23. Sisi Clain.

24.5K 3.4K 71
                                    




Semenjak Sean meninggalkan kamar, pemuda itu tidak tenang. Sean merasakan firasat buruk yang akan menimpa. Tetapi dia tak bisa kembali karena Sergio tak akan suka.

Jadinya Sean berjalan kekamarnya membersihkan diri. Selesai dengan itu, dia pergi kebawah untuk makan malam. Dia pikir jika Sergio sudah berada di bawah.

Karena anak itu akan hadir tanpa di suruh atau di panggil. Sergio merupakan orang yang tepat waktu.

Namun dia mengernyitkan alisnya ketika tidak ada siluet Sergio di meja makan.

"Loh Sean, dimana babynya nenek?" tanya Anne bingung.

"Dia tidak datang? " Sean bertanya balik.

Anne semakin bingung,  "Nenek pikir kau akan turun bersamanya. Ya sudah nenek yang akan memanggilnya." Anne pun tanpa banyak kata beranjak dari sana.

Sean duduk di meja dengan perasaan gelisah. Sergio bukanlah orang yang sembrono. Semenjak dia disini, anak itu tak pernah sekalipun melenceng dari peraturan Clain. Anak itu patuh tanpa banyak tingkah.

Jadi aneh rasanya jika Sergio belum ada di meja saat ini.

"Sean, ada apa?" Albert yang melihat gerak gerik putranya yang tak nyaman pun bertanya.

Sean memandang ayahnya, "Aku.." pemuda itu menggantung ucapannya.

"Aku akan ke atas, perasaanku tidak baik baik saja," lanjutnya. Ia pun segera menyusul Anne.

Albert yang mendengar itu langsung pergi. Begitu pula Rico dan Hazel. Firasat Sean tak pernah salah. Jika Sean berkata demikian maka ada hal yang tak di inginkan terjadi. Kenzo yang awalnya ingin ikut malah tidak di perbolehkan oleh Rico.

Dia di bawa oleh Liam. Penjaga Kenzo sejak dia kecil. Kenzo di bawa ke kamarnya sendiri dengan paksaan karena pria 'dewasa' itu memberontak.

Hey.. Dia juga kepikiran dengan anak kecil itu.

Langkah Sean terhenti ketika Anne berdiri di samping tempat tidur Sergio dengan tubuh membeku. Tangan neneknya menatap tak percaya dengan apa yang ada di depannya.

Jantung Sean tak karuan. Dia mendekati neneknya yang terkejut. Sean pun sama terkejutnya, begitu pula dengan yang lain.

Disana, Sergio terbaring pucat. Di sampingnya ada 2 botol obat dan sisa obat tablet yang tersisa.

"Sergio!"

Mereka pun kembali dari keterjutan mereka dan langsung bergerak masing-masing. Hazel yang keluar untuk mensiapkan mobil. Albert yang menghubungi dokter di rumah sakitnya dan menyuruh untuk menyiapkan ruangan. Rico yang mencoba membangunkan Sergio bersamaan dengan Sean lalu Anne yang menyiapkan segala peralatan untuk di bawa kerumah sakit.

Semuanya di landa panik. Sergio seperti salah satu anggota keluarga mereka.

Clain bergerak cepat, sehingga 10 menit kemudiaan mereka berada di rumah sakit. Dokter dan perawat yang menunggu langsung sigap membawa tubuh lemah Sergio.

Segala usaha mereka lakukan demi Sergio. Apalagi mereka tak ingin membuat keluarga Clain kecewa akan sikap lelet mereka.

Para Dokter ternama pun di siapkan hanya untuk Sergio.

Sebelumnya, Sergio mengalami kritis dan henti jantung. Sergio pun sempat mengalami kejang sebelum akhirnya dinyatakan koma.

Clain pun tak bisa mengelak, dokter yang di sediakan merupakan Dokter profesional.


















Tbc.

Fabio To Sergio [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang