9.

32K 3.9K 233
                                    



"Dari mana saja kau Darius!?" Archer segera melayangkan pertanyaannya saat Darius berjalan mengabaikan keberadaanya serta kedua anaknya.

Darius berhenti lalu melirik papanya. "Ada apa?"

"Papa bertanya sekali lagi, Dari mana saja kamu 3 hari ini?" padahal Archer tau, Jika Putra sulungnya itu tengah mencari putra ketiganya.

"Bukan urusan papa."

"Darius!" tangan Archer terkepal kuat. Lalu dia mengingat, jika 3 hari lalu pengawal mengatakan jika putra sulungnya tak akan pulang sebelum menemukan Sergio.

Apa itu artinya..?

Archer... Segera beranjak dan pergi menyusul Darius. Dia ingin bertanya langsung padanya.

Eve yang melihat kepergian papanya pun mendengus. "Tuh kan, bang Gio itu pengaruh buruk," tuding Eve sembari memeluk lengan Matteo.

"Bang Matteo jangan sampai kena jebakan bang Gio juga, atau Eve akan marah!" sebalnya mengembungkan pipinya lucu.

Matteo hanya mengelus rambut Eve.

Sedangkan di atas Darius mengangkat alisnya melihat keberadaan papanya di ambang pintu.

Archer berdiri menyenderkan kepalanya dan bersedekap dada, "Dimana adikmu itu Darius?"

"Adik yang mana? Adikku ada tiga," acuh Darius. Dia memakai lonceng di lengan kekarnya.

Archer mendengus, "Papa sedang tidak mau bercanda."

Darius menatapnpapamya, "Memang sejak kapan aku bercanda? Bukankah benar jika adikku ada tiga."

Archer geram, "Sekali lagi papa bertanya. Dimana adikmu Sergio, Darius!" tekannya.

"Papa tidak perlu tau." memakai parfum dan jas rapi, Darius melangkahkan kakinya keluar kamar.

Tetapi dia harus berhadapan dengan sang papa yang sedikit lebih tinggi darinya. "Minggir."

"Tidak, sebelum kamu beritahu keberadaan Sergio."

"Itu tidak penting untuk papa kan? Lebih baik papa lindungi Eve. Masalah Sergio, itu menjadi urusanku," sinis Darius.

Archer berjalan lebih dekat  ke arah putra sulungnya, "Sergio adalah putra papa. Jadi papa punya hak untuk tau!"  dia menunjuk tepat di dada Darius

Darius tertawa sinis, "Kenapa tidak papa cari tau sendiri?"

"Bukankah kau yang mencarinya. Papa tinggal menunggu hasil darimu bukan?" Archer mengangkat bahu.

"Ck."

Berdecak pelan, Darius sedikit mendorong papanya dan melanjutkan langkahnya kebawah.

Rahang Archer mengeras, tangannya terkepal kuat. Dia benar benar marah saat ini.

Archer menggila. Dia memporak porandakan seisi kamar Darius, sama seperti yang di lakukan oleh putrinya, Eve.

Di lain sisi..

Darius harus berhadapan dengan adik bungsunya. Dia merotasikan matanya lalu menatap Eve datar.

"Abang baru pulang dan mau pergi lagi!?" sentaknya. Dia bersedekap dada dan mengerucutkan bibirnya.

"Iya," jawab Darius seadanya.

Eve menghentakkan kakinya, "Ish abangg.. Temanin Eve. Sudah berhari hari abang acuh pada Eve. Eve rindu abang," ujarnya manja. Dia memeluk Darius.

Darius? Dia sedikit kesal dengan gadis di depannya ini. Entah sejak kapan, dia begitu tidak menyukai adik bungsunya yang manja dan menyebalkan.

Dia melepaskan pelukan Eve lalu berkata, "Kau menyita waktuku." Darius pun pergi setelah melepaskan pelukan tersebut.

Fabio To Sergio [ Terbit ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu