43. Viola

660 58 5
                                    

Bel pulang baru saja berdering

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bel pulang baru saja berdering. Banyak siswa berlarian di koridor untuk segera sampai di rumah dan beristirahat.

Aku melihat Ethan melambaikan tangan dan mengedipkan sebelah matanya padaku. Saat Aidan menyusulku keluar kelas, Ethan langsung mengalihkan pandangan karena takut pada Aidan.

"Gue ada kabar baik." Aidan merangkul bahuku membuatku menatap heran.

"Lo belum tau," sambungnya membuatku penasaran.

"Apa?"

"Masak air biar mateng."

"Cakep," sahutku.

"Abel akan dioperasi dan dia akan bisa jalan lagi," jelas Aidan membuatku menghentikan langkah dan menatap terperangah.

"Wait, lo bukan lagi pantun kan?"

Aidan tertawa. "Enggak, Ra. Gue lagi nyanyi."

Aku memukul bahunya. "Serius!"

"Iya serius, udah tanya Abel dan dia bilang setuju."

Aku menatap terharu. "T-tapi ..."

"Papa gue yang sudah menyiapkan semuanya. Operasi itu akan dilakukan oleh teman papa, dokter profesional di Houston."

Aku semakin takjub. "Jadi, kita akan ke Houston? Maksudnya ... Abel akan ke Houston?"

"Ya, kita. Lo harus ikut." Aidan menatap antusias.

"Kapan?" tanyaku tak sabar.

"Minggu depan, hari Sabtu."

Senyumku pudar. "Hari Sabtu depan gue ada ujian."

Aidan menautkan alisnya. "Ujian?"

"Ujian beasiswa." Aku teringat jadwal yang Bu Sonia kirim lewat ponsel. Aku menghembuskan napas kecewa.

"Ya, itu masalah lo. Soalnya, operasinya nggak bisa ditunda," tutur Aidan begitu melihat kekecewaan di wajahku.

"Yaya, gue tau." Aku tersenyum getir. "Lo jaga aja Abel. Gue akan doain dari rumah semoga kalian cepat balik."

"Beneran nih, nggak mau ikut? Ntar nangis."

"Apaan, sih. Kalau lo apa-apain Abel, baru gue nangis."

Aidan melepas rangkulannya dari bahuku. "Gue akan gantiin lo jadi babu dia, deh. Tapi cuma sehari."

"Ex cuse moi, gue bukan babunya Abel!" seruku kesal.

EVIDEN (END)Where stories live. Discover now