Married.

6 0 0
                                    

Waktu demi waktu berlalu, hubungan Aureen dan Arif sudah mulai merenggang. Tanpa adanya kata berakhir atau apapun, Aureen sudah lama tidak melihat Arif di Sekolah, sekitar satu bulanan, mungkin, bahkan lebih. Bahkan sekedar chattingan, dan mengucapkan "Halo" atau sebagainya, saja tidak pernah. Last seen WhatsApp Arif terakhir tiga minggu lalu, Aureen sudah mencoba menghubunginya namun tidak ada respon sama sekali. Manusia itu sepertinya sudah hilang.

"Jahat, kamu jahat, Rif" Hanya kata itu yang bisa Aureen ucapkan di WhatsApp, dan itu sudah dibaca oleh Arif.
Pertemukan terakhir mereka, adalah dua bulan lalu, dimana Arif saat itu pulang duluan tanpa mengajak bicara aureen. Aureen kira dia hanya buru-buru, ternyata itu terakhir kali dia melihatnya, dengan motor Astreanya.


Hari ini adalah hari Minggu, aureen berencana akan keluar bersama Revan. Gebetan barunya? Ah, sepertinya tidak. Dia masih sulit menerima orang baru. Tapi tetiba ada secarik kertas didepan rumahnya, seperti undangan pernikahan.





"Rif, kamu?.." Aureen gemetar membaca surat tersebut, air matanya menetes tanpa ia sadari.  "Gue ga butuh laki laki brengsek gitu" ungkapnya.

Aureen berdiam diri di ruang tamu, tiba tiba ada yang mengetuk pintunya. Dan benar saja, itu Revan.

"Au, are u okay?"
"Mata kamu merah" Tanya Revan,

"Arif, he's getting married" Kata Aureen

"Au, are u okay?"
"Mata kamu merah" Tanya Revan,

"Arif, he's getting married" Kata Aureen,

"Hey, are u okay?"
"Kamu masih bisa dapetin yang lebih baik daripada dia, kan?" Tanya Revan, memegang bahu aureen, mengelusnya pelan.

Aureen mengangguk, tersenyum kepada Revan.

"Sudah yuk?, Ngga enak sama Izza sama varven kalau nunggu lama"

Aureen mengambil tas Selempangnya, lalu bergegas menuju motor Revan.

Mereka doubledate di salah satu mall di Kudus, sampai pada lobby, ternyata Izza dan varven sudah menunggu mereka berdua.

"Au, Lo kenapa? Habis nangis?" Tanya izza saat pertama kali melihat aureen.

Aureen memberikan undangan pernikahan tersebut kepada Izza,

Aureen memberikan undangan pernikahan tersebut kepada Izza,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Izza membaca undangan tersebut, berdecak kesal. "Oh, jadi si Arif itu pergi karena dia Nikah?"

Aureen mengangguk, "iya"

"Yaudah, ngga papa"
"Ngga usah nangis, ngga semua harus dia kan?"
"Bisa jadi ini bukan keinginan dia"

"No, ini pasti keinginan dia" Kata Aureen

"Udah udah, gausah dipermasalahin"
"Masa depan masih panjang, au"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

-B I M A N T A R AWhere stories live. Discover now