"Dia cuman akan baik pas lagi mau ngedeketin doang? Terus pas udah deket dia akan memperlakukan kita seenaknya." Gumamnya lagi.

"Apa kamu juga gitu Van? Kamu baik sama aku terus setelah itu kamu bakal seenaknya ngehina aku?" Tanyanya kepada Revan.

"Maksud Lo apa?!"

"David. Aku pikir David itu beda dari laki-laki yang lainnya. Dia begitu baik banget sama aku. Dia juga selalu melakukan apapun yang aku suka. Tapi sekarang, dia malah berkhianat dari aku..."

"Berkhianat?"

"Iya, Dia bilang cinta sama aku. Tapi dia malah berkhianat di belakang aku."

Revan hanya diam saja..

"Aku pikir semua laki-laki itu sama."

"Gak usah nyamain semua orang itu sama! Gue beda sama dia!" Tegas Revan.

"Tapi kamu juga selalu gitu sama aku. Kadang baik, terus kadang nyebelin." Katanya Apa adanya.

"Ya tapi kan gue gak berkhianat!" Tegas Revan.

Wanita itu hanya diam saja menatap bingung kearah Revan.

"Ma—maksud gue! Gue gak kaya cowok lu itu."

"Dia bukan cowok aku. Dia cuman temen aku."

"Terserah, gue gak perduli!" balas Revan acuh.

***

Akibat hujan deras tadi sore. Saat ini Revan tengah berbaring lemas di tempat tidurnya. Tubuhnya menggigil hebat karena kedinginan. Kepalanya juga terasa sangat pusing. Bahkan perutnya juga terasa mual. Ada apa dengan Revan??

Rianti terlihat khawatir dan panik dengan kondisi Revan.

Saat ini Abian tengah memeriksanya.

"Gimana Bang?" Tanya Galen kepada putra sulungnya tersebut.

"Revan kayanya Demam ayah."

Seluruh keluarga terlihat sedih mendengar Revan yang sakit Demam.

Mereka semua sangat tak tega melihat bayi besar Pradigta yang hanya diam saja tak ada gairah di tempat tidurnya.

Rianti membelai lembut rambut anaknya itu. Bahkan suhu tubur Revan pun sangat panas sekali.

"Sayang jangan sakit ya?"

Revan hanya mendusel dusel saya kepada Rianti. Mencari kehangatan didalam pelukan Bundanya.

"Dek, waktu makan siang kamu makan gak?" Tanya Abian memastikan.

Revan menggeleng kecil. Pantas saja. Perutnya kosong, terus dia juga kehujanan tadi waktu mau pulang. Maka dari itu ia bisa sakit seperti ini.

"Kenapa gak makan?" Tanya Ezio.

"Gak laper!"

"Tumben banget." Heran Reynal.

"Lain kali kamu harus makan, Dek. Biar kamu gak sakit!" Kata Abian menasehati.

"Bundaaaaa..." Rengek Revan mengadu kepada Rianti. Karena abang-abangnya mengomelinya.

"Yaudah, makan sekarang ya, mau? Bunda suapin?" Tawar Rianti.

"Gak mau pait." Tolaknya.

"Kalau kamu gak makan. Yang ada makin sakit, Dek." Kata Riyan menasehati.

"Tapi gue gak mau!" Tegas Revan.

"Mau sama Ayah disuapinnya?" Tawar Galen. Revan hanya menggeleng saja.

"Om galak harus makan! Nanti gak sembuh-sembuh kalau gak makan." Sahut Arum.

Pradigta2 (BTS lokal)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora