Escapism

99 17 7
                                    

Tanpa melepaskan apapun, Jongin tetap memaksa segala penjelasan, agar dia berhasil mendapat keyakinan atas kejadian di masa lalu yang mengacaukan segala hal di kehidupan berharganya sekarang.

Ini sebuah kebetulan yang Jongin yakini, tentang takdir yang Tuhan simpan, mungkin.

"Lepaskan aku dulu."

"Tidak," Jongin tentu mencegah itu, lalu ketukan di pintunya membuat mereka berkeringat, "Aku akan tetap menyentuhmu, meski kau menahanku."

"Profesor?"

Seseorang memanggil, sedangkan Kyungsoo berusaha mendorong tubuh itu untuk menjauhinya, namun Jongin terlalu kalut, dia ingin segera mendapat jawaban.

"Apa yang terjadi malam itu, Kyungsoo?"

Pintu dipaksa terbuka dan mata Patricia terkejut melihat jemari Jongin mengeras di pinggang Kyungsoo.

"Maafkan saya, Profesor."

Jongin melepaskan Kyungsoo akhirnya. Memang benar. Rumor akan tersebar dan membunuh seseorang tak bersalah. Hingga dia meminta Patricia untuk lain kali tidak memaksa masuk walaupun tak ada jawaban dari dalam.

Kecanggungan membuat mereka menyadari, bicara saat bekerja takkan menguntungkan. Rahasia itu akan menguliti rasa profesionalisme yang berusaha dibangun. Kyungsoo tak mampu mengingat apapun, bahkan saat terbangun dari ranjang panas itu, tak ada yang tersisa, kecuali tubuhnya dibalut penuh, dan siapapun itu meninggalkannya sendirian.

"Seharusnya kau yang menjelaskan tentang malam itu padaku."

Jongin meliriknya, merasa ada yang berusaha Kyungsoo tutupi, dan dia melangkah ke arah pintu untuk menguncinya.

"Kau tidak terganggu dengan Patricia?"

"Membahas malam itu, jauh lebih menggangguku."

"Baiklah, sekarang bicaralah."

Kyungsoo hampir mengumpat, rasa terbakar di dadanya mencapai permukaan, dan Jongin merasakan kesakitan itu seketika.

"Aku tidak tahu kau menikah dengan Baekhyun."

"Tentu, kau hanya mengenalnya untuk beberapa alasan."

"Alasan?"

Kyungsoo mengingat kejadian itu sangat samar, sebelum dapat belajar dengan benar, Kyungsoo mendatangi Paris dengan kehidupan yang membutuhkan banyak sekali dukungan, hingga satu waktu dia dipertemukan dengan wanita itu, yang menyapanya di bandara pertama kali.

"Violet. Dia menyebutmu Violet."

Kyungsoo merasa dunianya berputar, dia ingat nama itu disematkan saat dia bekerja di sebuah bar dengan pakaian ketat demi menghidupi biaya les yang sangat mahal. Dan lagi-lagi, Baekhyun sering memintanya untuk minum bersama.

"Kau benar-benar tidak mengenalku? Bahkan setelah malam panjang itu?"

"Seseorang menemukan bungkus obat di dekat minumanku dengan istrimu. Aku benar-benar tidak mengingat apapun, kecuali kau yang pergi dengan uang di sebelahku."

Jongin mendadak tak bisa mengatasinya, luka itu terlalu besar, hingga dia merasakan sesuatu di lehernya. Apa alerginya kembali? Mendadak?

"Kau menghinaku malam itu dan sekarang kau menuntutku bercerita setelah aku mendapatkan pekerjaan di sekolah ini?"

"Kyungsoo."

"Kau bahkan memanggilku seperti telah mengenalku sangat lama."

Jongin menelan ludahnya susah payah, dia mendekat lagi, namun Kyungsoo menepisnya.

The Violet GlimpseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang