[ X ] The cause of all tragedies

Start from the beginning
                                    

Hari ini aku hanya berbaring di tempat tidur tanpa melakukan apapun. Pikiranku benar-benar kacau setelah kejadian kemarin malam. Aku bahkan tidak lagi menutup mata hingga pukul enam pagi dan akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja. Tenagaku benar-benar habis hari ini.

Setelah mengamuk hingga jatuh pingsan, aku kehilangan tenaga dan nyaris membiarkan diriku terlena di unitnya. Meyakinkanku bahwa dia sedang dalam wujud Choi Seungcheol menyebabkan kemarahanku tidak kunjung sirna sehingga begitu saja aku menolak imbauannya agar beristirahat lebih lama di sana.

Perasaanku begitu hancur dan semakin berserakan melihat wajahnya. Mengingatkan kembali pada kebenaran akan kematian Mingyu yang disebabkan oleh dirinya dan dia tidak memiliki niat untuk menjelaskan semuanya padaku.

"Kemungkinan besar itu perbuatan orang-orang yang ingin menjatuhkan Choi Seungcheol. Mingyu terlibat dalam masalah perusahaan utama dan Choi Seungcheol berusaha menghentikannya, tetapi semuanya terlambat."

"Masalah apa...?"

"Aku tidak dapat menceritakannya, Chae. Choi Seungcheol sedang berusaha menggali dan seharusnya aku tutup mulut. Tapi karena kau sudah mengetahui soal—Chaerin!"

Saat itu, Seungkwan tidak melanjutkan penjelasannya karena aku hampir ambruk. Pikiranku juga sudah terlanjur tumpul sehingga tidak lagi memungkinkan untuk mendengar semua ucapan Seungkwan yang terlalu mengejutkan nalarku.

Mengapa aku tidak pernah tahu kalau Mingyu terlibat masalah, bahkan itu berhubungan dengan Choi Seungcheol?

Sebesar dan seberbahaya apa sampai mereka menutupi semuanya begitu rapat dariku, bahkan sampai Mingyu menjauh dengan alasan ingin melindungiku...?

Apa lagi yang Mingyu tutupi ... apa lagi yang Choi Seungcheol sembunyikan ... apa lagi yang tidak mereka beri tahu padaku...?

Mengapa hanya aku yang tidak mengerti apa-apa di sini...?

Kupejam kuat mataku yang kembali memanas. Berkali-kali mencoba menguatkan diri, nyatanya semua ini terlanjur menghancurkan keteguhanku agar tidak menangis. Andai saja saat itu aku tidak mengikuti ego, apakah semuanya akan tetap seperti ini?

Andai saja aku tidak melepaskan Mingyu, apakah dia tetap akan berakhir seperti ini...?

Untuk kesekian kalinya kutarik napas dalam-dalam. Mengembuskan dalam lirihan getir sembari kedua tanganku menyeka lara yang kembali meleleh.

Aku tidak bisa terus begini. Tidak boleh terpuruk seperti ini.

Apabila ucapan Seungkwan benar, aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku harus tahu mengapa Mingyu terlibat. Siapa yang sudah begitu jahatnya pada Mingyu sehingga dia harus meregang nyawa dengan tidak adil seperti ini.

Keluarganya pun tidak tahu kebenaran sesungguhnya. Nyonya Kim bahkan masih menyalahkan dirinya sendiri karena lebih percaya Mingyu pergi karena kemarahannya soal berakhirnya hubungan kami.

Kusibak selimut sampai terjatuh begitu saja di lantai. Menyambar jaket, ponsel, kunci mobil, serta kunci akses apartemen Mingyu sebelum keluar dari kamar dengan langkah tergesa. Aku yakin ada yang belum kutemui di sana dan itu berhubungan dengan masalah yang disembunyikannya.

Namun baru saja membuka pintu, aku dipertemukan dengan sosoknya berdiri di dekat pintu. Bukan pintu unitku, melainkan pintu unitnya. Hanya dengan melihat tatanan rambut bersama sorot matanya yang lekas menumbuk kemari, aku tahu bahwa dia masih Choi Seungcheol.

Setelah mengerahkan amukan juga ketidaksudian melihat wajahnya kemarin, aku menyadari bahwa tindakan ini tidak akan menyelesaikan masalah. Dia yang mengetahui semuanya—apa yang kubutuhkan saat ini, dan mungkin sudah seharusnya aku mencari jawaban langsung darinya.

My Neighbor is Acting WeirdWhere stories live. Discover now