang masih awet muda.

"Apa yang ada di balik punggungmu Emil? Apakah senjata untuk mengalahkan musuhmu?" Emil yang tak mau urusan itu menjadi panjang hanya menganggukkan kepalanya saja.

Georgiea memajukan bibir bawahnya "Emil sekarang tidak cerewet sama sekali, apakah kau disana makan makanan yang benar?" Georgiea berjongkok dan membuka paksa mulut Emil.

Emil yang jengah, meletakkan telunjuknya di belah bibir ibunya. Setelah diam sejenak, mereka berdua tertawa. Meskipun Emil hanya tersenyum lebar melihat kembali ibunya. Sedangkan sang ibu tertawa kencang.

"Jangan mengalah pada sekolah Spirelis ya Emil, karena bunda akan mengalahkanmu" Emil mendongak arogan.

Dirinya menunjuk lencana barunya yang berada di lengan kirinya.

"Vice Chairman Of INCHOLA" Georgiea membelakkan matanya. Dan menatap putranya yang menjulurkan lidah kearahnya. Emil segera pergi menghampiri anggotanya.

"Huhu, putraku menjadi orang penting" Georgiea menangis bombay yang direspon gelengan kepala oleh muridnya.

"Guru, bukankah kita memiliki sesuatu yang penting sekarang?" Georgiea kembali berdiri dan menepuk pelan seragam gurunya yang terkena debu.

"Benar, dan kalian ... jangan mengalah dengan putraku meskipun dia lemah" dia bersedekap dada.

Menatap kembali putranya yang sudah berjalan menjauh dan diikuti temannya "Kurasa dia menemukan teman yang cocok" Angguknya yakin.

"Dan guru, maaf jika sedikit menyindir ... tapi aku tidak merasakan aliran mana yang ada di dalam tubuh putramu" Ucap salah seorang yang terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain.

"Haha, kamu benar. Dia memang tidak memiliki aliran mana. Kamu sangat peka sekali tuan muda Marcus" Yang bernama Marcus menatap juga Emilos yang mulai hilang dari pandangan.

"Tapi dibalik itu semua, putraku lebih kuat daripada kamu" Georgiea nampak serius dari ucapannya barusan.

"Karena ..."

Georgiea menunjuk matanya "Dia memiliki apa yang tak kalian miliki. Dia juga bisa melihat apa yang tak bisa kalian lihat" Setelahnya ia tertawa pelan.

"Apakah kekuatan istimewa yang diberikan oleh alam kepada putra anda guru?" Georgiea tertawa pelan.

"Benar-benar. haha sial putraku lebih keren dariku" Matanya menyipit.

Mengusap dagunya pelan "Walaupun dia lebih keren dariku ... Emil terlalu naif untuk orang istimewa"

"Selebihnya dia hanya manusia biasa yang memerlukan teman" guru itu nampak menatap anak didiknya dan meletakkan tangannya dipinggang.

"Baiklah ... aku ingin kalian menempatkan akademi Guntama sebagai akademi di urutan pertama yang akan kalian kalahkan"

"Baik guru" 

The Silent Emilos [End]Where stories live. Discover now