005: Jung and Na

9.4K 753 29
                                    

MENGELILINGI ruang tamu keluarga Jung, Haechan melihat lihat foto yang rapi tertata di sana. Ada foto full member, keluarga besar, Mark yang masih kecil, Beomgyu yang di gendong oleh Jeno, dan ada tiga orang anak kecil tersenyum lebar di sana. Haechan tau kedua anak itu, tapi tidak dengan yang satunya.

"Chan?" Haechan menoleh, mendapati Jeno dengan seseorang lelaki mungil disebelahnya.

"Hai?" Mendekat, Haechan melempar senyum saat si lelaki mungil itu memberikan senyum manisnya.

"Bentar ya Sayang, aku ke atas dulu. Kamu tunggu di sini sebentar dengan Haechan, ajak kenalan saja." Jeno mengecup bibir lelaki mungil itu sebentar, berjalan menjauh untuk pergi ke kamarnya.

"Seo Donghyuck, panggil Haechan saja." Haechan mengulurkan tangannya, dan di balas baik oleh sang empu.

Sekali lagi, Haechan melihat raut terkejut lelaki yang ada di hadapannya. Sama seperti Beomgyu tadi.

"Hallo?"

"Eh, maafkan aku. Aku Renjun, Huang Renjun." Tersenyum kecil, Renjun menatap Haechan yang santai tersenyum.

"Queen?" Haechan tertawa, lagi.

"Bukan, kau, bagaimana?" Haechan senyum, menatap Renjun yang sebenarnya ragu akan jawaban yang Haechan berikan.

"Bukan, aku Omega biasa." Karena memang Renjun terlahir dari pasangan Alpha-Omega yang biasa.

Renjun mempunyai proposi badan yang pas. Wajahnya kelewat cantik dan manis membuat Haechan oleng sedikit.

"Ingat derajatmu Seo." Haechan tersenyum malu, melepas genggaman tangannya dan mulai mengobrol kecil dengan Renjun.

"Kamu kuliah di Neora?" Karena seingat Renjun, dia pernah melihat Haechan di kampusnya.

"Iya, di Neora. Kamu juga berkuliah di sana bukan? Soalnya aku pernah melihatmu dengan Jeno di sana." Renjun mengangguk, ternyata benar. Dia takut salah lihat soalnya.

"Jurusan apa?"

"Bisnis, kau?"

"Kedokteran." Ah, pantes. Dia juga pernah melihat lelaki mungil itu di parkiran fakultas Kedokteran. Ya walaupun dia baru beberapa hari kuliah di sana sih.

"Satu jurusan dengan Jaemin ya?" Karena Jaemin juga ngambil jurusan yang sama, sama Renjun.

"Na Jaemin?" Haechan mengangguk, memang Jaemin mana lagi. Haechan rasa hanya ada satu Jaemin yang dia kenal bermarga Na.

"Iya, cuman kita tak saling kenal. Maksudnya, aku mengenalinya mungkin dia juga mengenaliku, hanya saja mungkin kita tidak dekat ataupun saling sapa, mimik muka Jaemin akhir akhir ini sedikit menyeramkan soalnya." Haechan terbahak, terlintas mimik wajah Jaemin jika sedang marah di otaknya.

"Ah iya, aku ingin bertanya, tapi aku tidak enak untuk menanyakannya."

"Tanya saja, jika itu ada jawabannya maka akan ku jawab, tapi jika tidak, mungkin kita bisa mencari jawabannya."

"Kau Matenya Jeno?" Renjun tersenyum tipis, lalu menggeleng.

"Bukan, dulu aku dan Jeno bersahabat. Dimana ada aku, pasti ada dia, ataupun sebaliknya. Aku bersahabat Jeno dari mulai kami masih duduk di bangku sekolah dasar, lanjut hingga kami duduk di bangku sekolah menengah atas. Awalnya memang aku menyimpan rasa ke Jeno, tapi balik lagi. Kita berdua itu bukan sepasang mate. Tapi beberapa bulan kemudian, Jeno menyatakan perasaannya kepadaku. Aku yang di sana yang terkejut, bahagia, tak percaya apa yang dia katakan. Aku menerimanya tanpa memikirkan masa depan yang kita tak tau jalannya bagaimana." Haechan mendengarkan cerita Renjun sembari memakan cookies yang tadi sudah Taeyong siapkan di atas meja.

Mate[END]Where stories live. Discover now