Where Are You, My Wife? (1)

Start from the beginning
                                    

"iya bu, saya biasanya berangkat ke kantor jam segini, tapi hari ini saya ambil cuti bu, mau bantu Ai ngurus rumah," jawab Daaniyaal

"lalu mana Ai?“ Daaniyaal lihat gugup saat mertuanya bertanya

" em….. Ai Masih… Di kamar…. Mandi… tadi ijin ke saya… Mau ke kamar….. Mandi" jawab Daaniyaal dengan bingung

Hiks…. HiHiks… HiHiks….. NdNda… NdNda… suara tangis Dion terdengar

"itu suara tangis siapa nak Dani? Bayi siapa yang menangis?" tanya sang ibu mertua saat mendengar ada suara bayi menangis.

"ini anak saya yang paling kecil bu." jawab Daaniyaal dengan gugup

"saya tutup dulu ya bu teleponnya. Sepertinya Dion ingin bertemu dengan bundanya, Ai" pamit Daaniyaal sambil mencoba menenangkan Dion

"iya nak Dani. Assalamualaikum…" kakata ibu mertuanya

"sekali lagi, maaf bu. Wa'alaikumsalam.." jawab Daaniyaal dengan perasaan tidak enak.

Setelah mematikan telepon tersebut, Daaniyaal langsung berdiri dan menggoyangkan tubuh Dion agar anaknya itu berhenti menangis. Selama mencoba mendiamkan Dion, Daaniyaal merasa gelisah. Karena ternyata istrinya itu tidak pulang ke rumahnya. 'Lalu dimana istrinya itu pergi?' pikir Daaniyaal.

Waktu menunjukkan pukul 14.00. Itu tandanya kedua anak Daaniyaal pulang sekolah. Daaniyaal langsung keluar rumah untuk mencari sopirnya. Dia akan menyuruh sopirnya itu menjemput Nina, karena tidak mungkin Daaniyaal menjemput Nina sedangkan Dion sendirian di rumah. Karena Ai belum tahu dimana keberadaannya.

"pak Diman.." panggil Daaniyaal sedikir berteriak
Laki-laki paruh baya berlari menuju Tuan nya yang memanggilnya, "ada apa pak?" tanya pak Diman

"jemput Nina pak!" perintah Daaniyaal

"baik pak," jawab pak Diman sambil menunduk.

Pak Diman lun langsung berlari menuju garasi mobil. Terdengar mesin mobil menyala. Kemudian pak Diman mengeluarkan mobil yang digunakan untuk menjemput putri dari majikannya. Mobil tersebut langsung keluar dari rumah besar tersebut setelah membunyikan klakson, sebagai tanda berpamitan kepada majikannya, Daaniyaal yang masih berdiri di depan teras. Saat pak Budi menutup pintu pagar, Daaniyaal sudah memasuki rumah.

Pak Diman memarkirkan mobilnya tidak jauh dari gerbang sekolah putri majikannya, yaitu Nina. Terlihat gerbang dibuka dan muncullah anak-anak remaja berpakaian putih biru keluar dari gerbang tersebut. Pak budi menunggu anak majikannya dari dalam mobil.

Sekitar 10 menit, muncullah putri dari majikannya tersebut. Pak Diman langsung keluar dari mobil dan menunggu Nina yang berjalan menuju mobil. Pak Diman membukakan pintu penumpang bagian belakang dan masuklah Nina lalu duduk. Setelah pak Diman menutup pintu, dia langsung berlari kecil menuju tempat kemudi. Kemudian melajulah mobil tersebut dengan kecepatan rata-rata.

"kok pak Diman yang jemput aku? Bukannya papa hari ini ga ke kantor ya," tanya Nina ingin tahu

"maaf non. Tadi tuan Daaniyaal suruh saya yang jemput Non Nina. Tapi Tuan Daaniyaal tadi di rumah non." jawab pak Diman

"lha terus, kok bukan papa yang jemput? Memang papa sibuk?“ tanya Nina sedikit kesal karena bukan papanya yang menjemput.

Padahal hari ini papanya cuti. Kan Nina ingin sekali-kali dijemput papanya. Nina memalingkan pandangannya keluar jendela dan melihat pemandangan siang hari yang panas sambil menunggu jawaban dari pak Diman, supirnya.

"maaf non, tadi Tuan nemenin den Dion, karena seharian den Dion nangis terus non." jawab pak Diman sambil melajukan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah menunjukkan hijau.

Nina mengerutkan dahinya atas jawaban dari sang supir. Dia terlihat heran dan bingung. 'mengapa Dion menangis? Biasanya kan bunda yang jaga Dion?'

"emang Dion kenapa nangis pak? Kan kalo sama bunda, Dion jarang nangis." tanya Nina dengan heran

"kalo itu saya kurang tau non," jawab pak Diman

"tapi dari tadi setelah tuan Daaniyaal mengantar Non Nina ke sekolah, nyonya Ai pergi dan sampai sekarang belum pulang non," lanjut pak Diman saat sudah hampir sampai rumah

Belum sempat Nina bertanya, mereka sudah tiba di depan rumah. Pak Budi membuka pintu pagar dan mobil memasuki halaman rumah. Nina pun langsung keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah besar itu setelah mengucapkan terimakasih kepada sang supir.

"terimakasih, Pak Diman," kata Nina sambil berteriak

Pak Diman hanya bisa menggeleng kepala sambil tersenyum melihat kelakuannya putri majikannya yang berubah menjadi sedikit sopan.

"Sama-sama nona," jawab pak Diman

"nona Nina sudah sedikit berubah ya, Man." kata pak Budi yang tiba-tiba sudah berada di samping pak Diman

"bikin kaget aja," kata pak diman dengan ekspresi terkejut, "iya. Kedatangan Nyonya Ai membuat anak-anak pak Daaniyaal jadi berubah lebih baik. Alhamdulillah."

"semoga keluarga pak Daaniyaal selalu bahagia," doa pak Budi

" Aamiin Aamiin," ucap pak Diman

"Assalamu'alaikum…" salam Nina ketika memasuki rumah

Karena suasana sepi dan tidak ada yang menjawab salam, Nina pun berteriak, "bunda…. Bunda….. Bunda Ai…"

"kok ga ada bunda Ai," Nina pun berjalan menaiki tangga mnuju kamarnya

"ganti baju dulu deh, nanti cari bunda Ai lagi. Mungkin lagi di kamarnya si kecil Dion," Nina pun memasuki kamarnya

Seorang laki-laki berjaket hitam memasuki rumah dengan tas yang berada di punggungnya, "Assalamu'alaikum.."

Setelah mengucapkan salam, dia pun melanjutkan langkahnya. Terlihat sunyi dan seperti tak berpenghuni. Kemudian dia melanjutkan langkahnya menuju lantai dua.















🌹🌹🌹🌹🌹













E

nough for today

Don't forget vote and comment

Follow this account fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Selamat berpuasa
Jangan lupa baca Al Qur'an ya

Ketemu lagi sabtu depan ya

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now