Bagaimanapun Hati Selalu Menang

24 0 0
                                    

Angin malam dari balkon lantai dua memang selalu menjadi kesukaan Kinandita. Setelah kembali ke Jakarta, gadis itu memilih untuk lebih fokus pada kuliahnya dan menjauh dari Ethan. Laki-laki itu pun sudah cukup jarang menghubungi Kinandita. Mungkin sibuk atau menyerah.

Hari ini, setelah sekian lama menutup mata pada rumor-rumor palsu mengenai hubungan asmara antaranya dan Ethan. Dia mendengar rumor yang lebih membuatnya kesal. Pasalnya Ethan mengunggah foto Kinandita di Instagram pribadinya dan memberikan caption "Kesayangan💕" yang membuat rumor mereka menjadi lebih besar.

Entah sengaja atau tidak. Nyatanya postingan itu membuat kehidupan Kinandita semakin kesulitan.

"Kelihatannya kayak she fell first but he fell harder, gak sih mereka?"

"Ethan bucin banget, lucu."

"Kinan keliatan cuek, tapi Ethan malah clingy banget."

Itu hanya sedikit dari banyaknya omongan-omongan teman-teman kampus Kinandita saat membicarakan rumor tersebut tadi pagi. Niatnya Kinandita akan menghampiri Ethan di studionya dan memarahi laki-laki itu. Tapi setelah dihubungi manajer Ethan kalau Kinandita akan ikut Ethan ke Jakarta Selatan untuk sebuah acara pensi sekolah, membuat niatnya urung. Biar mereka bertemu nanti dan membicarakannya dengan leluasa dan pikiran tenang saja.

Maka disinilah Kinandita sekarang. Belakang panggung pensi salah satu sekolah negeri di Jakarta Selatan. Gadis itu sengaja datang telat untuk menghindari bertemu Ethan, takut kalau kelepasan dan malah menambah pikiran Ethan sebelum tampil di atas panggung.

"Saya gak perduli. Kita harus gunakan, manfaatkan dan peras potensinya. Jadi ketika Ethan sudah tidak lagi menjual, kita punya modal untuk mendebutkan yang baru dan lebih menjual dari anak itu."

Langkah Kinandita berhenti di depan ruang tunggu Ethan. Pintunya yang sedikit terbuka membuat Kinandita dapat melihat dua orang laki-laki yang sedang berdebat di dalam sana. Yang baru saja berkata-kata kasar adalah CEO di agensi Ethan, sedangkan yang satu lagi adalah manajer Ethan yang baru.

"Tapi Ethan sakit, Pak. Tolong bawa dia ke rumah sakit kalau gak mau kasih dia libur. Kalau dia sakit juga tidak bisa menghasilkan uang untuk perusahaan kan?" Laki-laki yang jauh lebih muda itu membela.

Sang CEO malah menghela nafas kasar, frustasi dengan orang di hadapannya. "Kamu tuh baru ya, jadi dengar saya baik-baik. Saya gak perduli dengan kesehatan Ethan, saya hanya perduli dengan uang yang di hasilkannya."

Kinandita tak bisa menahannya. Dia langsung membuka kasar pintu yang sudah terbuka sedikit itu, lalu menatap wajah CEO itu tak percaya. "Bapak, gila ya? Kalau mau jadiin Ethan ladang uang boleh, tapi ini masalah kesehatan Ethan. Malah dipaksa kerja terus, dia manusia bukan robot, Pak!"

Gadis itu langsung keluar dan berlari ke tangga turun panggung sambil menunggu Ethan selesai membawakan lagu terakhirnya. Saat Ethan turun, Kinandita dapat melihat wajah pucat laki-laki itu yang tetap tersenyum melihatnya.

Dengan terburu-buru, takut juga didatangi CEO agensi Ethan yang tak ia ketahui namanya itu. Kinandita menarik tangan Ethan pergi dari sana setelah Ethan selesai membereskan seluruh properti yang digunakannya. Ethan didorong masuk ke mobil yang dibawa Kinandita tadi.

"Kenapa buru-buru, An? Lo udah kangen banget sama gue emang?"

"Kenapa buru-buru, An? Lo udah kangen banget sama gue emang?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kinandita menjalankan mobilnya ke rumah sakit terdekat. "Bisa berhenti bikin gue khawatir gak sih, Than? Bisa cukup bikin gue nangis gak?" Kinandita berteriak frustasi.

"Hey, hey! Kenapa? Gue kenapa emang? Maaf bikin lo jadi begini, An." Ethan justru khawatir pada Kinandita yang telah menjatuhkan air matanya barusan.

"Kalau sakit itu langsung ke rumah sakit gak usah nunggu persetujuan siapa-siapa, gak usah nanya, langsung lari pake kaki lo ke rumah sakit. Ethan lo bukan anak kecil yang terus diatur hidupnya." Kinandita menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti lalu mengatur nafasnya sendiri.

"Gue sakit hati banget tau gak denger bapak tua itu ngomong tadi. Lo udah berapa lama diginiin? Lo bukan sapi yang terus disuruh kerja meski sakit, kalau sapi sakit aja udah dirawat, dikasih obat. Lo enggak!"

Ethan terkekeh kecil mencoba mencairkan suasana dan sedikit membuat Kinandita tenang. "Masa lo samain gue sama sapi, An?"

"Lagian, gue kira lo dateng mau nanya soal postingan gue waktu itu." Ethan mengalihkan topik.

Kinandita malah membuang nafasnya kasar, "Bisa gak ngalihin topik gak? Iya gue tadinya mau ngajak lo ngomongin itu, mau marahin lo. Tapi nunggu lo udah sehat aja dulu biar enak sekalian ditabok."

"Adududu kesayangannya Ethan lucu amat kalau lagi khawatir, mau sakit terus deh."

Seketika tangan kiri Kinandita mendarat pada bibir Ethan, "Gak usah ngomong gitu. Kalau diaminin malaikat lo abis, Than."

Ethan tersenyum. Semua orang yang melihat senyum itu pasti tahu kalau Ethan sedang senang dan betapa tulusnya senyuman itu. Kinandita akan terus kembali padanya meski terus mencoba menjauh, mungkin ini salah satu cara semesta mendekatkan mereka.

























To be continued.

The Sunset Is Beautiful, Isn't It? Where stories live. Discover now