Dunia Berjalan Cepat

16 2 0
                                    

Awal tahun baru nampaknya membuat orang-orang jadi lebih termotivasi untuk cepat dan menjadi lebih tangguh dari tahun lalu. Kinandita juga, Ethan apa lagi. Ethan sudah debut sebagai penyanyi solo Januari lalu, sampai Maret ini dia sudah memiliki dua album yang terjual laris di pasaran.

Ethan, penyanyi muda dan tampan yang memikat orang-orang dengan lagu, suara dan wajahnya. Bakat musik laki-laki itu bahkan membuat senior-seniornya terkagum-kagum, dari tiga belas lagu di dua albumnya, ada sekitar enam lagu buatannya yang jadi favorit banyak orang meski bukan lagu utama dalam albumnya.

Sudah tiga bulan debutnya sukses, Ethan masih tetap mendapatkan banyak pujian atas vokalnya yang luar biasa dan teknik-tekniknya serta kepekaannya terhadap sebuah nada. Ethan di atas panggung kerap kali menyempatkan dirinya turun panggung untuk bernyanyi bersama penggemar-penggemar wanitanya.

Meski begitu Ethan tetap saja tidak peka terhadap perasaannya sendiri maupun perasaan Kinandita yang sudah sering kali mengungkapkannya blak-blakan. Rumor pacaran mereka berdua bahkan sudah tersebar lama. Membuat Kinandita tak lagi bisa berada di tempat penonton untuk menonton Ethan selain karena penggemar Ethan yang akan mengerubunginya dan karena Papanya yang sudah melarangnya untuk ada di sekitar panggung.

Ngomong-ngomong tentang Papanya Kinandita, dia mengetahui hubungan dekat anaknya dengan penyanyi solo yang sekarang sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia itu. Meski Kinandita tak mengakui perasaannya kepada sang ayah, nyatanya dia mengetahui itu dari mata anaknya.

"Papa gimana kemarin? Marah?" Keduanya baru saja pulang makan bakso di pedagang kaki lima langganan, sekarang sedang berada di moge kesayangan Ethan, katanya sih nyaman pakai motor yang sangat bagus dalam tikungan ini.

"Gak marah, cuma dinasehatin aja. Katanya, Ethan ganteng, kamu jangan sia-siain."

Tawa Ethan lepas mendengar perkataan Kinandita yang diucapkannya agak keras karena takut tak terdengar. "Ngarang aja lo, An."

"Gak ngarang, Papa emang ngomong gitu. Papa mah peka gak kayak lo." Dua kalimat itu hanya dia ucapkan kecil, sehingga Ethan tak dapat mendengarnya apalagi di balik helm full face-nya itu.

"An, lusa gue mau tampil di Bandung. Lo mau ikut gak?"

"Ikut gak ya? Males lagi gue nemenin lo kali ini."

"Halah, gak usah jual mahal. Udah gue pesenin kok, gue cuma mau ngasih tau aja, gak perlu persetujuan lo."

"Idih, kok gak perlu. Kan harusnya nanya dulu, kalau gue gak mau gimana?"

Ethan terkekeh kecil, "Masa lo nolak ke Bandung sama gue, An? Dalam sejarah mana adanya itu? Lo mah pasti banget mau ke Bandung sama supir lo ini kan."

Tak dapat terelakkan, candaan yang terdengar seperti sindirian itu membuat keduanya tertawa puas.

"Than, kalau gue capek gimana? Gue mau nyerah tapi gak bisa, soalnya pasti gak akan ada lagi hari bahagia untuk gue. Kalau mau dirasain, kaki gue sakit banget untuk lanjut." Perkataan perumpamaan itu menjelaskan tentang perasaan Kinandita terhadap Ethan, tapi Kinandita tahu bahwa Ethan tidak mungkin mengerti perkataannya. Dia pasti akan mengartikan ke arah yang berbeda.

Ethan mengelus kaki Kinandita yang dingin itu sebentar, "Kaki lo sakit karena udah penuh luka, An. Tapi kata nyokap gue, kalau sakit itu diobatin, kalau jatuh itu bangkit dan kalau lelah itu istirahat bukannya malah nyerah. Gue ada kok buat lo disini, gak kemana-mana."

Rasanya Kinandita benar-benar mau berteriak pada Ethan. Menyatakan betapa sakit hatinya saat Ethan lebih perhatian pada penggemar wanitanya dari pada Kinandita, menyatakan betapa cemburunya dia saat Ethan bisa menatap mereka dengan seluruh ketulusannya, mengatakan pada dunia kalau dia begitu mencintai Ethan.

The Sunset Is Beautiful, Isn't It? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang