Bab 28

86.9K 11.2K 524
                                    

Meskipun Almira merasa sudah tidak ada masalah lagi dengan keluarganya, tapi dia tetap enggan untuk datang ke rumah orang tuanya. Ia lebih memilih menjaga jarak dengan keluarganya seperti dulu. Selama ini ia baik-baik saja meski tanpa keluarganya.

Setelah selesai kelas, Almira tiba-tiba mendapat telepon dari nomor asing. Ternyata yanga menelepon adalah Papanya. Papa menyuruhnya untuk pulang dan menginap satu hari di rumah. Saat Almira tanya alasannya, Papanya bilang ada hal penting yang ingin disampaikan. Tidak mau membuat masalah baru, akhirnya Almira mengalah dan menuruti keinginan Papanya.

Hari Sabtu Almira datang ke rumah orang tuanya sekitar jam tiga sore. Saat ia datang, hanya ada Mamanya yang duduk di sofa ruang tengah sedang menonton berita. Tidak ada suara berisik keponakannya seperti biasa. Bahkan ia juga tidak melihat sosok Safa dan suaminya, padahal ini adalah hari libur. Setelah menyalimi Mamanya, tanpa berkata apapun Almira naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Awalnya Almira hendak merebahkan tubuhnya ke kasur, tapi ia urungkan saat menyadari kondisi kamarnya yang kotor. Kamar ini seperti tidak pernah dibersihkan sama sekali. Bau pengap ia rasakan saat membuka pintu kamar. Ia berjalan ke arah jendela lalu membukanya. Tidak lupa ia mengganti gorden dan sprei yang sudah kotor. Selesai mengganti semuanya, barulah ia menyapu dan mengepel kamar sampai bersih. Bahkan ia mengepel kamarnya dua kali agar lantainya bersih dari debu-debu halus. Ia juga mengelap jendela dan semua perabotan di kamarnya agar bersih.

"Gila ya, ini kamar nggak pernah dibersihin apa ya?" dumel Almira kesal.

Setelah satu jam beberes kamar, akhirnya Almira bisa berbaring di kasur yang sudah bersih.

"Lho, Mbak Almira pulang?"

Almira langsung bangun dari posisi tidurnya. Pintu kamarnya memang masih terbuka lebar karena ia butuh udara baru untuk masuk ke kamarnya. Dan di sana, ada Mbok Sumi berdiri di depan kamarnya.

"Iya, Mbok."

"Kalo tau Mbak Almira mau pulang, Mbok bersihin dulu kamarnya."

"Emang nggak pernah dibersihin ya, Mbok?"

Mbok Sumi menggeleng. "Sama Nyonya nggak dibolehin, Mbak. Katanya Mbak Almira suka marah kalo barang-barangnya disentuh sama orang lain."

Almira mencibir pelan. "Halah, alesan aja tuh si Mama. Emang sengaja aja nggak bolehin Mbok bersihin kamarku."

"Hah, kenapa Mbak?" tanya Mbok Sumi melangkah masuk ke kamar.

Almira tersenyum lalu menggeleng pelan. "Hmmm ... aku boleh minta tolong nggak, Mbok?"

"Apa Mbak?"

"Kalo aku nggak ada di rumah, tolong tetap bersihin kamarku. Nggak harus setiap hari kok, asal kamarnya tetap bersih. Dan kalo bersihin kamar jendela kamarnya tolong dibuka. Jadi biar ada udara yang masuk. Kalo udah selesai jangan lupa ditutup lagi."

"Iya, Mbak."

"Kalo nggak dibolehin sama Mama, bilang aja aku yang suruh."

Mbok Sumi mengangguk patuh. Setelah itu ia meninggalkan kamar anak majikannya.

Sepeninggalan Mbok Sumi, Almira menutup pintu dan jendela kamarnya. Ia menyalakan AC lebih dulu sebelum kembali merebahkan tubuhnya ke kasur. Ia mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan untuk Radit.

Almira: Mas, aku hari ini nggak ke cafe ya

Radit: Kenapa?

Almira: Aku lagi disuruh pulang ke rumah sama Papa
Almira: Besok pagi aku udah balik kok ke apartemen

Knock, Knock! (Completed)Where stories live. Discover now