SE - Bab 6: Hangover

Start from the beginning
                                    

Bryan keluar dengan keadaan segar, meski kepalanya masih pusing karena efek minum sebotol wine saat pulang sekolah.

Sebenarnya Aaron juga heran dengan Bryan yang pulang-pulang langsung menegak sebotol wine dan mengingat bagaimana Bryan merusak seisi kamarnya tentu membuat Aaron terheran-heran.










*****











Disaat mereka baru sampai di halaman belakang, Bryan langsung ikut bergabung di samping Leo dan Aaron duduk di samping nya karena hanya itu yang tersisa kosong.

"Baru balik lu?"

Bryan berdecak, "Buta Lo!" Sentaknya.

Leo tertawa pelan, "Santai bro. Makin sensi aja, pms lu?"

"Gak usah bikin mood gua rusak."

Aaron menatap interaksi dua orang yang ada di samping nya, kalau jujur Aaron sedikit tidak suka dengan sikap Leo yang terlalu berlebihan menurutnya.

Aaron jelas tahu jika mereka sudah lama kenal dan berteman sebelum dirinya mengenal Bryan, tetapi tetap saja melihat kedekatan mereka berdua membuatnya tidak suka karena mereka terlalu dekat.

Haha. Alasan yang tidak masuk akal.

"Lu ngapain sama Aaron?" Tanya Diki menatap Aaron dan Bryan bergantian.

"Ada hal yang di urus." Balas Bryan sedangkan Aaron memilih diam.

Mereka semua menikmati waktu malam ini dengan bbq bersama, tak lupa mereka saling mengukir kenangan dan membalas rasa rindu yang sudah lama mereka tahan.

Banyak cerita dari masa ke masa yang membuat Bryan terkekeh jika mengingat kejadian lalu dan tak lupa dirinya suka mendengar para sahabatnya itu bercerita tentang yang mereka alami selama Bryan tidak ada.

Sedangkan kini Frank tengah khawatir dengan Satya yang sudah menempelkan kepalanya di pundak Frank. Wajahnya memerah karena efek mabuk nya.

"Ehh, gua ke kamar dulu ya. Kasihan Satya mabuk berat." Frank mengangkat tubuh Satya ala bridal yang membuat Leo menatap tajam kepergian Frank.

"Jangan bikin gua bunuh lu, Leo!" Tegur Bryan.

"Gak usah cemburu!" Timpal Zain membuat wajah Leo melengos kesal.

Aaron hanya menatap Leo yang wajahnya terus di tekuk. Seperti nya Satya itu kekasih Leo, itu pikirnya.

Selama ini ia tidak heran jika ada sepasang sesama jenis dan ia sudah menemukan banyak yang terang-terangan bahwa mereka adalah seorang yang menyukai sesama jenis. Kemungkinan memang teman-teman Bryan adalah seorang Gay atau penyuka sesama jenis.

Tak heran jika sejak tadi di kantin sekolah Leo tidak suka dengan kehadiran Frank karena merebut perhatian Satya darinya. Haha, Leo sedang cemburu.

"Gua gak cemburu, cuma tuh anak jadi bikin gua jauh sama Satya." Balas Leo membela diri.

"Halah, alasan doang." Sahut Diki.

"Lu habisin ini semua, setelah itu tidur. Kepala gua pusing, gua mau tidur. Aaron, yok."

Aaron hanya ikut di seret oleh Bryan. Lagian ia juga sudah kenyang memakan sepiring daging panggang buatan mereka.

Kepergian Bryan dan Aaron menjadi tanda tanya bagi ketiga orang yang ada di taman belakang.

"Bryan Deket sama Aaron?" Tanya Diki pada dua orang yang tersisa.

"Gak tau juga, kita gak sekelas sama Aaron." Balas Zain.

"Apalagi gua yang jurusan IPS. Tolol lu berdua kalo tanya ke gua." Balas Leo.










*****












Bryan menatap malas ke arah ponselnya, ia sedang membuka isi pesan yang menghubungi nya. Namun matanya tertuju pada salah satu nama yang terus memberi spam kepadanya.

Sedangkan Aaron tengah mengerjakan tugasnya, jadi dia tidak tau jika wajah kusut Bryan kini telah muncul kembali.

"Aaron, lu kapan selesai?" Tanya Bryan.

"Kenapa? Udah ngantuk? Tidur duluan aja." Balas Aaron.

"Enggak sih, temenin doang. Kamar lu gak ada guling soalnya."

Aaron menoleh, "Guling nya ada di lemari." Balas Aaron seraya menunjuk lemari.

"Ck, gak peka." Guman Bryan.

Kaki Bryan melangkah ke lemari dan mengambil guling yang di simpan Aaron. Dengan langkah gontai kembali ke ranjang dan menidurkan diri meski ia ingin jika Aaron tidur di samping nya.

Aaron yang menyibukkan diri di meja belajar nya hanya tersenyum tipis mendengar gumanan Bryan. Tentu ia mendengar karena pendengaran cukup tajam, apalagi Bryan seperti mendumel saat menggumankan kata itu. Di kamar juga sepi, tidak ada suara apapun yang terdengar jadi tak heran jika ia mendengar nya.

Kamera ponsel ia nyalakan, mengarahkan kameranya ke ranjang yang di mana Bryan tengah tertidur tengkurap dengan guling yang di bawahnya.

Menggemaskan.

Karena merasa kasihan dengan Bryan, Aaron menutup laptopnya dan membereskan barang-barangnya. Ia melangkah mendekati Bryan yang mencoba tidur di balik selimut tebal itu.

"Udah gua temenin, sekarang tidur yang bener!"

Kepala Bryan menyembul keluar dari selimut. Ia menatap Aaron dengan kesal, menggeser sedikit tubuhnya dan membiarkan Aaron merebahkan diri di sampingnya.

"Lain kali gak usah sok mabuk!" Ucap Aaron menegaskan bahwa Bryan tidak boleh melakukan hal itu lagi.

Apa katanya? Sok mabuk?

Hell!! Bryan sudah terbiasa minum alkohol dengan kadar tinggi hanya saja kemarin ia ada masalah yang membuatnya semakin stres.

"Ponselmu bunyi terus, di lihat kek siapa yang chat elu." Ujar Aaron menunjuk ponsel Bryan yang ada di meja nakas.

Bryan mengambil ponselnya dan mematikan ponsel itu, membuat Aaron menatap bingung.

"Biarin aja." Balas Bryan malas.

Aaron hanya menghela nafas, ternyata Bryan memang semenyebalkan itu. Jika di lihat Bryan orang yang dingin dan tak tersentuh, namun berbeda dengan pikiran nya dulu. Sekarang ia tau bahwa cover seseorang tidak bisa di judge begitu saja karena terkadang cover hanyalah topeng belaka untuk melindungi diri.

Aaron pun mencoba tidak mempedulikan Bryan, ia langsung menyelam menuju alam mimpi di bandingkan mengurusi Bryan yang mungkin bisa membuatnya marah atau terpancing.






.

.

.

.

.

.

To be continued!!!

Ninuninu..

Student Exchange | TaeGyuWhere stories live. Discover now