Sebenarnya

30 5 0
                                    

"Kamu bisa gak sih nurut sama Papa sekali aja. Dulu kamu gak kayak gini, Nan," lirih sekali laki-laki paruh baya itu berkata kepada sang anak. Malam itu di mobil rasanya sumpek dan sesak sekali. Tidak seperti biasanya.

Biasanya Nick Yohansen —Papanya Kinandita— jarang sekali berbicara selirih ini, lebih sering marah-marah seolah memiliki riwayat darah tinggi padahal kenyataannya tidak. Nick terlihat sangat lelah dengan anak satu-satunya itu.

"Papa takut, Kinan. Tolong jangan kayak gini." Nick mengacak rambutnya berusaha meredam rasa sakit di kepalanya. Dadanya sesak menahan segala sesuatu yang ditahannya. Traumanya kembali setiap mengetahui anak perempuannya satu ini kembali ke tempat yang amat dibencinya.

Kinandita tidak berniat melakukan hal yang membuat Papanya menjadi seperti ini, tapi dia menyadari sekarang kalau dirinya telah kelewat batas sampai-sampai harus Papanya yang menjemput anak ini.

"Maaf, Pa. Kinan salah, Kinan janji gak akan dateng ke tempat kayak begitu lagi."

"Termasuk cafe seberang kantor Papa?"

Kinandita terdiam, lidahnya kelu. Nick mengetahui kalau dia selalu pergi ke cafe itu setiap minggu, tapi bagaimana bisa? Kinan selalu bermain aman dan selalu pulang sebelum Nick pulang ke rumah. Pakaian Kinan juga cukup tertutup untuk bisa dikenali orang-orang Nick. Tapi ternyata dia masih sangat lugu dan polos untuk Nick.

"Kinan, orang tua kandung kamu berakhir di atas panggung seperti itu. Papa gak mau kamu juga berakhir seperti mereka, Papa takut."

Kedua orang tuanya adalah penyanyi duo, yang berawal dari saat keduanya berpacaran. Dan Nick bukan orang tua kandung Kinandita, dia hanya adik dari ibu kandung Kinandita yang pada saat Kinandita berumur empat tahun harus menjaga anak itu hingga besar karena orang tua kandungnya harus berakhir meninggal di atas panggung karena bencana alam saat mereka berdua mengadakan konser.

"Iya." Meski tidak rela, Kinandita tetap berusaha menyanggupi. Diingat-ingat dia sudah berulang kali jadi beban Nick seumur hidupnya. Nick memiliki trauma yang sangat besar terhadap panggung dan bertambah parah karena Kinandita, Nick bahkan mengorbankan banyak hal termasuk tidak menikahnya Nick untuk fokus pada pertumbuhan Kinandita.

———

"Lo ngeliat siapa, Than?"

"Gak tau. Familiar aja tapi gue gak kenal, kayaknya orang yang selalu dateng setiap minggu ke cafe tempat gue tampil sama anak-anak," jelasnya pada teman sekaligus manajer dia dan Saturday Night Band, Sadewa Ann Hanggani.

 Familiar aja tapi gue gak kenal, kayaknya orang yang selalu dateng setiap minggu ke cafe tempat gue tampil sama anak-anak," jelasnya pada teman sekaligus manajer dia dan Saturday Night Band, Sadewa Ann Hanggani

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki berketurunan Belanda-Prancis-Indonesia itu mengangguk mengerti. Sebenarnya dia seumuran dengan anak-anak Saturday Night dan sudah seperti teman dengan mereka, bahkan dia lebih muda dari Ethan tapi sikapnya sebagai manajer yang tegas juga agak suka bercanda membuat Saturday Night menghormatinya sebagai manajer.

Ethan duduk di kursi penumpang depan, menemani Sadewa yang menyetir mobil. Ethan tidak berniat pulang ke apartemennya jadi dia meminta untuk menginap saja di asrama Saturday Night.

Meski tidak berada dalam naungan agensi manapun, tapi usaha keras mereka membuat kelimanya memiliki apartemen untuk menjadi asrama yang bisa ditempati mereka kapan saja. Bahkan rapat mereka pun diadakan di sana.

"Anak-anak gak ada yang ke asrama, lo sendiri gapapa kan?" Sadewa berujar sambil melihat jam di tangannya.

"Gapapa, lagian kayak baru kenal gue aja lo." Keduanya tertawa, Sadewa baru ingat, laki-laki introvert di sebelahnya ini sangat suka sendirian.

Ethan membuka pintu apartemennya menghirup aroma menenangkan yang selalu ada di asrama Saturday Night ini. "Masih sama, padahal gue udah gak kesini tiga bulan tapi masih rapi. Mereka gak main disini apa gimana?"

"Oh ini mah pasti kerjaan Sadewa sama Jayden," monolognya. Keadaan apartemen yang rapih dan bersih setelah Saturday Night tinggali ini kalau bukan karena Ethan yang membersihkan pasti karena Sadewa dan Jayden sang ketua yang tidak mau membuat Ethan kesal.

Membuka rak di bawah meja pantry dan ada mie instan, Ethan langsung cepat-cepat mengambil air dan memanaskannya di atas kompor. Sambil menunggu airnya mendidih. Ethan memutuskan untuk membersihkan diri dan mengganti baju ke yang lebih santai dengan cepat.

Kaos putih dan celana pendek berwarna hitam itu sebenarnya bukan miliknya tapi milik salah satu anggota Saturday Night, Jay si Bassist. Jay yang paling modis itu pun memiliki banyak sekali pakaian dan meletakkan banyak pakaiannya di asrama juga agar dia bisa tetap tampil dengan pakaian terbaiknya meski tinggal di asrama. Berbeda dengan anggota yang lain, yang meletakkan sedikit saja pakaian mereka di asrama.

Ethan meletakkan mie instannya dan membuka bumbunya di mangkuk, sambil menunggu mie itu jadi, Ethan membuat teh. Hingga tak lama mie miliknya jadi. Balkon adalah tujuan utamanya. Jadi dia berjalan lurus membawa nampan berisi secangkir teh dan semangkuk mie instan.

Ibu kota terasa sangat dingin hari ini, tapi Ethan menghalau pikiran-pikiran melownya dan memilih untuk menyetel YouTube berisi cerita horor. Sebenarnya dia penakut tapi kalau hanya mendengarkan cerita horor begini dia biasa saja, beda kalau dia menonton yang seperti Jurnalrisa bisa tidak tidur Ethan malam ini.

"Tapi, cewek tadi siapa ya? Yang narik dia juga siapa? Yahh, gue minta maaf banget kalau itu orang jahat. Soalnya gue gak tau, takut itu malah keluarganya, gue yang di tendang nanti."

Setelah selesai dengan kegiatannya, Ethan masuk ke kamar anggotanya yang lain. Karena kamarnya sangat jauh dari pintu keluar jadi dia tidur di kamar Jake yang paling dengan dengan pintu keluar. Bila sendirian dia takut tidak ada yang membangunkannya atau menyelamatkannya bila sesuatu terjadi, jadi dia memilih untuk tidur lebih dekat dengan pintu.

The Sunset Is Beautiful, Isn't It? Where stories live. Discover now