22.

25.8K 3.5K 429
                                    









"HIKSS GA! INI GA MUNGKIN! PAPA KATAKAN PADA EVE INI BOHONG!" teriak Eve. Dia mengguncang tubuh Archer yang bergetar karena tangis.

Putrinya bangun 3 jam yang lalu. Dia tak langsung memberitahu. Dan baru saja, saat menyadari keanehan, Eve berniat untukmu turun kebawah. Tetapi tidak ada yang bergerak seolah dia tak memiliki kaki.

Namun ketika menyingkap selimut, Eve shock ketika kakinya tidak ada. Hanya ada paha tanpa lutut kebawah. Y

Yang artinya, kakinya gone, GONE!!

Dia langsung histeris, Archer menjelaskan dan mencoba untuk menenangkan putrinya, Namun Eve seolah tak mendengar apa yang telah ia katakan.

"HIKSS YA TUHAN,  BAGAIAMANA MUNGKIN INI TERJADI PADAKU. PAPA MASA DEPANKU HIKSS. AKU TIDAK MEMILIKI KAKI!"  untuk pertama kali di hidupnya. Eve merasakan perasaan hancur.

Ketika dia di tinggal oleh mamanya. Dia berfikir jika ada papa dan para saudaranya. Namun kini, ia kehilangan kakinya. Apa hang harus dia lakukan untuk ini.

"Nak, dengarkan mami. Mami akan jadi kaki untuk Eve. Eve tenang ya nak." Nara mendekati Eve. Archer di sebelahnya tak berdaya. Namun wanita itu mencoba kuat untuk sang keponakan.

"MAMI TAU APA HIKSS.. INI MASA DEPAN EVE! EVE TIDAK PUNYA KAKI. EVE CACAT! EVE LUMPUH!" berangnya. Menjadi kaki untukmya? Jangan bercanda.

"Mami mau memberikan kaki mami pada Eve? Tidak kan? Jadi diam! Hiks.." Eve lelah sungguh. Memikirkan jika dia akan kesulitan karena tidak memiliki kaki membuat ia hancur.

"Kenapa aku tidak mati saja hikss.. Aku tidak mau hidup lumpuh," lirih Eve.

Archer mendongak, air matanya langsung meluruh, "Jangan seperti ini Eve. Kamu semangat untuk hidup papa. Jangan mengatakan hal itu, kamu merupakan poros papa. Jika kamu tidak ada, bagaimana dengan papa nak."

Eve tak menjawab, dia menangis. Archer memeluk putrinya erat. Dia tak sanggup melihat putrinya seperti ini.

Darius pun ikut kacau. Dia mengelus rambut adiknya dari sisi kanan. "Jangan khawatir adiknya abang, kami semua akan menjadi kaki untukmu." ia adalah anak sulung. Dia tak kuasa memandang adiknya yang hancur.

Mengecup kening Eve lama, berharap adiknya bisa sabar, tabah dan menerima.

.

Hari demi hari terlewati. Eve di perbolehkan pulang. Gadis itu tak banyak bicara.

Keluarganya pun menyemangati sang gadis. Tak perduli jika mereka tak mendapatkan respon. Mereka akan menghibur Eve.

Mereka benar benar menjaga Eve 24 jam bergantian. Tak membiarkan ataupun meninggalkan gadis tersebut. Tiada lelah mereka merawat Eve sepenuh hati. Meski sang gadis telah kehilangan binar di matanya. Si gadis yang kehilangan semngat untuk hidupnya.

Mereka sama sama merasakan sakit. Takut ketika kesayangan mereka terluka, sakit Ketika kesayangan mereka tersiksa, sakit karena kesayangan mereka diam tanpa semangat hidup.

Mereka kembali pada awal. Dimana ada seorang anak yang mereka lupa dan tak di anggap keberadaannya.

***

"Bukankah cukup untuk 4 bulan terakhir ini Arsen?" tanya Sergio. Dia memiringkan kepalanya menghadap Sean.

Dirinya berada di pembatas balkon. Ia pun memusatkan pandangannya pada matahari yang akan tenggelam. "Aku menjadi bayangan lagi."

"Abang Darius tak pernah menemuiku. Dia berbohong padaku. Kami bertemu terakhir kali saat aku akan memasuki sekolah. Dia mengatakan jika dia ada rapat yang tak bisa di hindari."

Fabio To Sergio [ Terbit ]Where stories live. Discover now