53. Dia Masih Hidup

Mulai dari awal
                                    

Lututnya lemas melihat lautan dibawahnya terlihat hitam pekat di malam hari dengan adukan kincir besar meninggalkan riakan air layaknya deburan ombak. Mungkin saja ada sekelompok hiu dibawah sana. Revela memejamkan mata. Merasakan sensasi adrenalin yang disukainya saat melepas stress. Rambut panjang hitam legam beterbangan tertiup angin kencang. Wajahnya begitu cantik dibawah sinar rembulan yang meneranginya.

"I'm fly!" ucapnya tersenyum lebar hingga deretan giginya yang rapi terlihat. Segala beban pikiran hilang. Perasaannya seperti burung-burung yang bebas beterbangan.

"Hah. AKU SUDAH GILA! Hah-HAHA!!" teriaknya senang dengan mata yang masih terpejam dan tangan yang terus terentang. "Jika ada yang melihatku seperti ini mungkin mereka akan menganggapku GILAA!!! Hah-HA! WUUUUUUW!!!"

Beberapa derajat saja tubuhnya condong kedepan, dirinya sudah menjadi santapan para hiu.

"HEI WANITA GILA DI ATAS SANA!!! APA KAU SUNGGUH INGIN MATI?!" teriak seorang pria berjas hitam dalam bahasa Inggris. "ATAU KAU SEDANG BERKHAYAL MENJADI ROSE??" Pria itu tertawa mengejek.

Suara lantang laki-laki dibawah sana membuat kedua matanya terbuka.

Dalam film Titanic, Rose akan bertemu Jack disini!

Revela sedikit terkekeh dengan pandangan lurus tanpa sedikitpun menoleh. "KALAUPUN AKU INGIN MATI BUKAN URUSANMU! MEMANGNYA KAU INI JACK??!"

"AKU ... MEMANG BUKAN JACK DAWSON!"

"HAH-HAHAHAHAA!" Revela tertawa terbahak-bahak.

"TAPI JACKSON!! LEBIH TEPATNYA ... JACKSON FEDERICO!!!"

Jantung berhenti. Tawanya lenyap seketika diterpa angin. "Italian??" tanya Revela lirih namun dapat didengar pria itu.

"APA?? BAGAIMANA ANDA TA-"

Tanpa pikir panjang lagi Revela menoleh ke arahnya. "JACK!!!" Revela berteriak girang setelah melihat sosoknya namun sayang kakinya tergelincir.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"

"HATI-HATI!!"

BRUKK!!

Jackson mencoba menangkap tubuh Revela. Namun tenaganya tak cukup kuat menangkapnya dari jarak yang cukup tinggi. Hingga tubuh wanita itu menimpanya. Jackson terbaring di lantai dengan tubuh Revela telungkup diatasnya.

"AWW ... pantatku sakit sekali!!" Jackson mengerang kesakitan. "Bagaimana denganmu? Kau tak apa?"

Revela mengangkat wajahnya. Mereka mematung saling menatap dalam beberapa detik.

"Re ... vela??" Jackson tak percaya.

"JAAAACKK! HUHUHUUU!!!!"

Revela menangis tersedu-sedu memeluk erat Jackson. Begitu senang bertemu seseorang yang dapat diandalkan.

"Apa aku bermimpi?? Kau ... Revela??" Jackson mulai tersadar. "Oh, Tuhaan!!" Jackson tertawa bahagia memeluknya erat. "Ini sungguh keajaiban! Kau masih hidup!!"

"Dimana dia? Bagaimana kabarnya ...?"

Jackson bangkit dan mendudukkan Revela yang terisak. Raut muka yang semula bahagia menjadi sangat sedih. "Selama ini hidupnya sangat menderita! Dia berada didalam sel dan mengalami kelumpuhan. Saat mendapat kabar kau meninggal ... dia begitu tersiksa. Setiap malam berusaha bunuh diri. Namun penjaga penjara selalu tak membiarkannya. Hampir setiap hari para napi menghajarnya hingga babak belur. Dia membiarkannya karena hidupnya sudah tak berarti lagi!"

Revela mematung. Hatinya tersayat benar-benar sangat perih. "Itu tak mungkin! Bagaimana semua itu bisa terjadi padanya?"

"Dia telah dituduh menjadi pemasok narkoba!"

BLIND OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang