1

642 27 2
                                    

Happy reading!!

Ada sesosok pria yang memiliki wajah cukup manis, dia banyak di gilai laki-laki pada sekolahnya, banyak yang mencoba mendekatinya namun dia akan berlaku kasar dan berkata dengan lantang jika dia adalah seorang dominan.

Dia selalu mengatakan jika dirinya itu tampan, padahal jika ditelisik lagi, tidak ada dia terlihat tampan, matanya yang indah dengan hidungnya yang bangir, bibirnya yang merah seolah jika disesap akan terasa manis.

Tian Hendriana Calestial, nama yang terdengar anggun dan cantik, namun tidak seperti orangnya. Sebenarnya, dia laki-laki yang cukup nakal, dia lebih memiliki sifat playboy, hampir seluruh sekolah tau bagaimana Tian. Sosok laki-laki yang sering berganti pasangan perempuan, alasannya hanya satu, dia bosan.

Banyak perempuan yang membenci dia, namun banyak juga yang tetap menyukai Tian, heol! Siapa yang tidak menyukai anak pemiliki sekolah itu, si paling manja dan sering mendapatkan apa yang ia mau, tentu mendekati Tian hanya kerena uang dan yah.. Sedikit pamer jika mereka adalah pasangan dari anak pemiliki sekolah.

Tian tak pernah ambil pusing dengan hal itu, dia hanya menganggap semuanya adalah mainan, tidak perlu di anggap serius, entah sampai kapan dia akan berhenti dengan tingkahnya itu, bermain dengan banyak perempuan lalu dia buang begitu saja.

Entah bagaimana caranya mengubah sifat dia menjadi lebih baik, hanya menunggu waktu yang berjalan dan mungkin menunggu seseorang baru yang akan hadir di sekolah itu.

Tepat pukul 07:00 pagi, Tian dengan santai berjalan di Koridor sekolah, padahal jam pelajaran sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu, namun dia dengan santai berjalan seolah tidak ada apa-apa, ah sekali lagi jika dia pemiliki sekolah, tidak ada yang berani menegurnya.

Tian melewati mading sekolah, ada beberapa foto laki-laki yang terpampang di sana, namun mata Tian hanya terpaku pada satu orang "Kalandra Ryan Hugo." Gumamnya membaca tulisan yang berada di bawah salah satu foto yang terpajang, "pertukaran siswa? Ayah tidak pernah mengatakan ada pertukaran siswa, dan kenapa tiba-tiba sekali?"

Langkah kakinya ia bawa ke ruang milik ayahnya, bukan ruangan kepala sekolah, ayahnya tidak tertarik dengan panggilan kepala sekolah.

Tian membuka pintunya dengan pelan, dia pikir tidak ada siapapun yang berada di ruangan milik ayahnya, namun ternyata ada beberapa anak yang Tian yakinin adalah murid yang mengikuti pertukaran siswa.

"Ah Tian, kau bolos lagi nak?" Ujar sang ayah, dia terlampau hafal dengan sikap sang anak.

Tian duduk dengan kasar di salah satu sofa "ayah tidak mengatakan jika terdapat pertukaran siswa, kenapa? Padahal Tian juga ingin mengikutinya."

Alis sang ayah terangkat salah satu "ingin meninggalkan sekolah ini? Sedikitpun Tian tidak bisa bersekolah di tempat lain."

"Yaya." Tian berdiri dari duduknya, dia akan pergi dari ruangan sang ayah, sejujurnya dia ingin memeluk ayahnya itu dan bersikap manja, namun ada orang lain di sana, dia malu untuk melakukannya.

"Mau pergi kemana nak? Beruntung kau datang jadi ayah bisa terbantu dengan keberadaan dirimu."

"Maksud ayah?"

"Antarkan mereka pada kelas mereka, jangan mengusili mereka Tian."

"Ken–"

"Tidak ada bantahan, sekarang antar mereka pada kelas, ayah harus melakukan beberapa pekerjaan, kau mengerti?"

"Iya!"

Tian menatap malas pada mereka semua "perlihatkan raut wajah yang ramah Tian, mereka adalah siswa baru." Ujar sang ayah.

"Iyaa." Dengan terpaksa Tian tersenyum, menarik ujung bibirnya ke arah samping yang berlawanan, "ayo ikuti aku, aku akan menunjukkan kelas kalian."

Tian melangkah diikuti mereka, mengantarkan mereka pada kelas 1 IPA1, kelas yang tidak Tian sukai, banyak sekali aturan dan jam pelajaran yang sangat berbeda.

