17.

28.1K 3.7K 246
                                    






"Sekarang bagaimana Aland! Kita harus menahan malu karena putri kesayanganmu itu! Bukankah sudah aku katakan jangan memanjakan dia dengan berlebihan!" murka Maria. Ibu dari Archer dan Nara.

Dia marah besar ketika besannya menghubungi dia untuk menjemput Nara. Dia juga mendengar nada yg penuh amarah dari seberang.

Maria langsung menyeret suaminya untuk pulang dari Itali. Dan yang terjadi kini, Maria memarahi semuanya. Dia memarahi semua yang ada di Mansion.

"Bu, ini bukan salahku. Ibu Anne saja yang berlebihan. Aku sudah menjelaskan semuanya padamu," ucap Nara membela diri. Dia tak ingin terus terusan di marahi.

"Seharusnya kau tau dan paham betul Nara. Tetapi kau bertindak seolah tidak pernah tinggal disana! Kau tau, ibu malu!" seru Maria.

"Nara sudah bilang, Itu bukan salah Nara!" teriak Nara membentak ibunya. Hati Maria sakit mendapatkan bentakan itu.

"Nara!"

Mendengar namanya di panggil dengan penuh tekanan oleh ayahnya. Nara segera pergi ke kamarnya.

Hidupnya sudah hancur. Dia bahkan tidak bertemu dengan suaminya. Atau mantan suami?

Anne mengusir dirinya dengan kertas yang berisikan surat cerai dan sudah ada tanda tangan suaminya. Nara tau, jika itu tanda tangan yang di buat mirip dengan tanda tangab sang suami.

Pupus semua harapannya. Dia kehilangan suaminya karena keegoisan sang mertua. Lalu sekarang ia malah di marahi habis habisan oleh ibunya?

Nara tidak terima. Ini bukanlah salahnya.

"Kamu lihat Archer? Pahami sekarang. Jika kau terlalu memanjakan putrimu, maka lihat sekarang. Kau jadikan kaca di masa depan nanti. Ibu tidak ingin di permalukan kembali!" sengitnya. Dia menunjuk Eve yang berada di dekapaan Archer.

"Kenapa ibu malah membahas Eve!" sahut Archer tak terima.

"Ibu membahas Eve agar kamu bisa kendalikan sikap memanjakan anakmu Archer!" balas Maria.

Archer mengerut, "Dia putriku, jadi aku bebas menyikapinya bagaimana," ujarnya sedikit membentak sang ibu.

"Baguss, tadi Nara sekarang kamu? Bagi kalian ibu ini apa?" satu tetes air mata membasahi pipi Maria yg langsung di usap kasar olehnya.

Archer sedikitpun tersentak melihat ibunya menangis. Namun amarahnya lebih mendominasi.

"Itu karena ibu. Jika ibu marah pada Nara jangan libatkan Eve. Dia tidak tahu apa apa," timpal Archer. Dia memeluk erat Eve yang menangis.

"Archer!"

"Apa ayah! Ibu perlu di nasehati. Dia tidak ada hak ikut campur atas masalah anak anaknya," cecar Archer membalas ayahnya sebelum sang ayah berkata jauh.

Maria menghela nafas lelah, hatinya sungguh sakit, " Terserah! Terserahmu Archer. Ibu tidak mau tau lagi. Terserah, ibu angkat tangan dengan kalian semua. Semoga kalian menyesal!" dia keluar dari pintu Mansion Lucifer.

"Maria!" panggil Aland. Sedari tadi dia memijit pelipisnya. Masalah ini membuat ia pusing.

"Archer, mulai sekarang terserahmu. Ayah tak akan bisa membujuk ibumu mengetahui jika kau dan adikmu melukai hati istriku," ujarnya kemudian menyusul sang istri.

Aland tau, semua yang istrinya lakukan itu agar putra putrinya menjadi orang hebat dan berwawasan luas. Tetapi entah mengapa semuanya melenceng di tengah jalan.

Istrinya merupakan orang yang lembut dan tegas, namun secara bersamaan istrinya merupakan orang yang gampang sakit hati.

Apalgi, yang menyakitinya adalah darah dagingnya.

Fabio To Sergio [ Terbit ]Where stories live. Discover now