Siji

7.3K 356 2
                                    

"Eunghh." Seorang gadis yang tertidur di atas ranjang uks kini melenguh pelan dengan kening mengerut sebelum kedua matanya perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.

"Ssstthh, sakit banget kepala gue," gumam gadis itu yang tak lain adalah Aira.

Sepertinya dia belum sadar tempat mana yang sekarang dia tempati.

"Gue yakin mimpi gue tadi emang petunjuk sih, Rian anak anjing! Bisa-bisanya dia ngasih racun ke gue demi nyingkirin gue biar gak rebut posisi dia! Gue sumpahin hidup lo gak tenang abis ini," racau Aira dalam kondisi masih setengah sadar, bahkan sepasang matanya belum terbuka sempurna diakibatkan dia yang fokus dengan kepalanya yang terasa berdenyut sakit dan rasa sakit itu tak hilang-hilang.

"Emang bangsat tuh anak! Liat aja ntar, gue gentayangin lo!" lanjut Aira sebelum dia membuka sempurna sepasang matanya dan langsung bertemu dengan langit-langit ruangan yang serba putih.

"Gue masuk surga nih? Serius? Padahal dosa gue banyak loh," gumam gadis itu ngelantur.

"Tapi kok-"
Ucapan Aira terhenti sebelum dia yang tiba-tiba langsung duduk.

"Masa surga gini sih?" lanjutnya dengan suara reflek keras sambil melihat sekeliling ruangan yang dia tempati.

Setelah sadar sekarang dia ada di mana, Aira mengetuk kepalanya sendiri lumayan keras sampai dia meringis. "Awss, bego banget gue."

"Ini mah di UKS anjir! Gue belum meninggoy? Padahal kan gue keracunan," seru Aira yang masih berbicara sendiri dan bertanya entah pada siapa.

"Tapi tunggu-tunggu, perasaan UKS nya gak gini deh," lanjut gadis itu yang rupanya mulai menyadari ada suatu kejanggalan dan keanehan di sini.

"Masa gue di UKS doang langsung sembuh? Padahal gue diracun," gumam Aira lagi, masih tak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

Ceklek

Aira yang akan berbicara lagi tiba-tiba berhenti kala mendengar suara pintu terbuka, sontak dia langsung menoleh ke sumber suara. Dan wajahnya semakin terlihat kebingungan seperti orang yang tak tahu apa-apa.

"Aira! Akhirnya lo udah bangun!" seru seorang gadis berambut panjang dengan bandana merah maroon yang menghiasi kepalanya.

Gadis itu mendekati ranjang UKS yang ditempati Aira dengan senyum bahagia. Itu semakin membuat Aira bertanya-tanya siapa gerangan gadis tersebut, kenapa dia bisa mengenal namanya?

"Sorry, lo siapa ya?" tanya Aira hati-hati, takut jika di depannya itu seseorang yang penting di sekolahnya.

Sepasang mata gadis yang baru masuk UKS tersebut membulat penuh mendengar pertanyaan dari Aira. "Anjir! Cuma karena pala lo kelempar bola lo sampe amnesia dan lupain gue?"

"Hah? Kelempar bola?" cengo Aira seperti orang dongo yang tak tahu apa-apa. Lihat saja wajahnya yang terheran-heran cukup lucu untuk ditertawakan.

Sempat Aira melirik ke arah name tag yang ada di seragam gadis di samping ranjang UKS yang dia tempati karena dia benar-benar penasaran dengan identitas gadis tersebut, pasalnya gadis itu terasa sangat asing baginya dan juga ucapannya yang menurutnya ngelantur membuatnya kebingungan.

'Cika Adelia F?' batin Aira mencoba mengingat-ingat teman sekelasnya apakah ada yang bernama seperti itu atau tidak.

'Apa dari kelas lain ya?' lanjut Aira yang masih dalam kebingungan, mencoba berpikir positif dengan gadis itu yang memang berasal dari kelas lain dan kenal dirinya sedangkan dia tak kenal gadis itu.

"Iya Aira, lo tadi kan katanya lewat di pinggir lapangan terus gak sengaja kelempar bola sama cowo yang lagi main basket di lapangan! Lo keknya beneran amnesia dah, atau otak lo keknya geser dikit," balas gadis yang biasa disebut Cika. Gadis itu setelah berkata langsung mengambil air putih yang ada di atas nakas.

"Gue gak amnesia anjir!" Spontan Aira menjawab dengan nada tak santai karena kesal jika dia disebut amnesia.

"Dan apa kata lo tadi? Gue kelempar bola? Gue kan kayak gini gara-gara diracuni si Rianjing! Lagian lo siapa dah? Sksd banget sumpah!"

Cika mengerutkan keningnya sambil menyerahkan segelas air pada Aira. "Nih minum dulu, ini lo fiks amnesia gara-gara kelempar bola! Abis ini gue panggil dokter UKS dulu ya biar periksa lo lagi."

"Masa lo gak kenal sama gue sih? Ini sih udah keterlaluan amnesia nya, lagian siapa tuh Rianjing? Gue gak pernah denger namanya Ai, dan diracunin dari mananya? Orang lo emang tadi beneran abis kelempar bola kok, kalo gak percaya tanya aja sama anak-anak basket yang liat dan jadi saksi," lanjut Cika semakin dibuat heran dengan tingkah Aira yang menurutnya persis seperti orang amnesia.

Meskipun Aira menerima segelas air putih dari Cika, dia tetap menatap kesal pada gadis itu. "Ck! Dah lah capek gue ngomong sama lo!" decaknya kesal.

"Mending lo panggilin sahabat gue aja kesini!" lanjut Aira dengan nada memerintah. Dia masih belum sadar juga dengan keanehan yang dia alami, dia pikir Cika mungkin hanya berbual dan bermaksud mengeprank dirinya, karena jaman sekarang sangat rentan aksi prank-prank an lalu dijadikan konten bukan?

"Lah? Sahabat lo yang mana Ai? Sahabat lo kan cuma gue, kalo temen mah ada banyak," balas Cika terkekeh pelan, kali ini dia seperti menganggap Aira bercanda.

Aira lagi-lagi semakin kesal, dia mendengus untuk kedua kalinya. "Taik! Sejak kapan lo jadi sahabat gue anjir? Gue aja gak kenal sama lo maemunah!" balasnya dengan sarkas dan sedikit kata kasar membuat Cika mengerut tak suka melihat sikap Aira yang tak seperti biasanya.

Mendengar keterdiaman Cika membuat Aira yang orangnya tak sabaran menggeram tertahan. "Gu-argghhh!"

Tiba-tiba saja ucapan Aira terhenti kala merasakan seperti ada hantaman besar menimpa kepalanya yang terasa sangat sakit dan berat.

Melihat itu Cika panik. "Eh Ai Ai lo kenapa? Gue panggilin dokter aja ya? Lo juga keknya beneran amnesia deh, tu-"

Belum selesai Cika berbicara, Aira lebih dulu pingsan dengan tubuh kembali terbaring di atas ranjang UKS. Melihat itu Cika semakin khawatir dan langsung pergi dari UKS untuk memanggil dokter agar bisa menangani Aira.

AyataWhere stories live. Discover now