Tian memandang salah satu siswa yang tetap pada tempatnya, tidak bergerak masuk ke dalam "kenapa kau tetap berdiri di depan pintu? Masuk ke dalam, aku harus cepat pergi ke kelas ku."

Namun dia tidak kunjung masuk, tidak menyahut juga, hanya menatap dengan wajahnya yang datar "kau bisu?"

"Tidak sopan." Singkatnya.

"Aku mengatakn hal itu karena dirimu tidak menyahutiku, aku hanya bertanya." Bela Tian, dia tidak bersalah, hanya laki-laki di depannya saja yang tidak cepat menjawab.

"Tidak melihat kelasku?" Hanya jawaban singkat yang Tian dapatkan, ah tidak, itu terdengar seperti pertanyaan.

Tian melihat pada lambang yang berada di bahu kanan "oh, kau kelas dua." Tian melangkah, "ayo."

Akhirnya Tian telah mengantarkan mereka semua, dia bisa bersantai dan masuk ke dalam kelas kembali. Dia duduk dengan salah satu temannya, namanya Teana, mungkin jika hanya mendengar namanya, kalian akan berpikir jika dia adalah perempuan, tapi salah, dia seorang laki-laki, lebih tepatnya laki-laki pihak bawah.

Tian tidak merasa aneh dengan itu? Di awal dia memang merasa aneh, karena ia pikir hubungan sesama sedikit menjijikkan, tapi semakin lama dia terbiasa dengan keberadaan Teana dan menerima sexual dia, itu bukan urusan dirinya.

"Aku mendengar ada beberapa pertukaran siswa, apakah mereka tampan?" Tanya Teana, dia memang sangat senang membicarakan hal-hal tentang ketampanan laki-laki, ingat sekali lagi jika Tian sudah terbiasa.

"Biasa saja, tidak ada yang tampan, bagiku hanya diriku yang tampan, tapi ah, ada satu murid yang terlihat menyebalkan."

"Siapa dia?" Tanya Teana penasaran.

"Aku tidak berkenalan dengannya, hanya membaca namanya pada mading sekolah, di sana tertulis jika namanya adalah Kalandra Ryan Hugo."

"Bagaiaman bisa kau menghafal namanya!" Pekik Teana.

"Itu hanya nama, bukan rumus ataupun bahasa asing yang sulit untuk aku ingat." Balasnya.

"Dia siswa baru, lalu kau langsung menghafal namanya, bukankah kau seseorang yang cukup tidak peduli pada sesuatu?"

Tian menggaruk kepalanya yang tidak gatal "yah.. Hanya tanpa sengaja aku membacanya."

"Jika seperti ini kau terlihat seperti pihak bawah Tian."

"Huh? Aku tidak menyukai pria, jikapun iya, aku bukan pihak bawah, aku pihak atas Teana." Balasnya, "tapi sepertinya seru membuat Kalandra itu menjadi pihak bawah."

Teana mengulurkan tangannya "jabat tanganku, jika kau memang berani membuat Kalandra menjadi pihak bawah."

Tian menyambaut ukuran tangan Teana dengan cepat tanpa ragu sedikitpun "ya, dalam beberapa hari dia akan menjadi pihak bawahku." Ujarnya yakin.

"Tapi bagaimana jika sebaliknya?"

"Maksudmu?" Bingung Tian.

"Bagaimana jika kau yang nantinya akan  menjadi pihak bawah dari Kalandra itu?"

"Itu tidak mungkin, aku pihak atas sejati."

"Aku hanya bertanya, bagaimana jika dirimu yang menjadi pihak bawah nantinya, apa yang akan kau berikan padaku?"

"Ini terdengar seperti taruhan, apa yang harus aku berikan jika aku kalah?"

Teana terlohat berpikir sambil mengeluarkan suara mendengung "jika aku meminta benda, kau pasti akan mendapatkannya secara cepat, tapi sekarang aku tidak memiliki ide yang menarik, nanti saja setelah aku tau akhirnya."

"Bagaimana dengan mentraktirmu?" Usul Tian.

"Hmm, boleh saja. Satu bulan penuh kau akan mentraktirku, jika dalam waktu satu minggu tidak bisa membuatnya menjadi pihak bawah, siap saja uangmu akan aku kuras."

"Aku tidak takut dan aku akan percaya jika aku akan menang."

Bersambung...

KalandraWhere stories live. Discover now